Selasa, 06 Desember 2016

Sekali Lagi Selamat Tinggal



Sekali Lagi Selamat Tinggal

Izinkan aku pergi
Apa lagi yang engkau tangisi
Semogalah penggantiku
Dapat lebih mengerti hatimu
Mengarungi alam yang seakan berhenti tidak melepas jurang hierarki. Semangkuk teh masih terserupaut tanpa rasa yang terndap sudah. Mari pak kita syairkan sebuah sajak yang aku yakin aku tidak ingin menemui syair itu. Masih dengan seseruput teh.
Memang berat kurasa
Meninggalkan kasih yang kucinta
Namun bagaimana lagi
Semuanya harus kujalani
Beriringan mengucap lelakuan yang hinggap tanpa beban didada. Apakah ini merupakan suatu nurani untuk menolak sebuah kisah using. Tiada perlu melihat belakang, sembari menruput tteh lagi yang mulai beranjak dingin dalam alunan cangkir marmer.
Selamat Tinggal
Kudoakan kau selalu bahagia
Hanya pesanku
Jangan lupa kirimkan kabarmu

Siapa yang akan aku doakan. Entah, buat apa aku berdoa untuk sesuatu yang menggoreskan nadi dalam sikapku. Tapi moral mngernyitkan dahinya sekan memarahi akadku yang memang masuk akal. Moral..sekali lagi moral yang membuatku kadang mual, tapi bagaimanapun juga moral itu yang menjadikan aku bermoral terhadap doa penyayat nadiku itu.
Bila suatu hari
Dia membuat kecewa di hati
Batin ini takkan rela
Mendengarmu hidup menderita
Biarkan saja mereka bergelimpangan menganulir jiwa yang rapuh ini. Aku palingkan muka sembari membuang sisa-sisa the dalam cangkir ini. Terduduk diam dalam kekalutan. Buat apa aku pikirkan, jikalau nadi ini memang telah terhilangkan. Lagu sedih bukannya untuk dinyanyikan dengan serampangan. Seakan not balok itu bersenandung penuh luka….mengapa kau renungkan? Buang saja….jiwa itu akan membunuh dan membunuh..sia-sia saja ku pikirkan, toh tak ada yang tahu.
Sayang.. walau kebersamaan kita hanya sesaat
Namun kau tetap bagian dari jiwaku
Kuiringi kepergianmu dengan ikhlas hati
Semoga kelak kita dapat bersatu lagi
Buang sentimental itu! Buang sudah seperti aku membuang bekas tehj ini. Gelas ini menjadi bersih setelah aku usap air putih. Itulah jadinya hati. Hati yang akan menghilang tanpa jejak dan tanpa aliran darah yang mengental. Tidak ada separuh jiwa yang melekat . yang ada dua jiwa yang sepengertian. Ketika ada yang tidak sepengertian, akan menjadi sifat yang tidak sepengertian. Begitu menyusahkan.
Selamat Tinggal
Kudoakan kau selalu bahagia
Hanya pesanku
Jangan lupa kirimkan kabarmu
Tidak aka nada kabar lagi….selamat tinggal kabar.
Tajuk/Lirik Lagu :Selamat Tinggal  Penyanyi: Broeky Marantika

Tidak ada komentar: