Jumat, 23 Desember 2016

Tauladan Rasulullah



Tauladan Rasulullah
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya. Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu,Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?
Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja. Apakah Itu?, tanya Abubakar RA. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, kata Aisyah RA. Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, Siapakah kamu? Abubakar RA menjawab,Aku orang yang biasa (mendatangi engkau). Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si pengemis buta itu.
Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku, pengemis itu melanjutkan perkataannya. Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Jika kita mengenal Rasulullah SAW, lalu mengamalkan secara benar-benar  apa yang telah beliau contohkan, akan rindu berjumpa dengannya. Inilah pertanda cinta yang akan mengantarkan kita menjadi ahli surga. Allah berfirman dalam QS Al-Ahzab ayat 21: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasul itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."Jika kita mengenal, lalu mengamalkan secara sungguh-sungguh apa yang telah dicontohkan Rasulullah SAW, maka akan timbul perasaan cinta dan rindu ingin berjumpa dengannya. Inilah pertanda cinta yang akan menjadikan kita ahli syurga. Aamiin.
Abu Hurairah telah mendengar Nabi s.a.w. bersabda: Ada tiga orang dari Bani lsra’il, belang, botak dan yang ketiga buta. Ketika Allah akan menguji mereka, lalu Allah mengutus seorang Malaikat berupa manusia, maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan bertanya. Apakah yang kau inginkan? Jawabnya: Kulit dan rupa yang bagus serta hilangnya penyakit yang menyebabkan orang?orang jijik pada saya. Maka diusap oleh Malaikat itu. Seketika itu juga hilang penyakitnya dan berganti rupa serta kulit yang bagus. Kemudian ditanya lagi : Kekayaan apakah yang kau inginkan? Jawabnya: “Unta”. Maka diberinya satu unta yang bunting, sambil dido’akan: BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA.
Kemudian datanglah Malaikat itu kepada sibotak dan bertanya : Apakah yang kau inginkan? Jawabnya : Rambut yang bagus dan hilangkan penyakit saya yang menyebabkan kehinaanku di dalam pandangan orang. Maka diusapnya, lalu seketika itu juga tumbuh rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi : Kini kekayaan apa yang kau inginkan? Jawabnya ; ..Lembu”. Maka diberinya satu lembu yang bunting, sambil dido’akan: BAARAKALLAHU LAKA FlIHAA. (Semoga Allah memberkahi bagimu kekayaanmu itu). Lalu datanglah Malaikat itu kepada Si buta, dan bertanya: Apakah yang kau inginkan? Jawabnya: Kembalinya penglihatan mataku, supaya saya dapat melihat orang. Maka diusapnya, segera pula terbuka matanya dapat melihat. Selanjutnya ditanya pula : Kekayaan apakah yang kau inginkan? Jawabnya: “Kambing”. Maka diberinya seekor kambing yang bunting, sambil dido’akan. Kemudian setelah beberapa tahun dan masing?masing telah mempunyai daerah tersendiri yang penuh dengan unta, atau lembu ataupun kambing.
Maka datanglah Malaikat itu berbentuk seorang miskin, laksana keadaan sibelang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya itu, maka berkata: Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalanan saya ini, maka tiada yang dapat mengembalikan saya kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian bantuanmu, maka saya mengharap demi Allah, Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini. Jawab si belang. Hak?hak orang masih banyak, saya tidak dapat memberimu apa?apa, boleh minta saja di lain tempat. Berka­ta Malaikat itu: Saya seolah-olah  pernah tahu padamu tidakkah kau dahulu yang belang dan dijijikan orang juga seorang miskin, kemudian Allah memberimu kekayaan? Jawab: Saya telah mewarisi kekayaan ini dari orang tuaku. Berkata Malaikat itu: Jika kau berdusta, semoga Allah mengembalikan keadaanmu sebagaimana dahulu. Kemudian pergi kepada sibotak, dengan menyamar seperti keadaan si botak dahulu, dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si belang, namun juga mendapat jawaban seperti jawaban sibelang, hingga di do’akan, jika kamu berdusta semoga kembali sebagaimana keadaanmu sedia kala.
Dan akhirnya datanglah kepada sibuta, dengan menyamar seperti keadaan sibuta dahulu semasa is miskin, dan berkata: Seorang miskin dan orang rantau yang telah putus hubungandalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan saya ini kecuali denganpertolongan Allah, kemudian bantuanmu, saya minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan perjalananku ini. Jawab si buta: Dahulu saya memang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku, maka kini ambillah sesukamu, saya tidak akan memberatkan sesuatupun kepadamu yang kau ambil karena Allah. Maka berkata Malaikat: Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji, maka Allah telah ridla dan murka kepada kedua temanmu itu.  [HR. Bukhari dan Muslim]
Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: