Konsepsi Sholat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan waktu
Matahari sedang naik, kira-kira setinggi
lebih kurang 7 (tujuh) hasta atau sekitar setinggi satu tombak, antara pukul
07.00 pagi sampai masuk waktu Dzuhur, ( sekitar pukul 11.00 siang ).
Bersabda Rosulullah
SAW : “ Siapa saja yang dapat mengerjakan Shalat Dhuha dengan langgeng, akan di
ampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan. “ ( HR
Tirmidzi )
Nabi Muhammad SAW
bersabda : “ Sesungguhnya di Surga itu ada pintu yang disebut pintu Dhuha, maka
tatkala di hari Kiamat nanti ada panggilan khatib : “ Siapakah orang yang suka
membiasakan shalat Dhuha ? Inilah pintu kamu sekalian, masuklah kamu sekalian
dengan penuh Rahmat Allah SWT. “ ( HR Thabrani )
Abu Hurairah ra
pernah berkata : “ Di perintahkan kepadaku oleh kekasihku Nabi SAW untuk
berpuasa 3 (tiga ) hari pada tiap-tiap bulan, mengerjakan 2 ( dua ) rakaat
Shalat Sunnat Dhuha, dan supaya saya berwitir sebelum tidur.” ( HR Bukhari dan
Muslim )
Dari Mu’im bin
Hammar, bahwasanya Nabi SAW bersabda : “ Tuhanmu yang Maha Tinggi telah berseru
: “ Hai anak Adam! Shalatlah empat rakaat bagi Aku dari awal siang. Maka Aku
akan cukupkan engkau di akhir siang itu”. ( HR Ahmad dan Abu Daud )
Dari Aisyah ra, ia
berkata : “ Adalah Rosulullah SAW biasa Shalat Dhuha 4 ( empat ) rakaat dan ia
menambah ( sebanyak mungkin ) menurut apa yang dikehendaki Allah SWT.” (HR
Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah )
Dari Ummu Hani
diceritakan, sesungguhnya ia pernah datang kepada Nabi SAW pada tahun di
taklukkannya kota Mekkah. Waktu itu, Nabi SAW berada di bagian atas kota
Mekkah. Lalu Rosulullah SAW berdiri menuju ke tempat mandinya. Fatimah lantas
mendinginkannya. Kemudian ia mengambil pakaiannya dan berselimut dengan pakaian
itu. Selanjutnya, ia Shalat 8 ( delapan ) rakaat, yaitu Shalat Dhuha. ( HR
Ahmad, Bukhari dan Muslim )
Nabi Muhammad SAW bersabda : “ Pada tiap pagi dianjurkan
atas diri seseorang dari kamu untuk bersedekah. Maka tiap-tiap tasbih itu
sedekah dan tiap-tiap tahmid ( puji ) itu sedekah. Pada tiap-tiap tahlil pun
sedekah dan tiap-tiap menyuruh kepada kebaikan itu juga sedekah. Begitu pula
mencegah kemungkaran itu sedekah. Namun diantara semua itu cukuplah sebagai
penggantinya ialah mengerjakan dua rakaat Dhuha. “ ( HR Muslim dan Abu Dzar )
Dari Abdullah bin
Buraidah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa ia pernah mendengar Rosulullah SAW
bersabda : “ Dalam diri manusia itu ada 360 ( Tiga Ratus Enam Puluh ) ruas yang
setiap darinya diharuskan bersedekah. Para Sahabat bertanya : Kalau begitu,
siapa yang mampu berbuat demikian ya Rosulullah ? Rosulullah SAW menjawab : “
Mengeluarkan dahak di Masjid lalu ditanamnya atau menyingkirkan sesuatu
gangguan dari jalan, itu juga sedekah. Tetapi kalau engkau tidak bisa, kerjakanlah
dua rakaat Dhuha. Karena itu mencukupi dari semua itu “ ( HR Ahmad dan Abu Daud
)
Cara mengerjakan
Shalat Dhuha.
1. Niat Shalat Dhuha :
2. Surat yang dibaca setelah Al-Fatihah :
a. Pada rakaat pertama surat
Asy-Syams.
b. Pada rakaat kedua surat Adh-Dhuha.
3. Selesai shalat, membaca do’a sebagai berikut :
“ Ya Allah, ya Tuhanku, bahwa kami waktu Dhuha itu milik
Engkau dan kebajikan ( kemewahan ) itu milik Engkau, dan keindahan itu milik
Engkau dan kekuatan itu milik Engkau dan kekuasaan itu milik Engkau dan
pemeliharaan itu milik Engkau. Ya Allah, Tuhanku, jika keadaan rezekiku di
langit, maka turunkanlah dan jika adanya didalam bumi maka keluarkanlah dan
jika adanya didalam air atau dilaut maka keluarkanlah ia dan jika ia lambat,
percepatlah dan jika ia sulit, gampangkanlah dan jika ia haram, sucikanlah dan
jika jauh, dekatkanlah ia dan jika sedikit, perbanyaklah ia padaku dan jika
banyak, berkahilah ia bagiku dan sampaikanlah dimana saja aku berada.
Janganlah Engkau pindahkan aku ke tempat itu, dan jadikanlah
tanganku diatasnya, untuk menjadi pemberi dan janganlah tanganku dijadikan
dibawah untuk jadi tukang minta. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu dengan hak ( bekal ) Dhuha Engkau, kebagusan Engkau, keindahan Engkau,
kekuatan Engkau, kekuasaan Engkau dan pemeliharaan Engkau. Tiada daya dan
kekuatan, kecuali dengan pertolongan Engkau. Berilah aku apa yang Engkau engkau
kepada hamba-hamba Engkau yang soleh. Dan sampaikanlah shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW dan keluarganya beserta para Sahabatnya. Semoga mereka mendapat
keselamatan dan segala Puji bagi Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam.”
Sumber: ( Bahan-bahan
(materi) dikutip dari Buku “FIQIH” Oleh : Drs. H. Moh Rifai, Untuk Madrasah
Aliyah. Kurikulum 1984, Edisi 1991. Penerbit “Wicaksana “ Semarang, buku
“RAHASIA SHALAT SUNNAT” Oleh : Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari dan Buku
“KUMPULAN SHALAT SUNNAT” Oleh : A. Aminudin Pandeglang Banten )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar