Selasa, 13 Desember 2016

Ketika Anak Bertanya dengan Jilbab



Ketika Anak Bertanya dengan Jilbab
Ada  anak bertanya pada bapaknya…..buat apa berlapar-lapar puasa… (Bimbo)
Ketika  anak kita sudah beranjak besar. Pertanyaan anak akan muncul dengan nakalnya. Berbagai pertanyaan akan muncul dari pikiran ank kita. Seperti pertanyaan pengenaan jilbab pada ibunya. Anak akan bertanya hal tersebut bisa jadi karena anak kita melihat diluaran ada beberapa perempuan yang tidak berjilbab.
Anak akan tergelitik dengan kebiasaan ibunya yang setiap keluar rumah atau ketika ada tamu akan mengganti bajunya dengan baju yang biasa kita namakan jilbab. Suatu bentuk pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan muka. Anak  kita bisa jadi akan membandingkan nya dengan ibu-ibu temannya yang lain yang tidak berjilbab. Apa bedanya ibunya dengan ibu temannya. Padahal anak  kita akan bisa juga berpikir. Ibu juga cantik kok tanpa jilbab.
Jilbab, di Indonesia ini bukan suatu kewajiban dari Negara. Tidak seperti Negara-negara  di timur tengah. Indonesia, walaupun merupakan Negara dengan mayoritas muslim terbesar didunia, Indonesia tidak menerapkan kewajiban berbusana muslim vagi warganya. Sehingga busana muslimah dan busana non muslimah menjadi jamak terlihat begitu gampangnya.
“Bu…kenapa sih pake baju seperti itu?” “kenapa sih bu?” “Ada apa sih bu?, kan ibu Maria nggak pakai yang ibu pakai”.  “Ibu kan nggak cacat kan?”
Pertanyaan yang perlu dijawab oleh orang tua. Jangan sampai lupa untuk menjawab dengan baik, karena orang tua adalah pemberi jawaban yang bisa jadi akan selalu diingat oleh anaknya. Kenakalan pertanyaan anak musti disikapi dengan cerdas oleh para orang tua. Malah sebagai orang tua, kita semestinya senang dan bersyukur dengan pertanyaan seperti itu.     
"Ibu kok aneh ya!" bisa jadi ucapan ini akan muncul dimulut anak kita. Ucapan yang berfungsi menarik reaksi kita sebagai orang tua untuk merespon pertanyaannya. Pertanyaan yang dilontarkan sembari mencuri pandang melihat reaksi atau raut muka orang tuanya. Reaksi balik itulah yang ditunggu anaknya.
"Aneh? Sayangku, Apanya yang aneh?" jawaban spontan bagi seorang ibu. Butuh tarikan nafas yang panjang dulu untuk menjawab pertanyaan seorang anak yang penuh dengan keingintahuan. Bagaimana orang tua mengolah kata-katanya agar mudah dicerna seorang anak. 
"Kenapa Ibu menutup rambut, tubuh, lengan, dan kaki kalau ibu akan keluar rumah atau ada tamu yang datang? Kan ibu sehat-sehat saja. Ibu tidak cacat, ibu cantik, kenapa pake jilbab bu?” anak akan terus menanyakannya dengan penih keingintahuan secara bertubi-tubi. Alhamdulillah, patut diucapkan untuk anak yang InsyaAllah cerdas ini.
Ada jawaban menarik , dari sebuah tulisan yang saya baca. "Anakku, ibu tidak sedang menutupi kecantikan, apalagi keburukan. Justru, ibu mengenakan kecantikan baru untuk memperindah kecantikan fisik ibu yang tidak seberapa. Inilah busana kecantikan dari Yang Maha Sayang!" ucap sang ibu sambil menatap buah hati di depannya yang masih tampak bingung.
Pengertian tentang dasar berjilbab menjadi bisa melekat terhadap anak. Kewajiban pengenaan jilbab pada wanita akan meluaskan pandangan anak tersebut kepada batas-batas aurat. Konsepsi jilbab ini akan mengakar. Dengan penjelasan yang lembut jilbab hati akan pelan-pelan tertanam.

Tidak ada komentar: