Rabu, 14 Desember 2016

TUTUR BERSAYAP



TUTUR BERSAYAP 
Maafin aku ya, aku bener-benr minta maaf. Aku tadi yang menjatuhkan cangkir itu, maaf ya. Gimana? Aku ganti? Maaf banget ya?
 Salah satu sifat terpuji menurut agama manapun adalah mau mengakui kesalahan sendiri yang terlanjur dilakukan. orang bijak berkata, "Orang yang berakal itu adalah bukannya orang yang pandai mencari-cari akal untuk membenarkan kejelekannya setelah ia terjatuh ke dalamnya, tetapi orang yang berakal itu adalah orang yang pandai menggunakan akalnya untuk mengakali kejelekan agar dirinya tidak terjatuh ke dalamnya."
Konsep melihat cermin adalah konsep melihat dari sendiri. Mengamati kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Orang yang miliki akal, akan mengamati dir seperti mangamati hidup yang akan dijalaninya.
Para pakar psikologi mengatakan bahwa kemampuan mengakui kesalahan sendiri ini adalah salah satu indikator kedewasaan jiwa seseorang. Oleh karena itu, setua apapun usia anda, tetapi bila anda belum mampu untuk mengakui kesalahan yang terlanjur anda lakukan, maka anda pada hakikatnya tidak lebih dari anak ingusan yang Sok dewasa!
Kualifikasi kekanak-kanakan ini berbeda dengan kesukaan terhadap film anak-anak. Kekanak-kanakan akan menjadikan kita sulit menjadi dewasa. Apakah tubuh kita menjadi tua. Keadaan kita tetap menjadi anak-anak yang susah diatur. 
Begitu juga sifat arogan yang tidak senang mendengarkan kritikan dari orang lain. sikap ini benar-benar konyol! Coba bayangkan, mestinya ia berterima kasih kepada orang yang secara gratis mau memberitahukan kekurangan-kekurangan yang ada padanya. Apalagi Allah dalam AL-Qur'an jelas-jelas menyuruh manusia untuk saling nasihat-menasihati mengenai kebenaran. Tidaklah salah kiranya bila sifat tabu terhadap kritikan ini menunjukan bahwa orang yang demikian itu sebenarnya hanya baru sebatas mampu memakai baju orang dewasa ; sementara jiwanya sendiri sebenarnya masih terkurung dalam dunia anak kecil yang tidak jelas.
Dunia anak-anak dalam konteks psikologi adalah terjebak pada posisi Peter Pan Syndrom.kondisi dimana keadaan seperti Harun, dalam novel Laskar Pelangi anak kecil yang terperangkap dalam tubuh besar.
Cobalah berpikir dengan jernih, kiranya semua orang akan setuju bahwa bila kita mau mengakui kesalahan atau pun terbuka terhadap kritikan, justru akan membuat orang semakin respek pada diri kita. Dan sebaliknya sikap mencari-cari alasan atau pun naik darah bila dikritik malahan membuat orang mencibir. Lalu mengapa kita masih sukar ke luar dari nafsu jelek ini? Masalahnya mungkin adalah karena kita terlalu takut dengan pandangan orang daripada pandangan Allah. tau barangkali kita lebih rela kehilangan hati nurani daripada kehilangan muka!    ALLAHU AKBAR!
Hati nurani merupakan suatu korban daripada muka, apabila muka bisa lebih diselamatkan oleh diri kita. Sungguh memalukan, tapi itu adalah kasus yang sudah jamak.
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya, dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya. (An-Naazi'aat 79 : 40-41)

Tidak ada komentar: