Rabu, 09 Agustus 2017

Mohamad Toha Dalam Kisah Bandung Lautan Api



Mohamad Toha Dalam Kisah Bandung Lautan Api

Toha meninggal dunia dalam usia yang masih muda yaitu pada usia 19 tahun. Namun, namanya akan selalu dikenang oleh seluruh generasi bangsa Indonesia sebagai sosok pahlawan yang mengorbankan nyawanya untuk mempertahankan kemerdekaan tanah air tercinta. Dia gugur saat membumihanguskan gundang amunisi milik sekutu.

Mohamad Toha dilahirkan di Jalan Banceuy, Desa Suniaraja, Kota Bandung pada tahun 1927. Ayahnya bernama Suganda dan ibunya yang berasal dari Kedunghalang, Bogor Utara, Bogor, bernama Nariah. Toha menjadi anak yatim ketika pada tahun 1929 ayahnya meninggal dunia. Ibu Nariah kemudian menikah kembali dengan Sugandi, adik ayah Toha. Namun tidak lama kemudian, keduanya bercerai dan Muhammad Toha diambil oleh kakek dan neneknya dari pihak ayah yaitu Bapak Jahiri dan Ibu Oneng. Toha mulai masuk Volk School (Sekolah Rakyat) pada usia 7 tahun hingga kelas 4. Sekolahnya terhenti ketika Perang Dunia II pecah.


Ketika Jepang Menduduki Indonesia, Mohamad Toha mendaftar  Seinendan. Sehari-hari Toha juga membantu kakeknya di Biro Sunda, kemudian bekerja di bengkel motor di Cikudapateuh. Selanjutnya, Toha belajar menjadi montir mobil dan bekerja di bengkel kendaraan militer Jepang (Toha sebelumnya membantu kakeknya sebagai montir di bengkel motor).

Setelah proklamasi, Toha bergabung ke badan perjuangan Barisan Rakjat Indonesia (BRI), yang dipimpin oleh Ben Alamsyah, paman Toha. BRI selanjutnya digabungkan dengan Barisan Pelopor yang dipimpin oleh Anwar Sutan Pamuncak menjadi Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI). Dalam laskar ini ia duduk sebagai Komandan Seksi I Bagian Penggempur. Menurut keterangan Ben Alamsyah dan Rachmat Sulaeman. Pada tahun 1945, Toha digambarkan sebagai pemuda pemberani dengan tinggi 1,65 m, bermuka lonjong dengan pancaran mata yang tajam.

Setelah penandatanganan perjanjian kapitulasi Jepang, seluruh persenjataan Tentara Kekaisaran Jepang diserahkan tanpa syarat kepada Tentara Sekutu yang akan mengembalikan kekuasaan Belanda di Hindia Belanda. Persenjataan Tentara Kekaisaran Jepang banyak direbut oleh pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Tanggal 21 November 1945, Tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Republik Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. Para milisi dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia harus menyerahkan senjata yang mereka rampas dari Tentara Kekaisaran Jepang. Karena apabila ultimatum penyerahan tersebut tidak diindahkan, tentara Sekutu akan mengambil tindakan militer untuk menegakkan tujuan tersebut.

Tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum ke-2. Sekutu menuntut agar semua masyarakat dan pejuang TKR mengosongkan kota Bandung bagian selatan. Perlu diketahui bahwa sejak 24 Januari 1946, TKR telah mengubah namanya menjadi TRI. Rakyat pun diungsikan ke luar kota Bandung. Sebelum ditinggalkan Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang dan anggota TRI. Peristiwa ini di kenal dengan sebutan "Bandung Lautan Api".

Toha gugur dalam misinya menghancurkan gudang amunisi Tentara Sekutu. Lagu Halo, Halo Bandung dinyanyikan para tentara Republik dalam penantian mereka untuk kembali ke rumah mereka di Bandung. Sosok pemuda yang dikenal dengan nama Mohamad Toha gugur saat membumihanguskan gudang amunisi milik tentara sekutu yang berada di Bandung Selatan pada 24 Maret 1946. Nama Mohamad Toha kini diabadikan menjadi sebuah jalan di Kecamatan Regol, Kota Bandung. Sampai saat ini masih timbul kontroversi penyematan pahlawan pada diri Mohamad Toha.

Menurut beberapa tokoh, saat kejadian, Toha melakukan penyerangan tanpa ada perintah dari AH Nasution yang saat itu menjabat komando tertinggi militer di Jawa Barat. Toha saat itu tercatat sebagai pasukan Barisan Rakjat Indonesia (BRI) yang bergerak sesuai arahan dari atasannya.
Walaupun Mohamad Toha belum diangkat sebagai salah satu pahlawan nasional, untuk warga Jawa Barat khususnya warga kota Bandung yang mengetahui Sejarah tentang Peristiwa Bandung Lautan Api akan tetap menganggap Muhammad toha sebagai sosok pahlawan dan melekat dalam lagu Halo-Halo Bandung.

Sumber:
http://www.kompasiana.com/mariahardayanto/mohammad-toha-pahlawan-bandung-lautan-api_551905eaa33311bc13b65946
http://news.okezone.com/read/2015/03/24/340/1123347/kontroversi-status-pahlawan-mohammad-toha
https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Toha
http://www.satujam.com/profile-mohamad-toha-pahlawan-bandung-lautan-api/
https://nsyifaaghnia.wordpress.com/2014/08/07/menganalis-kepahlawanan-muhammad-toha-dalam-peristwa-bandung-lautan-api/
http://profil.merdeka.com/indonesia/m/mohammad-toha/




Tidak ada komentar: