Jumat, 16 Desember 2016

Sebuah Rangkuman Cerita Ala Anthony Dio Martin



Sebuah Rangkuman Cerita Ala Anthony Dio Martin
Bangsa Kita, yang konon sedang mengalami ujian panjang ini, membutuhkan banyak sekali inspirasi yang bisa menggerakkan banyak orang untuk melakukan hal-hal positif Dan buku ini pasti akan saya sandingkan dengan ratusan buku inspirasi koleksi saya yang lain. (Helmy Yahya)
Saya tahu buku ini dari atasan saya Bapak Amra. Beliau pulang dari pelatihan Soft Kompetensi yang digelar dijakarta.
Dalam pelatihan tersebut, tenyata menggunakan trainer dari HR Excellency milik Anthony Dio Martin, lulusan S1 Psokologi dan lulusan S2 MBA pada Vancouver , Canada. Salah satu buku yang menggelitik saya adalah buku berjudul Pelampung Hati. Nah, saya tertarik dengan buku kecil putih yang bercerita tentang kisah-kisah mencapai 17 kisah yang saya sendiri terkaget-kaget. Menyenangkan dan begitu “menyentuh”. Nah bagi yang tidak suka dengan membaca, disediakan dalam satu paket dengan buku, CD yang bercerita juga tentang hal yang sama.
Bab pertama dibuka dengan kisah yang menggelitik tentang seorang ibu tua yang memiliki masalah dengan pendengarannya. Sang ibu bertanya kepada anaknya, tentang burung  Gagak yang didepan. Burung apa itu nak?” dijawab oleh anaknya itu, itu burung gagak. Pertanyaan diulang sebanyak lima kali. Anaknya menkjawab dengan berbagai ekspresi . akhirnya muncul kata-kata agak kasar dari anaknya ketika pertanyaan yang kelima muncul. Ibu itu kemudian masuk kedalam dan keluar dengan membawa buku harian. Ibu itu meminta anaknya membaca paragraph yang ditunjukkan oleh ibunya tersebut. Anak tersebut membacanya. Ternyata ketika anak tersebut berumur tiga tahun., anak tersebut menanyakan hal yang sama kepada ibunya sebanyak 20 kali, dan ibunya menjawabnya dengan cinta kasih. Anak itu terpejam setelah membaca diary tersebut.
Kisah tersebut disuarakan dengan prosesi yang agak dramatis oleh Anthony Dio Martin. Memang sih , jangan diharapkan seperti dongeng yang representative seperti pendongeng mbak Putri, tapi kesan yang dikeluarkan lumayan kok menyentuh.
Adalagi kisah tentang terlalu muda dan terlalu tua. Intinya tidak ada yang menunggu untuk suatu kesuksesan. Sukses ada yang dapat diraih ketika dia sangat muda atau sangat tua. Ketika kita mendasarkan pada umur, berarti kita mendasarkan pada penyalahan diri. “Blamming” akan membuat kita menjauh dari keinginan untuk maju.
Anthony mencoba bermain dengan kisah dan membuat kesimpulan pada akhir cerita. Konsep motivasi yang beragam. Kisah seorang gubernur yang kagum pada mantan budaknya karena selalu memandang ke cermin dan mengingatkan akan masa lalunya yang kelam.
Konsep pengendalian diri terhadap emosi merupakan ciri dasar dari buku ini. Emosi bisa berarti marah, keteledoran, maupun ketergesa-gesaan. Kisah ini tidak menggurui. Saya membacanya sembari mengangguk –angguk dan tertawa lebar ketika cerita ini mengena pada diri kita sendiri. Untuk sebuah buku kecil, buku ini layak untuk dibaca. Dan bagi yang tidak menyukai membaca, CDnya bisa menjadi penghantar perjalanan yang melelahkan. 

Tidak ada komentar: