Jumat, 09 Desember 2016

Mahasiswa Itu?



Mahasiswa Itu?

“...Jika ia jujur, ia akan mengetahui dan dapat bercerita kepada saudara tentang kesimpang siuran uang yang terjadi di sana. Jika ia bilang tidak tahu, maka ada dua kemungkinan. Ia bodoh sekali sehingga tidak dapat mencium bau korupsi atau ia pura-pura tidak mau bicara, karena ia tak mau orang luar tahu tentang korupsi ‘urusan intern’...” (Wajah Mahasiswa UI yang Bopeng Sebelah-Soe Hok Gie)

Dunia kampus adalah dunia dimana dunia yang lebih “beradab” dari dunia sekolah. Dunia yang menolak argumentasi diri menuju oleh sikap yang menguat. Keadaan dimana diri sendiri “seakan” sudah bisa mengolah diri sendiri tanpa cermin pun mampu mengubahnya.. mahasiswa tersemat didada, bukan lagi seorang pelajar. Kebebasan intelektual yang dicerminkan secara lugas dengan bebasnya dari seragam. Dunia kampus merupakan dunia yang penuh dengan lika liku kemerdekaan pola pikir. Seakan akan menjadi suatu tasbih yang kental apabila mahasiswa “seenak udelnya” meneriakkan idealismenya. Dunia dimana paham-paham menjadi bacaan barunya setelah menutup Harry Potter. Umur dimana jiwa memberontak masih membekas, kekuatan fisik dalam masa yang tidak perlu diragukan lagi..”ayo siapa berani ama gue!”tapi dunia mahasiswa sudah mulai memasuki fase yang menghentikan konsep “hura-hura” “Hura-hura” adalah milik anak SMA. Ketika bahasan A bisa berubah menjadi B dengan sudut pandang yang meyakinkan, keadaan tersebut menjadi menggairahkan. (perlu dipahami, bukan dalam porsi berkelit)
Negeri ini adalah milik mereka, pentasbihan demi kepentingan rakyat menjadi kekuatan mereka. Bacaan koran menjadi lahapan yang signifikan, seperti baru melek politik, bicara merekapun penuh dengan busa, tanpa henti. Tataran teori yang mengagumkan. Kedua kekuatan alamiah yang menimbulkan keberanian itu bisa melahirkan mahasiswa yang kritis dan logis. Titik sensitif mereka akan bergeser dari keceriaan menuju sosialita. Hal yang menarik, buku harian Ahmad Wahib seakan lebih dihapal daripada The Wealth of Nationnya Adam Smith. Padahal, mereka selalu membicarakan kapitalisme dan liberalisme, dasar apa ya yang mereka gunakan?
Pin dan kaos Che Guevera menjadi perlambang khusus pemberontakan jiwa muda, namun apakah mereka tahu dimanakah Che mati? ”Aku adalah Binatang Jalang... terlantun lantang dengan mata terbinar, namun apakah dia tahu, jikalau anaknya selalu mencari Chairil dibalik karakter puitisnya? Yah itulah dunia mahasiswa Indonesia. Gejolak intelektualitas dan fisik yang mengalami titik matang. Titik dimana masa itu seharusnya dipenuhi juga oleh keadaan yang sebenarnya. Bukannya pengamat sekarang skeptis dengan pergerakan saat ini. Tapi simbolisme yang tanpa tahu maknanya seakan menjadi titik kontras bagi mahasiswa saat ini. Mahasiswa adalah mesiu. Mahasiswa adalah perubahan. Catatan menunjukkan bahwa mahasiswa merubah era. Dari Jaman Muhammad Hatta sampai masa Rama Pratama tinta itu masih terukir dengan emas. Mahasiswa adalah pergerakan intelektual dan fisik. Mahasiswa adalah corong teriakan. Tapi ingat...............simbolisme yang berlebihan tanpa makna, bisa membuat mahasiswa itu kehilangan makna.



Tidak ada komentar: