Minggu, 18 Desember 2016

Konsepsi Hablumminannas



Konsepsi Hablumminannas
 Kehidupan di dunia ini memang dihadapkan pada berbagai macam urusan yang menyelimuti kita. Pada tahap yang lebih luas lagi kita akan membedakan pada dua jalur urusan, , yaitu hablum minallah dan hablum minannas. Pada kedua jalur ini Allah menentukan 'aturan main' yang harus ditaati oleh manusia. Orang yang patuh melaksanakan aturan main yang terdapat pada kedua jalur inilah yang disebut oleh-Nya sebagai sebaik-baiknya manusia. Dalam bahasa Al-Qur'an dikatakan sebagai manusia yang bertaqwa. Manusia itu sebenarnya mempunyai dua pilihan dalam bersikap, yaitu taat atau tidak menaati aturan main tersebut. Apabila kita berpihak pada sesuatu maka pasti ada sisi lain yang dikorbankan. Apabila kita berpihak pada ketaatan, maka ketidaktaatan itulah yang terkorbankan, begitu pula sebaliknya. Kita tidak mengenal posisi banci, kecuali posisi abu-abu. Contoh yang paling gampang adalah, apabila kita tidak melaksanakan  perintah sholat wajib yang diperintahkanNya (tidak taat), maka akan medapatkan imbalan dengan konsekuensi hukum yang ditentukan oleh Allah. Demikian juga apabila pada suatu waktu kita berpihak pada 'ketaatan' dengan melakukan shalat, maka korban dari ketaatan  adalah nafsu atau setan, dalam artian kita mengorbankan seruan stan untuk berpaling kepada Allah.
Dalam hubungan antar manusia, hal ini juga terjadi dan akibatnya pun langsung dapat dirasakan. Misalnya saja, salah satu segi dalam hablumminannas adalah dengan melaksanakan 'amar ma'ruf nahi munkar' (menganjurkan untuk berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran). Dalam pengertian tersebut, suatu kewajiban bagi kita untuk mengajak berbuat baik kepada sesama dan mengingatkan akan kesalahan yang terjadi berlandaskan pada Al Quran dan Hadits Rasulullah SAW. Seperti yang Rasulullah SAW katakan, yaitu, "Katakanlah kebenaran itu walaupun terasa pahit”.  Terkesan berat, tapi ketika kita menjalani dan membiasakannya, kesan basa basi dalam berhubungan antar manusia akan sirna , dan lawan bicara kita akan mudah memposisikan diri kepada kita. Kejujuran kita mempermudah (sebenarnya) terhadap pola komunikasi yang kita lakukan. Komunikasi yang jujur adalah komunikasi social. Dan komunikasi yang benar-benar penuh dengan ketertutupan adalah komunikasi politik. Krtika bermasyarakat, komuniksi yang menyenangkan adalah komunikasi yang tulus dan saling mengingatkan antar sesama
 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul  (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.  (Al-Anfaal 8 : 27). Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada  Allah sedangkan dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kokoh. dan hanya kepada Allahlah kesudahan segala urusan. (Lukman 31 : 22) Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al-Baqarah 2 : 38)
Sumber :Internet

Tidak ada komentar: