Konsepsi Hablumminannas
Kehidupan di dunia
ini memang dihadapkan pada berbagai macam urusan yang menyelimuti kita. Pada
tahap yang lebih luas lagi kita akan membedakan pada dua jalur urusan, , yaitu
hablum minallah dan hablum minannas. Pada kedua jalur ini Allah menentukan
'aturan main' yang harus ditaati oleh manusia. Orang yang patuh melaksanakan
aturan main yang terdapat pada kedua jalur inilah yang disebut oleh-Nya sebagai
sebaik-baiknya manusia. Dalam bahasa Al-Qur'an dikatakan sebagai manusia yang
bertaqwa. Manusia itu sebenarnya mempunyai dua pilihan dalam bersikap, yaitu
taat atau tidak menaati aturan main tersebut. Apabila kita berpihak pada
sesuatu maka pasti ada sisi lain yang dikorbankan. Apabila kita berpihak pada ketaatan,
maka ketidaktaatan itulah yang terkorbankan, begitu pula sebaliknya. Kita tidak
mengenal posisi banci, kecuali posisi abu-abu. Contoh yang paling gampang
adalah, apabila kita tidak melaksanakan
perintah sholat wajib yang diperintahkanNya (tidak taat), maka akan
medapatkan imbalan dengan konsekuensi hukum yang ditentukan oleh Allah.
Demikian juga apabila pada suatu waktu kita berpihak pada 'ketaatan' dengan melakukan
shalat, maka korban dari ketaatan adalah
nafsu atau setan, dalam artian kita mengorbankan seruan stan untuk berpaling
kepada Allah.
Dalam hubungan antar manusia, hal ini juga terjadi dan
akibatnya pun langsung dapat dirasakan. Misalnya saja, salah satu segi dalam
hablumminannas adalah dengan melaksanakan 'amar ma'ruf nahi munkar'
(menganjurkan untuk berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran). Dalam
pengertian tersebut, suatu kewajiban bagi kita untuk mengajak berbuat baik
kepada sesama dan mengingatkan akan kesalahan yang terjadi berlandaskan pada Al
Quran dan Hadits Rasulullah SAW. Seperti yang Rasulullah SAW katakan, yaitu,
"Katakanlah kebenaran itu walaupun terasa pahit”. Terkesan berat, tapi ketika kita menjalani
dan membiasakannya, kesan basa basi dalam berhubungan antar manusia akan sirna
, dan lawan bicara kita akan mudah memposisikan diri kepada kita. Kejujuran
kita mempermudah (sebenarnya) terhadap pola komunikasi yang kita lakukan. Komunikasi
yang jujur adalah komunikasi social. Dan komunikasi yang benar-benar penuh
dengan ketertutupan adalah komunikasi politik. Krtika bermasyarakat, komuniksi
yang menyenangkan adalah komunikasi yang tulus dan saling mengingatkan antar
sesama
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Al-Anfaal 8 : 27). Dan barangsiapa yang
menyerahkan dirinya kepada Allah
sedangkan dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang
pada buhul tali yang kokoh. dan hanya kepada Allahlah kesudahan segala urusan. (Lukman
31 : 22) Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran
atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al-Baqarah 2 : 38)
Sumber :Internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar