Sekali Lagi Selamat Tinggal
Izinkan aku pergi
Apa lagi yang engkau tangisi
Semogalah penggantiku
Dapat lebih mengerti hatimu
Apa lagi yang engkau tangisi
Semogalah penggantiku
Dapat lebih mengerti hatimu
Mengarungi alam yang seakan berhenti tidak melepas jurang
hierarki. Semangkuk teh masih terserupaut tanpa rasa yang terndap sudah. Mari
pak kita syairkan sebuah sajak yang aku yakin aku tidak ingin menemui syair
itu. Masih dengan seseruput teh.
Memang berat kurasa
Meninggalkan kasih yang kucinta
Namun bagaimana lagi
Semuanya harus kujalani
Meninggalkan kasih yang kucinta
Namun bagaimana lagi
Semuanya harus kujalani
Beriringan mengucap lelakuan yang hinggap tanpa beban
didada. Apakah ini merupakan suatu nurani untuk menolak sebuah kisah using.
Tiada perlu melihat belakang, sembari menruput tteh lagi yang mulai beranjak
dingin dalam alunan cangkir marmer.
Selamat
Tinggal
Kudoakan
kau selalu bahagia
Hanya pesanku
Jangan lupa kirimkan kabarmu
Hanya pesanku
Jangan lupa kirimkan kabarmu
Siapa
yang akan aku doakan. Entah, buat apa aku berdoa untuk sesuatu yang
menggoreskan nadi dalam sikapku. Tapi moral mngernyitkan dahinya sekan memarahi
akadku yang memang masuk akal. Moral..sekali lagi moral yang membuatku kadang
mual, tapi bagaimanapun juga moral itu yang menjadikan aku bermoral terhadap
doa penyayat nadiku itu.
Bila suatu hari
Dia membuat kecewa di hati
Batin ini takkan rela
Mendengarmu hidup menderita
Dia membuat kecewa di hati
Batin ini takkan rela
Mendengarmu hidup menderita
Biarkan saja mereka bergelimpangan menganulir jiwa yang
rapuh ini. Aku palingkan muka sembari membuang sisa-sisa the dalam cangkir ini.
Terduduk diam dalam kekalutan. Buat apa aku pikirkan, jikalau nadi ini memang
telah terhilangkan. Lagu sedih bukannya untuk dinyanyikan dengan serampangan.
Seakan not balok itu bersenandung penuh luka….mengapa kau renungkan? Buang
saja….jiwa itu akan membunuh dan membunuh..sia-sia saja ku pikirkan, toh tak
ada yang tahu.
Sayang.. walau kebersamaan kita hanya sesaat
Namun kau tetap bagian dari jiwaku
Kuiringi kepergianmu dengan ikhlas hati
Semoga kelak kita dapat bersatu lagi
Namun kau tetap bagian dari jiwaku
Kuiringi kepergianmu dengan ikhlas hati
Semoga kelak kita dapat bersatu lagi
Buang sentimental itu! Buang sudah seperti aku membuang
bekas tehj ini. Gelas ini menjadi bersih setelah aku usap air putih. Itulah
jadinya hati. Hati yang akan menghilang tanpa jejak dan tanpa aliran darah yang
mengental. Tidak ada separuh jiwa yang melekat . yang ada dua jiwa yang
sepengertian. Ketika ada yang tidak sepengertian, akan menjadi sifat yang tidak
sepengertian. Begitu menyusahkan.
Selamat
Tinggal
Kudoakan
kau selalu bahagia
Hanya pesanku
Jangan lupa kirimkan kabarmu
Hanya pesanku
Jangan lupa kirimkan kabarmu
Tidak aka nada kabar lagi….selamat tinggal kabar.
Tajuk/Lirik Lagu :Selamat Tinggal Penyanyi: Broeky Marantika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar