Selasa, 13 Desember 2016

Tragedi Stadion Hillborough



Tragedi Stadion Hillborough
Puluhan orang tewas dalam musibah di Stadion Hillsborough. Inggris berduka tapi pendukung  kesebelasan Liverpool paling menderita dalam kejadian tersebut. Semua korban adalah suporter "The Kop" yang datang ke stadion itu untuk menyaksikan duel semifinal Piala FA lawan Nottingham Forest.
DUA puluh tahun lalu, tepatnya 15 April 1989, ribuan suporter Liverpool mendatangi Stadion Hillsborourgh, untuk mendukung timnya melawan Notthingham Forest di semifinal Piala FA. Malang tak dapat ditolak, di sisi tribun yang bernama Leppings Lane End, penonton berdesak-desakan. Sebanyak 96 suporter Liverpool pun tewas dan puluhan lainnya terluka.
Stadion Hillborough, yang berkapasitas 40.000 penonton, hanya menyediakan kurang dari 15.000 tempat duduk bagi suporter tim tamu. Padahal, waktu itu Liverpudlians sangat bersemangat menyaksikan tim favoritnya, yang saat itu sedang mencapai masa jayanya. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Duel itu kemudian dihentikan, sebelum dipindah ke Old Trafford pada 7 Mei 1989.
Meski Liverpool akhirnya menjadi juara dengan mengalahkan Everton, kejadian tersebut telah menorehkan luka mendalam bagi tim sepak bola di seluruh dunia. Keluarga korban menggugat polisi dan petugas lapangan, yang awalnya tidak mengakui bahwa musibah itu disebabkan karena keteledoran memaksakan penonton masuk ke stadion yang penuh sesak.
Mengingat kembali kejadian tragis tersebut, berikut rentetan kejadian pada hari H berdasarkan informasi yang didapatkan oleh Times Online:
Pukul 08.00
Pendukung Liverpool mulai berkonvoi menuju Stadion Hillborough di Kota Sheffield, sebelah timur Liverpool.
09.00
Sebanyak 801 personil awal petugas kepolisian, 370 petugas lapangan, serta petugas loket datang ke stadion. Seluruhnya ada 1.100 orang ofisial yang bertugas di pertandingan itu.
10.00
Polisi mengadakan pertemuan di tribun utara untuk membahas pengamanan stadion. David Duckenfield untuk pertama kalinya ditunjuk sebagai kepala keamanan dalam duel sepak bola itu.
11.00
Gelombang pertama pendukung Liverpool tiba di stasiun kereta api di Sheffield. Dalam waktu 3,5 jam berikutnya, jumlah suporter diperkirakan mencapai 25.000 orang.
12.30
Ketua Federasi Sepak Bola Inggris (FA), Graham Kelly, beserta tamu lain tiba di stadion untuk makan siang bersama jelang pertandingan.
14.00
Liverpudliands datang dalam jumlah berlipat-lipat dan langsung mengantre di tujuh gerbang menuju tribun barat dekat Jalan Leppings Lane.
14.17
Suasana mulai ricuh di tiap gerbang mengingat padatnya orang di antrean tersebut.
14.30
Kerumunan pengantre mulai tak terkendali, sementara peluit kick-off harus dibunyikan setengah jam berikutnya.
14.45
Petugas meminta agar suporter tetap di tempat dan tidak saling berebut memasuki area stadion. Ribuan calon penonton masih berada di luar stadion.
14.52
Kepala keamanan, Duckenfield, meminta Gerbang C, dekat Leppings Lane, dibuka untuk memudahkan penonton masuk ke arena pertandingan. Perintah itu membuat 2.000 suporter merangsek menuju sektor 3 dan 4 di tribun barat.
15.00
Pertandingan dimulai, tapi pendukung Liverpool masih berjejalan di lorong menuju sektor 3 dan 4.

15.06
Penonton mulai ricuh. Sebagian orang memasuki lapangan pertandingan, sementara beberapa korban cedera dan meninggal mulai berjatuhan. Wasit terpaksa menunda pertarungan.
15.10
Perintah darurat dikeluarkan untuk menjebol pagar pembatas setinggi 3 meter antara bangku penonton dan lapangan.
15.13
Mobil ambulans datang melalui Jalan Leppings Lane tapi tak berhasil masuk ke dalam stadion karena terhalang padatnya suporter yang masih berada di luar stadion.
15.15
Mandor keamanan menuju ke ruang pengawasan di barat daya stadion untuk melihat situasi yang terjadi. Ia baru sadar bahwa perintah membuka Gerbang C telah membuat gelombang besar penonton merangsek ke stadion.
15.22
Petugas pemadam kebakaran dengan alat pemotong pagar datang ke stadion melalui pintu utara. Polisi menahan mereka di luar stadion karena tenaga mereka tidak diperlukan. Polisi justru membantah adanya kabar karut-marut dalam stadion.
15.27
Pertugas lapangan stadion mulai melakukan evakuasi korban dengan menggunakan papan reklame sebagai tandu.
15.28
Kevin Williams, seorang bocah 15 tahun, diangkut ke tengah lapangan dalam kondisi mengenaskan. Ia masih hidup, tapi tak mendapatkan pertolongan medis. Polisi berdatangan masuk ke dalam stadion, sementara korban dibawa ke rumah sakit terdekat.
16.01
Pertandingan secara resmi dihentikan.
18.45
Dokter koroner, Stephen Proper, tiba di stadion dan memerintahkan untuk memotret korban tewas. Foto-foto polaroid itu langsung dipampang di luar stadion untuk mempermudah kerabat mengidentifikasi korban.
21.30
Identifikasi fisik para korban dimulai. Sebanyak 96 orang tewas, termasuk korban termuda Jon-Paul Gilhooley (10 tahun), sepupu kapten Liverpool, Steven Gerrard. Pada saat kejadian, Gerrard baru berumur 9 tahun.

Ternyata, bukan sekali itu stadion milik Sheffield Wednesday itu menelan korban. Jauh sebelumnya, stadion itu juga sudah menelan korban. Tepatnya tahun 1914, salah satu temboknya runtuh. Untungnya, tak ada korban jiwa. Tapi, sebanyak 80 suporter waktu itu cedera berat dan ringan.
Tragedi Hillsborough tahun 1989 merupanan yang terbesar dan paling parah dalam sejarah sepak bola di Britania Raya. Maka, setelah itu pemerintah Inggris melakukan regulasi ketat terhadap semua stadion, agar tak terjadi bencana serupa. Berikut tragedi-tragedi sepak bola yang pernah terjadi di kawasan Britania Raya:
1902 Ibrox Park (Teras rubuh, 50 tewas/500 terluka)
1914 Hillsborough (Tembok runtuh, 80 orang terluka)
1914 (Turf Moor, para penonton ribut, 1 orang tewas)
1946 Burnden Park (Penonton berdesakan, 33 tewas, 400 terluka)
1957 Shawfield    Barrier, (tribun runtuh, 1 orang tewas, 50 terluka)
1961 Ibrox Park (pagar pembatas runtuh, 2 orang tewas)
1971 Ibrox Park    (Pagar pembatas rubuh, 66 orang tewas, ratusan lain terluka)
1985 Valley Parade (Kebakaran, 56 tewas, ratusan terluka)
1985 St. Andrews (tembok rubuh, 1 orang tewas)
1989 Hillsborough (Penonton berdesakan-desakan, 96 orang tewas, ratusan terluka)
Sumber  saduran :  Kompas.com

Tidak ada komentar: