Selarong Eksotisme Tersendiri
Warga
berpakaian tradisional Jawa memadati pelataran goa bersejarah. Grebeg Selarong
kali ini diselenggarakan sederhana. Tanpa kirab, membawa sebuah gunungan
berukuran kecil berhias hasil bumi serta disediakan 1.000 takir nasi liwet. Warga
dan pengunjung memadati lokasi acara hingga usai. Dipenghujung acara
dilaksanakan doa bersama yang dilanjutkan dengan kembul bujana atau makan
bersama. Sebagai pelengkap ditampilkan kesenian reog “Mudho Manunggal”. Grebeg
Selarong dimaknai sebagai manivestasi sedekah dan gotong-royong. Gerebeg
Selarong sebagai peringatan dimulainya perang Diponegoro yang ditandai dengan
hijrahnya Pangeran Diponegero dari kediamannyaamannya di Tegalrejo, Yogyakarta
menuju ke Goa Selarong pada bulan Juli 1825.
Gua Selarong berada sekitar 14 km arah utara
Yogyakarta Gua Selarong tepatnya terletak di kecamatan Pajangan dan berada di
puncak bukit yang ditumbuhi pohon jambu biji yang banyak tumbuh di objek
tersebut. Gua Selarong memiliki pemandangan alam yang indah. Kawasan ini sangat
nyaman untuk Bumi Perkemahan (Camping Ground).
Dahulu gua ini digunakan sebagai markas gerilya
Pangeran Diponegoro dalam perjuangannya melawan penjajahan Belanda pada tahun
1825–1830. Gua Selarong terdiri dari dua buah yang terletak
di Pegunungan Selarong. Satu buah digunakan tempat peristirahatan Pangeran Diponegoro,
satunya lagi untuk istrinya,Retnoningsih (gua putrid).
Peninggalan-peninggalan Pangeran Diponegoro dijumpai
disekitar gua seperti bekas Musala (tempat Shalat)
dan kolam tempat wudlu Pangeran Diponegoro, batu umpak masjid tak jauh dari
batu umpak tersebut terdapat sendang (Kolam) berukuran 1x2x1 meter yang
masyarakat setempat meyakininya sebagai tempat untuk bersuci,menadi dan wudlu
P.Diponegoro semasa melawan Belanda. Disamping itu juga terdapat mata air abadi
yang pancoran airnya sangat deras dan jernih. Sekitar 400 meter dari Gua
Selarong juga terdapat Watu Gedogan atau bekas tempat makan kuda tunggangan
Pangeran Diponegoro yang berbentuk batu hitam ukuran 100x75 cm tinggi 40 cm. Di
tempat itu juga terdapat Watu (batu) Gedug yang juga digunakan Pamgeran Diponegoro
untuk memanggil prajuritnya dengan cara " menggeduk-gedukkan" tungkai
kakinya di atas batu tersebut.
kawasan
wisata Goa Selarong dijadikan kawasan terpadu digunakan untuk memasarkan produk
kerajinan masyarakat, cagar budaya, bumi perkemahan, wisata religius bernuansa
pedesaan dan pengembangan industri agro. Di sekitar Goa Selarong, terdapat
produksi kerajinan tangan dari kayu yang sudah berpotensi untuk dipromosikan ke
luar daerah. Daerah wisata Goa Selarong banyak diminati para wisatawan, baik
yang dari dalam maupun luar negeri.
Dalam
memperingati perjuangan Pangeran Diponegoro di Goa Selarong sekaligus upaya
mengangkat pariwisata di kabupaten Bantul khususnya Goa Selarong. Maulai tahun
2005 digelar event wisata Grebeg Goa Selarong. Pemerintah Desa Guwosari dan
Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul bekerja sama membuat Grebeg Goa Selarong.
Peringatan ini bertujuan untuk memperingati peristiwa hijrahnya pangeran
Diponegoro dan keluarganya ke markas besar Goa Selarong tahun 1825.
Sumber :
Gua Selarong Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Grebeg Selarong, Tradisi Budaya Mengenang Perjuangan
Diponegoro oleh Yan Arief
www.bantulbiz.com Copyright © KPDE Pemkab Bantul – 2004 All
Rights Reserved. Page loaded in 0.95 sec.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar