Dunia Sebatas Meminum Air Saja
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi
sebagai perhiasan bagi manusia, agar Kami menguji mereka siapakah di antara
mereka yang paling baik perbuatannya. (Al-Kahfi : 7)
Apabila kita merenung dengan pikiran yang jernih, kita akan
mengakui bahwa keberadaan manusia di muka bumi ini hanyalah untuk diuji.
Seandainya hidup ini bukan untuk diuji,
kenapa Allah tidak langsung mengirimkan kita ke surga? Berbagai bentuk
ujiannya itu bermacam-macam. Allah menguji kaumnya dengan kehandak Beliau. Janji
Allah akan sorga begitu bergemuruh bagi kaumnya yang taat. Ujian terberat yang
dirasakan makhluqNya biasanya berhubungan dengan harta atau kedudukan. Harta atau kedudukan
dapat dengan mudah membuat manusia terlena, menjadikan dunia sebagai cermin
hidup, akhirat seakan hilang dari peredaran hidupnya. Harta yang seharusnya
digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kepada -Nya, kadang
terpeleset untuk melakuakan maksiyat terhadap-Nya. Sayidina Ali r.a berwasiat,
“hati-hatilah terhadap hartamu, karena ia dapat menjadi bahan utama pelampiasan
hawa nafsu!” (“….Ya Allah, letakkanlah dunia di tangan kami, dan jangan Engkau
jadikan dunia menetap di dalam hati kami…”)
Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan begitu saja mengatakan
: kami telah beriman!, sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-ankabuut : 2). Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa
oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) (Al-Baqarah : 214). Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan. (Al-Anbiya’ : 35)
Rasulullah saw. pun memperingatkan kita : “Dunia itu adalah
nerakanya orang mukmin dan surganya orang kafir. Surga itu dikelilingi oleh
hal-hal yang tidak disukai, dan neraka itu dikelilingi oleh hal-hal yang
menyenangkan (nafsu)”
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anak kamu itu hanyalah sebagai cobaan…(Al-Anfaal : 28). Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala
yang besar. (At –Taghaabun : 15). ….Dan Kami coba mereka dengan nikmat yang
baik-baik dan bencana yang buruk-buruk. (Al-A’raaf : 168)
Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Rabbnya dalam keadaan
berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka jahanam. Ia tidak mati di dalamnya
dan tidak (pula) hidup. (Thaahaa : 74). Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah
permainan dan senda gurau……(Muhammad : 36). Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan
dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak
mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka) (Al-Hijr : 3).Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. (At-Takaatsur :
1&2)
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik
hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan
anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan
melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. (At-Taubah : 55)
Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan
suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyak harta dan anak, seperti hujan yang
tanaman-tanamannya mengagumkan para petani ; kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur,…Dan kehidupan dunia ini
tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Hadiid : 20)
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang
telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga
kehidupan di dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhanmu
adalah lebih baik dan lebih kekal. (Thaahaa : 131)
Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah
kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang disisi Allah adalah
lebih baik dan lebih kekal.Maka apakah kamu tidak memahaminya? (Al-Qashash :
30)
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka
sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali
janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (Luqman : 33)
Memang, kehidupan dunia adalah kehidupan nyata saat ini.
Orang akan terpesona dengan yang pasti saat ini. Yang dirasakan saat ini pastilah menyenangkan
dan bisa dirasakan. Bukan seperti yang akan dirasakan kelak.
Seorang ahli hikmah berkata, “Barangsiapa yang menyaksikan
dunia dengan mata batinnya, niscaya ia tidak akan rela menggunakan sebagian
besar waktu dan tenaganya hanya semata-mata untuk merengkuh dunia ke dalam
genggamannya.”
Dunia bagi kita hanyalah salah satu fase menuju tingkatan
yang lebih tinggi lagi. Dunia bersifat sementara. Apa yang diraakan sekarang
ini aka nada akhirnya. Allah telah menentukan hal tersebut. Secepat kita
meminum air dikala haus saja.
“Akan datang kepada umatku suatu zaman, dimana mereka cinta
kepada lima perkara dan lupa pada lima perkara yang lain. Yaitu cinta kepada
dunia, lupa kepada akhirat; cinta kepada harta, lupa kepada perhitungan; cinta
kepada makhluk, lupa kepada sang Kholiq; cinta kepada dosa, lupa kepada taubat;
dan cinta kepada mahligai lupa kepada kuburan.”
Menurut Imam Ghazaly, kelak semua manusia akan melintasi
jembatan yang dibawahnya terdapat neraka. Jembatan ini dikenal dengan sebutan
shiraatal mustaqiim. Kelak bakal ada yang melewatinya secepat kilat, ada juga
yang berlalu seperti angin atau sekencang larinya kuda, dan ada pula yang
secepat terbangnya burung. Namun disamping itu, ada juga yang berjalan biasa,
atau yang merangkak hingga hangus menjadi arang. Bahkan ada yang tersandung
sehingga terjatuh ke dalam neraka. Perbedaan cara ini dikarenakan perbedaan
sikap hidup selama di dunia, yaitu apakah selalu taat, atau sering membangkang
pada aturan main-Nya. Shiraatalmustaqiim bukanlah jembatan seperti di dunia
yang dapat ditempuh dengan kekuatan fisik atau kaki, tetapi jembatan ini hanya
dapat diseberangi dengan kekuatan hati. Hati yang selalu membangkang ibarat
sepasang kaki yang lumpuh (pincang), sedangkan hati yang selalu taat pada
aturan main-Nya ibarat sepasang kaki seorang pelari ulung.
Sumber dari berbagai bacaan diinternet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar