Sebuah Rangkuman Cerita Ala Anthony Dio Martin
Bangsa Kita, yang konon sedang mengalami ujian panjang ini,
membutuhkan banyak sekali inspirasi yang bisa menggerakkan banyak orang untuk
melakukan hal-hal positif Dan buku ini pasti akan saya sandingkan dengan
ratusan buku inspirasi koleksi saya yang lain. (Helmy Yahya)
Saya tahu buku ini dari atasan saya Bapak Amra. Beliau pulang
dari pelatihan Soft Kompetensi yang digelar dijakarta.
Dalam pelatihan tersebut, tenyata menggunakan trainer dari
HR Excellency milik Anthony Dio Martin, lulusan S1 Psokologi dan lulusan S2 MBA
pada Vancouver , Canada. Salah satu buku yang menggelitik saya adalah buku
berjudul Pelampung Hati. Nah, saya tertarik dengan buku kecil putih yang
bercerita tentang kisah-kisah mencapai 17 kisah yang saya sendiri
terkaget-kaget. Menyenangkan dan begitu “menyentuh”. Nah bagi yang tidak suka
dengan membaca, disediakan dalam satu paket dengan buku, CD yang bercerita juga
tentang hal yang sama.
Bab pertama dibuka dengan kisah yang menggelitik tentang
seorang ibu tua yang memiliki masalah dengan pendengarannya. Sang ibu bertanya kepada
anaknya, tentang burung Gagak yang
didepan. Burung apa itu nak?” dijawab oleh anaknya itu, itu burung gagak.
Pertanyaan diulang sebanyak lima kali. Anaknya menkjawab dengan berbagai
ekspresi . akhirnya muncul kata-kata agak kasar dari anaknya ketika pertanyaan
yang kelima muncul. Ibu itu kemudian masuk kedalam dan keluar dengan membawa
buku harian. Ibu itu meminta anaknya membaca paragraph yang ditunjukkan oleh ibunya
tersebut. Anak tersebut membacanya. Ternyata ketika anak tersebut berumur tiga
tahun., anak tersebut menanyakan hal yang sama kepada ibunya sebanyak 20 kali,
dan ibunya menjawabnya dengan cinta kasih. Anak itu terpejam setelah membaca
diary tersebut.
Kisah tersebut disuarakan dengan prosesi yang agak dramatis
oleh Anthony Dio Martin. Memang sih , jangan diharapkan seperti dongeng yang
representative seperti pendongeng mbak Putri, tapi kesan yang dikeluarkan
lumayan kok menyentuh.
Adalagi kisah tentang terlalu muda dan terlalu tua. Intinya
tidak ada yang menunggu untuk suatu kesuksesan. Sukses ada yang dapat diraih
ketika dia sangat muda atau sangat tua. Ketika kita mendasarkan pada umur,
berarti kita mendasarkan pada penyalahan diri. “Blamming” akan membuat kita
menjauh dari keinginan untuk maju.
Anthony mencoba bermain dengan kisah dan membuat kesimpulan
pada akhir cerita. Konsep motivasi yang beragam. Kisah seorang gubernur yang
kagum pada mantan budaknya karena selalu memandang ke cermin dan mengingatkan
akan masa lalunya yang kelam.
Konsep pengendalian diri terhadap emosi merupakan ciri dasar
dari buku ini. Emosi bisa berarti marah, keteledoran, maupun ketergesa-gesaan.
Kisah ini tidak menggurui. Saya membacanya sembari mengangguk –angguk dan
tertawa lebar ketika cerita ini mengena pada diri kita sendiri. Untuk sebuah
buku kecil, buku ini layak untuk dibaca. Dan bagi yang tidak menyukai membaca,
CDnya bisa menjadi penghantar perjalanan yang melelahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar