Minggu, 27 Agustus 2017

Tipe-Tipe Diabetes Melitus



Tipe-Tipe Diabetes Melitus
Diabetes mampu berubah menjadi penyakit yang mematikan apabila tidak ditangani dengan baik. Hindari beberapa kebiasaan yang dapat menyebabkan meningkatnya risiko penyakit diabetes.
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe yakni DM I, DM II, dan kadang juga dimasukkan DM pada ibu hamil. DM tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.
Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup yang semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat. Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu.
Gejala DM tipe II antara lain:
  • rasa haus yang berlebih,
  • buang air kecil lebih sering (frekuensi terbangun dari tidur untuk berkemih saat malam hari menjadi lebih sering dari biasanya),
  • banyak makan,
  • penurunan berat badan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah, yakni gula darah setelah puasa 8 jam atau gula darah sewaktu.
Terdapat sebagian wanita yang memiliki kadar glukosa dalam darah yang sangat tinggi selama masa kehamilan, tubuh mereka tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk menyerapnya. Diabetes yang dikenal sebagai diabetes kehamilan ini dapat terjadi pada sekitar 15 hingga 18 orang di antara 100 wanita yang hamil.
Penderita diabetes tipe 1 yang hamil juga akan memiliki risiko tinggi karena dapat berdampak pada ibu serta janin.
Ibu yang sedang hamil sebaiknya lebih cermat memantau kadar gula darah pada trimester kedua (minggu 14-26). Pada masa itulah diabetes kehamilan umumnya berkembang dan kemudian hilang setelah melahirkan. Meski demikian, risiko diabetes tipe 2 pada wanita yang pernah mengalami diabetes kehamilan adalah sekitar tiga kali lebih tinggi dibandingkan populasi pada umumnya.
Para penderita diabetes harus berhati-hati dengan makanan yang mereka makan. Makanan tertentu dapat menaikkan lonjakan gula darah secara drastis. Apabila hal ini terjadi dan tidak mendapatkan penanganan yang serius, maka akan menyebabkan kerusakan organ tubuh lainnya. Peningkatan kadar gula di dalam darah mampu merusak pembuluh darah yang ada di dalam retina dan ginjal. Hal ini dapat menyebabkan kebutaan dan juga gagal ginjal. Diabetes mampu menyebabkan saraf menjadi kaki dan juga sering menyebabkan kesemutan. Sehingga terkadang dapat menyebabkan masalah pada kaki dan dalam kasus terburuk terkadang harus diamputasi untuk menyembuhkannya. Diabetes mampu menyebabkan gangguan pada sistem saraf. Hal tersebut mampu menyebabkan kerusakan organ penting seperti jantung. Bahkan penyakit diabetes dan penyakit jantung sering disebut sebagai kombinasi yang mematikan.

Tidak ada komentar: