Jumat, 23 Desember 2016

CINTA KEHIDUPAN AKHIRAT



CINTA KEHIDUPAN AKHIRAT 
Suatu ketika Rosulullah SAW berjumpa seorang pemuda dari kalanga Anshar, Haritsah namanya. “Bagaimanakah keadaanmu hari ini, wahai haritsah?, Tanya Rosul. “Saya kini menjadi seorang Mukmin yang sungguh-sungguh.” Jawab Harisah. “Wahai Haritsah, hati-hati dengan perkataanmu. Sebab setiap ucapan ada bukti hakikinya.” “Ya Rosulullah jiwaku jemu dari dunia, sehingga saya bangun malam dan puasa di siang hari. Kini, seolah-olah saya berhadapan dengan Arasy, dan melihat ahli surga saling menziarahi, sebagaimana aku melihat ahli neraka sedang menjerit-jerit di dalam nya”. Rosul kemudaian bersabda. “Engkau telah melihat, maka tetapkanlah (Jangan berubah). Engkau seorang hamba yang telah diberi cahaya iman dalam hati”. Haritsah berkata, “Ya Rosulullah, do’akan aku agar mati syahid”. Rosul pun berdoa seperti diminta Haritsah. Dikemudian hari, Allah SWT mengabulkan do’a Rosulullah SAW. Haritsah gugur sebagai Shuhada.
Orang yang memiliki keyakinan seperti itu akan selalu berhitung tentang akhirat. Baginya dunia hanya menarik sebagai bekal untuk akhirat. Saat melihat uang, yang terfikir bukan bagaimana memuaskan nafsu dengan uang tersebut. Justru berfikir bagaimana uang itu bisa menyelamatkannya diakhirat kelak. Cinta akhirat tidak harus menjadikan seseorang menjauhi hiruk pikuk dunia, menyendiri dan tidak peduli dengan dunia luar. Cinta akhirat harus membuat seseorang lebih produktif berkarya. Hidup tidak tergantung kepada siapapun selain kepada janji Allah. Ia tidak bergantung kepada gaji. Ia tidak erlalu yakin dengan harta jabatan atau ketenaran. Ia hanya yakin kepada janji Allah yang kekal sifatnya.
Rosulullah SAW bersabda, “Barang siapa menjadikan Akhirat sebagai harapannya maka Allah memberikan kepuasan dalam hatinya, menghimpun semua impiannya dan dunia pun akan mendatanginya dengan merunduk. Dan barang siapa menjadikan dunia sebagai cita-citanya, maka Allah akan menjadikan kemiskinan di depan matanya, membuyarkan semua mimpinya, dan dunia idak akan mendatanginya melainkan apa yang telah ditentukan baginya (HR.Tirmidzi). Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka. (QS. 10:70) Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (QS. 11:15). Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 11:16). Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). (QS. 15:3). Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. (QS. 16:107). Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang di terbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 18:45). Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang disisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal.Maka apakah kamu tidak memahaminya? (QS. 28:60)
Akherat adalah sebuah alam lain yang benar-benar kekal didalamnya. Tidak ada janji tertulis didalamnya, hanya kita yang mau dan mampu saja untuk melakukan tingkat kekuatan untuk yang terbaik di akhirat. Allah Maha Besar.

Tidak ada komentar: