Selasa, 13 Desember 2016

Salah satu kebodohan buat masyarakat Indonesia



Salah satu kebodohan buat masyarakat Indonesia.
Kita tidaklah asing dengan iklan ditelevisi swasta nasional kita,iklan tentang peruntungan nasib, iklannya peramal model Fery atau mama Laurent,  iklan Ki Joko Bodo dengan bentuk mengerikan yang meyakinkan bisa merubah nasib seseorang, Iklan Deddy Cobuzier yang bisa meramal tanggal lahir dan nama seseorang dan iklan-iklan klenik lainnya. Iklan yang meng”imejkan” tentang nasib yang bias dirubah oleh mereka.  Suatu hal yang ingin menceritakan  bahwa nasib seseorang ada ditangan mereka.
 Sesuatu yang sangat risih untuk  untuk dilihat, Apakah ini bukan namanya membodohi dan menjerumuskan masyarakat ?. apakah orang Indonesia bisa begitu percaya dengan sistem yang “begituan”? ketik reg spasi bla bla bla. Ternyata mainan begitu bukan hanya untuk ringtone saja ya?  
Data yang saya dapat dari Detik.com, Ki Joko Bodo menerima 70 ribu sms dalam 2 minggu Coba kita bayangkan kalau misalnya Ki Joko Bodo dapat 1000 rupiah dari setiap SMS yang masuk. Berarti sama dengan 70.000 *  1.000 = 70.000.000. (Tujuh Puluh Juta Rupaih). Itu sama artinya Ki Joko Bodo mendapat keuntungan 70 juta dalam 2 minggu.  Nilai nominal yang tidak main-main.  Lebih besar dari gaji seorang anggota DPR. Dunia perklenikan seakan hal yang lumrah di Indonesia. Malah menjadi guyonan diantara kita. Kalau ada masalah selesaikan dengan ketik reg spasi, hahahahaha. Nah pertanyaan  sekarang, siapa yang diuntungkan atau mengambil keuntungan terbesar dari reg spasi ini? Dari nominal di atas dengan logika sudah pasti bisa kita deskripsikan, siapa yang untung dan buntung, siapa yang pinter dan siapa yang bodoh. Diantara transaksi pastilah ada yang diuntungkan. Nah sudahkah untuk berpikir tentang konsepsi tersebut?  Indonesia memang semarak dengan perklenikan.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Ingatkan Stasiun TV untuk Turunkan Iklan 'Ki Joko Bodo'. KPI Pusat secara tegas mengingatkan stasiun TV agar menurunkan iklan Ki Joko Bodo. Sesuai dengan surat No: 174/K/KPI/04/ 08 yang dikirimkan KPI Pusat , KPI Pusat telah meminta kepada semua stasiun TV untuk menghentikan tayangan iklan Ki Joko Bodo . Namun, setelah tujuh hari keluarnya surat tersebut, KPI Pusat mengeluarkan kembali surat peringatan ini karena masih ditemukan stasiun televisi yang menayangkan iklan supranatural tersebut. Berdasarkan pengamatan KPI Pusat, iklan Ki Joko Bodo dinilai telah mengabaikan nilai agama karena menjanjikan dapat mengubah nasib seseorang. "Sesuai dengan pasal 36 ayat 6 UU Penyiaran 2002, tercantum bahwa isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia, atau merusak hubungan internasional. Dan, kemudian pasal 46 ayat 3 (d) yang menyebutkan bahwa siaran iklan niaga dilarang melakukan: hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan masyarakat dan nilai-nilai agama, " jelas Anggota Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Pusat Sasa Djuarsa Sendjaja, dalam siaran persnya. Selain itu, KPI Pusat juga meminta kepada seluruh stasiun TV untuk memindahkan penayangan iklan yang terkait dengan disfungsi kelemahan seksual pria dan iklan kondom yakni On Clinic dan Bluemoon menjadi di atas pukul 22.00 waktu setempat sesuai dengan ketentuan dalam P3 dan SPS. Ia menegaskan, apabila pihak stasiun TV tidak mengindahkan surat peringatan itu, sementara KPI Pusat masih melihat dan mendengar pengaduan dari masyarakat, maka KPI Pusat akan meneruskan pengaduan masyarakat ini kepada pihak yang berwajib.
apakah bisa dijamin KPI bisa menjadi motor moral  terhadap ke”kurangajar”an TV saat ini. Kita ingat bagaimana Tukul begitu enaknya berkomentar perihal pencekalannya dimedia.  apakah diperlukan payung yang lebih kuat lagi dalam hal ini. Mungkin seperti Departemen Penerangan pada masa Orde Baru? Memang sebaiknya dipikirkan dalam rangka perbaikan moral rakyat.

Tidak ada komentar: