TUTUR BERSAYAP
Maafin aku ya, aku bener-benr minta maaf. Aku tadi yang
menjatuhkan cangkir itu, maaf ya. Gimana? Aku ganti? Maaf banget ya?
Salah satu sifat
terpuji menurut agama manapun adalah mau mengakui kesalahan sendiri yang
terlanjur dilakukan. orang bijak berkata, "Orang yang berakal itu adalah
bukannya orang yang pandai mencari-cari akal untuk membenarkan kejelekannya
setelah ia terjatuh ke dalamnya, tetapi orang yang berakal itu adalah orang
yang pandai menggunakan akalnya untuk mengakali kejelekan agar dirinya tidak
terjatuh ke dalamnya."
Konsep melihat cermin adalah konsep melihat dari sendiri.
Mengamati kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Orang yang miliki akal, akan
mengamati dir seperti mangamati hidup yang akan dijalaninya.
Para pakar psikologi mengatakan bahwa kemampuan mengakui
kesalahan sendiri ini adalah salah satu indikator kedewasaan jiwa seseorang.
Oleh karena itu, setua apapun usia anda, tetapi bila anda belum mampu untuk
mengakui kesalahan yang terlanjur anda lakukan, maka anda pada hakikatnya tidak
lebih dari anak ingusan yang Sok dewasa!
Kualifikasi kekanak-kanakan ini berbeda dengan kesukaan
terhadap film anak-anak. Kekanak-kanakan akan menjadikan kita sulit menjadi
dewasa. Apakah tubuh kita menjadi tua. Keadaan kita tetap menjadi anak-anak
yang susah diatur.
Begitu juga sifat arogan yang tidak senang mendengarkan
kritikan dari orang lain. sikap ini benar-benar konyol! Coba bayangkan,
mestinya ia berterima kasih kepada orang yang secara gratis mau memberitahukan
kekurangan-kekurangan yang ada padanya. Apalagi Allah dalam AL-Qur'an
jelas-jelas menyuruh manusia untuk saling nasihat-menasihati mengenai
kebenaran. Tidaklah salah kiranya bila sifat tabu terhadap kritikan ini
menunjukan bahwa orang yang demikian itu sebenarnya hanya baru sebatas mampu
memakai baju orang dewasa ; sementara jiwanya sendiri sebenarnya masih
terkurung dalam dunia anak kecil yang tidak jelas.
Dunia anak-anak dalam konteks psikologi adalah terjebak pada
posisi Peter Pan Syndrom.kondisi dimana keadaan seperti Harun, dalam novel
Laskar Pelangi anak kecil yang terperangkap dalam tubuh besar.
Cobalah berpikir dengan jernih, kiranya semua orang akan
setuju bahwa bila kita mau mengakui kesalahan atau pun terbuka terhadap
kritikan, justru akan membuat orang semakin respek pada diri kita. Dan
sebaliknya sikap mencari-cari alasan atau pun naik darah bila dikritik malahan
membuat orang mencibir. Lalu mengapa kita masih sukar ke luar dari nafsu jelek
ini? Masalahnya mungkin adalah karena kita terlalu takut dengan pandangan orang
daripada pandangan Allah. tau barangkali kita lebih rela kehilangan hati nurani
daripada kehilangan muka! ALLAHU
AKBAR!
Hati nurani merupakan suatu korban daripada muka, apabila
muka bisa lebih diselamatkan oleh diri kita. Sungguh memalukan, tapi itu adalah
kasus yang sudah jamak.
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya,
dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah
tempat tinggalnya. (An-Naazi'aat 79 : 40-41)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar