Senin, 28 Agustus 2017

Pasar Bawah : Geliat Kemurnian Warga Melayu



Pasar Bawah : Geliat Kemurnian Warga Melayu
Terasa kurang apabila berkunjung ke Pekanbaru namun tidak mampir ke Pasar Bawah Pekanbaru. Pelancong menjadikan pasar bawah sebagai salah satu destinasi yang harus dikunjungi jika “dolan-dolan” ke Pekanbaru. Pasar Bawah Pekanbaru adalah pasar tertua di Pekanbaru dengan posisi persis di tepi sungai Siak dan Pelabuhan.


Istilah pasar bawah sepertinya hanya menunjukkan tempat dimana terdapat pusat atau pasar keramaian yang berada di tanah sebelah bawah suatu wilayah di Pekanbaru. Semenjak pasar bawah menempati gedung yang diresmikan pada tahun 2006, pasar ini mendapat julukan baru “ PUSAT WISATA BELANJA PEKANBARU ”. Komplek perniagaan yang popular dengan nama Pasar barun merupakan pusat kegiatan ekonomi yang usianya mencapai ratusan tahun. Kawasan ini memang berada di daerah yang lebih rendah dan dekat dengan sungai besar Siak di Pekanbaru.
Posisi Pasar Bawah terletak di sebelah utara Pekanbaru. Apabila kita menyusur jalan, jika kita mengikuti Jalan Jendral Sudirman, kemudian, kita berbelok kearah Jalan Ahmad Yani, Ujung dari Jalan Ahmad Yani adalah letak dari Pasar Bawah. Bangunan dari pasar ini menggunakan arsitektur Melayu dengan ukiran ukiran yang menarik pada bagian tangga dari gedung ini. Pasar Bawah merupakan salah satu surga belanja di Pekanbaru. Ke empat lantai yang ada pada pasar ini menawarkan berbagai variasi buah tangan.Pasar ini menjajakan barang-barang  peralatan tubuh, aksesories rumah tangga dari dalam dan luar negeri, seperti keramik, karpet, lampu-lampu antik dan elektronik. Pasar ini juga menyediakan barang-barang bekas. Pasar Bawah mendapat penghargaan sebagai pasar tradisional terbersih untuk kategori kota besar pada tahun 2007.
Di Pasar Wisata Pasar Bawah dijual barang-barang yang keren dan bisa dijadikan buah tangan atau oleh-oleh. Di lantai dasar ada berbagai makanan khas Riau yang bisa dijadikan oleh-oleh atau cemilan. Sebut saja, lempuk durian, keripik nenas, keripik nangka, salai ikan patin, dodol durian, kue bangkit, kacang pukul, dan masih banyak lagi. Harganya cukup murah. Rata-rata dibanderol mulai dari Rp 17 ribu hingga Rp 35 ribu. Di lantai dasar, kita juga bisa membeli berbagai cinderamata dan souvenir asli Riau. Ada t-shirt atau kaos, gantungan kunci, miniatur perahu Lancang Kuning, kue khas Riau dan berbagai souvenir. Dilantai ini terdapat kios kios yang menjual ikan salai dan ikan teri dari Kepulauan Riau, teri ini bernama teri tanjung. Ikan salai dan teri tanjung ini merupakan oleh oleh yang sering dibawa dari Pekanbaru. Ikan salai yang berada di lantai dasar ini adalah ikan salai yang berasal dari Pelalawan, Kampar, dan Pekanbaru. Ikan salai baung/ Bagrus nemurus dan ikan selais/ Cryptopterus bicirchis adalah beberapa jenis ikan salai yang dijual di Pasar Bawah. Walaupun berwarna gelap seperti arang, rasa dari ikan salai baung dan selais membuat terbang ke awan. Tidak jauh dari tangga naik dari lantai dasar, terdapat kios-kios makanan yang menjual makanan khas Melayu seperti lempuk durian Bengkalis, kacang pukul Bagan Siapi api, dan kerupuk nenas dari Kampar. Selain itu, terdapat juga makanan khas dari negeri Jiran, Malaysia. Karena kita satu rumpun dan dekat dengan Malaysia dan Singapura, makanan dari negeri tetangga akan dengan mudah dibeli pasar bawah. Jangan khawatir, makanan ini sudah berlabel halal.
Di lantai 1, dijual karpet, berbagai keramik, makanan impor, tas, dan barang lain yang sejenis. Coba susuri lorong lorong yang berada di lantai satu. Lantai satu merupakan tempat perempuan mencuci matanya. Kios kios berpintu besi bewarna hijau yang ada di lorong ini menjual aksesoris-aksesoris untuk perempuan, salah satu asesoris yang dijual adalah perhiasan untuk hijab, pernak pernik dengan manik manik berkilauan  banyak tersampir dilantai ini. Tas tas bermerek dengan harga yang miring bisa didapatkan di lantai ini, tapi bukan yang asli.
Bangunan berlantai empat berlanggam Melayu ini terletak tidak jauh dari pelabuhan tua Pekanbaru dan Mesjid Raya Pekanbaru. Dia sudah menjadi saksi sejarah perjalanan kota ini. Sebelum dibangun menjadi bangunan bertingkat yang gagah, pasar bawah dahulu merupakan bangunan semi permanen yang terbuat dari kayu. Lorong lorong sempit pada bangunan semi permanen ini menjadi tempat para pedagang berteriak “Cari apo daa, buliah di caliak”, para pedagang yang menempati kios di sepanjang lorong sempit ini akan mencoba melakukan interaksi dengan logat Sumatera Barat.
Di sini, Anda harus pandai-pandai menawar untuk mendapat harga murah. Karena sistem tawar menawar masih berlaku dipasar ini, namanya juga pasar bawah....


POTRETNEWS.com 
Tripriau.com     www.potretnews.com


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tidak ada komentar: