Mahasiswa Itu?
“...Jika ia jujur, ia akan
mengetahui dan dapat bercerita kepada saudara tentang kesimpang siuran uang
yang terjadi di sana. Jika ia bilang tidak tahu, maka ada dua kemungkinan. Ia
bodoh sekali sehingga tidak dapat mencium bau korupsi atau ia pura-pura tidak
mau bicara, karena ia tak mau orang luar tahu tentang korupsi ‘urusan
intern’...” (Wajah Mahasiswa UI yang Bopeng Sebelah-Soe Hok Gie)
Dunia kampus adalah dunia dimana
dunia yang lebih “beradab” dari dunia sekolah. Dunia yang menolak argumentasi
diri menuju oleh sikap yang menguat. Keadaan dimana diri sendiri “seakan” sudah
bisa mengolah diri sendiri tanpa cermin pun mampu mengubahnya.. mahasiswa
tersemat didada, bukan lagi seorang pelajar. Kebebasan intelektual yang
dicerminkan secara lugas dengan bebasnya dari seragam. Dunia kampus merupakan
dunia yang penuh dengan lika liku kemerdekaan pola pikir. Seakan akan menjadi
suatu tasbih yang kental apabila mahasiswa “seenak udelnya” meneriakkan
idealismenya. Dunia dimana paham-paham menjadi bacaan barunya setelah menutup
Harry Potter. Umur dimana jiwa memberontak masih membekas, kekuatan fisik dalam
masa yang tidak perlu diragukan lagi..”ayo siapa berani ama gue!”tapi dunia
mahasiswa sudah mulai memasuki fase yang menghentikan konsep “hura-hura” “Hura-hura”
adalah milik anak SMA. Ketika bahasan A bisa berubah menjadi B dengan sudut pandang
yang meyakinkan, keadaan tersebut menjadi menggairahkan. (perlu dipahami, bukan
dalam porsi berkelit)
Negeri ini adalah milik mereka, pentasbihan demi kepentingan rakyat menjadi
kekuatan mereka. Bacaan koran menjadi lahapan yang signifikan, seperti baru
melek politik, bicara merekapun penuh dengan busa, tanpa henti. Tataran teori
yang mengagumkan. Kedua kekuatan alamiah yang menimbulkan keberanian itu bisa
melahirkan mahasiswa yang kritis dan logis. Titik sensitif mereka akan bergeser
dari keceriaan menuju sosialita. Hal yang menarik, buku harian Ahmad Wahib
seakan lebih dihapal daripada The Wealth of Nationnya Adam Smith. Padahal,
mereka selalu membicarakan kapitalisme dan liberalisme, dasar apa ya yang
mereka gunakan?
Pin dan kaos Che Guevera menjadi perlambang khusus pemberontakan jiwa muda,
namun apakah mereka tahu dimanakah Che mati? ”Aku adalah Binatang Jalang...
terlantun lantang dengan mata terbinar, namun apakah dia tahu, jikalau anaknya
selalu mencari Chairil dibalik karakter puitisnya? Yah itulah dunia mahasiswa
Indonesia. Gejolak intelektualitas dan fisik yang mengalami titik matang. Titik
dimana masa itu seharusnya dipenuhi juga oleh keadaan yang sebenarnya. Bukannya
pengamat sekarang skeptis dengan pergerakan saat ini. Tapi simbolisme yang
tanpa tahu maknanya seakan menjadi titik kontras bagi mahasiswa saat ini.
Mahasiswa adalah mesiu. Mahasiswa adalah perubahan. Catatan menunjukkan bahwa
mahasiswa merubah era. Dari Jaman Muhammad Hatta sampai masa Rama Pratama tinta
itu masih terukir dengan emas. Mahasiswa adalah pergerakan intelektual dan
fisik. Mahasiswa adalah corong teriakan. Tapi ingat...............simbolisme
yang berlebihan tanpa makna, bisa membuat mahasiswa itu kehilangan makna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar