Minggu, 25 Desember 2016

Bukan Hanya Mengkritik



Bukan Hanya Mengkritik
Ada kisah nyata seorang penyanyi terkenal di Eropa, seorang wanita yang memiliki suara yang bagus sekali. Wanita ini bersuamikan pemain musik, pemain keyboard, dan seorang pengarang lagu. Begitu pandainya sang suami ini tentang lagu, nada, birama, tangga nada dan hal-hal lain di bidang musik semacam itu, sehingga dia selalu menemukan apa yang harus dikoreksi ketika isterinya menyanyi.
Kalau isterinya menyanyi selalu saja ada komentar dan kritik seperti; bagian depan kurang tinggi, lain kali dia berkata bagian ini kurang pelan, lain kali dia berkata bagian akhir harusnya "kres"..naik sedikit, dsb..selalu saja ada komentar pedas yang dia lontarkan kalau isterinya menyanyi dan bersenandung. Akhirnya sang wanita malas menyanyi. Dia berkeputusan...wah gak usah nyanyi aja deh, apa aja salah terus, nyanyi apa aja ada yang kurang. Enggak usah nyanyi kalau nyanyi kadang malah bertengkar...
Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah itu si wanita menikah lagi dengan seorang tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak tahu menahu soal musik. Yang ia tahu isterinya bersuara bagus dan dia selalu memuji isterinya kalau bernyanyi.
Suatu ketika isterinya bertanya: "Pak, bagaimana laguku pa?" dan dia berkata kepada isterinya: "Ma...saya ini selalu ingin cepat pulang karena mau dengar engkau menyanyi, ma!!" Lain kali dia berkata,"Ma..kalau saya tidak menikah dengan engkau, mungkin saya sudah tuli kali ma..., karena bunyi dentuman, bunyi gergaji, bunyi cericit drat pipa ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lainnya yang saya dengar sepanjang hari kalau sayabekerja....Sebelum saya menikah denganmu ma...saya sering mimpi dan terngiang2 suara2 gergaji dll yang tidak mengenakkan itu ketika tidur. Sekarang setelah menikah dan sering mendengar engkau menyanyi...lagumulah yang terngiang2..." Istrinya sangat bersuka cita, tersanjung merasa diterima dengan pujian yang diterimanya dan membuat dia gemar bernyanyi, bernyanyi dan bernyanyi...Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi dan tanpa disadarinya dia berlatih, berlatih dan berlatih. Suaminya mendorong hingga dia mulai merekam dan mengeluarkan kaset volume pertama dan ternyata disambut baik oleh masyarakat.
Wanita ini akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal bukan pada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang tukang ledeng, yang memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia menyanyi. Sedikit pujian memberikan penerimaan...sedikit pujian memberikan rasa diterima memberikan dorongan...semangat dan dorongan untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Sedikit pujian dapat membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi yang bisa diraihnya. Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik yang tidak membangun tidak banyak merubah...Karena itu marilah kita saling memberikan sedikit pujian satu dengan yang lain. Pujian yang tidak berlebihan tentunya
Cerita diatas ini benar-benar unik. Seorang penyanyi besar, malah lahir dari suami seorang tukang ledeng. Siapa yang akan menyangka hal tersebut. Ternyata dari kisah tersebut, tali benang yang kuat bisa dilakukan. Seorang calon penyanyi memiliki suami seorang pemain music yang memiliki pengetahuan luas tentang music. Malah dengan pengetehuan tersebut, sang istri menjadi begitu kurang bersinar. Pengetahuan bermusik sang suami mematahkan kepiawaian bernyanyi sang istri, kekurangan –kekurangan yang kecil menjadi begitu signifikan. Seakan “peach control” begitu penting untuk dibahas. Belum lagi ruwetnya partitur yang membuat calon penyanyi ini menjadi berat pundaknya untuk melangkah. Yang ada dipikirannya(mungkin) hanya berlatih menyanyi dan berlatih sekuat tenaga.
Seorang tukang ledeng yang membuat seakan dunia berbalik. Seakan-akan kenyaman menyelimuti wanita tersebut. Kenyamanan dan kehangatan membuat gairah wanita ini meningkat. Sinyal yang positif. Prestasi begitu meloncat tragis. Keluguan seorang tukang ledeng yang bersifat positif mampu memberikan kekuatan kepada istrinya untuk selalu menunjukkan kemampuannya secar lebih bebas dan menggema.
Daya kritis dan kekuatan akan tahu segalanya, bisa menimbulakn ketakutan seseorang untuk berkembang dan melebarkan sayapnya. Namun ketikika dukungan dan salam hangat menghampiri, kekuatan untuk selalu maju kan terpupuk dan menyeriangai menyenangkan.
Sumber…Internet

Tidak ada komentar: