Sabtu, 27 Desember 2014

Tentang Dia : eksistensi Persahabatan yang Menghilang.

Tentang Dia : eksistensi Persahabatan yang Menghilang.
Anjing! Gue paling benci ketika persahabatan ternodai oleh hal yang paling diluar dugaan dan menyayat hati gue.
Kesan Tentang Dia itulah yang terbersit dalam pikiranku seusai melihat film itu. Besutan Rudi Sujarwo ini mencoba mengangkat suatu kisah tentang seorang perempuan bernama Gadis yang depresi akibat percintaan. Dalam perjalan yang bergulir dengan kesedihan, dia bertemu dengan sosok gadis bernama Rudi. Secara bertahap persahabatan pun terjalin. Tidak ada yang istimewa dengan persahabatan tersebut. Kekentalan ala Rudi Sujarwo yang membuat kesan persahabatan tersebut menjadi sangat mendalam. Namun persahabatan tersebut ternodai oleh perasaan Gadis tentang kewajaran pertemanan antar wanita yang sebenarnya tidak perlu menjadi masalah.
Dan. Sekali lagi, Anjing dengan Gadis!
Kata-kata ini begitu terlontar dan begitu membara dalam hatiku. Terkesan picik dan murahan. Saya sebenarnya masih meraba apa yang diinginkan si Rudi Sujarwo dalam membesut film itu, apakah percintaannya ataukah persahabatan?
Otakku lebih memfokuskan diri pada persahabatan dalam film itu. Roh yang muncul dalam persahabatan dan percintaan sangat terasa berbeda. Persahabatan dalam film itu terkesan lepas dan meyenangkan, persis seperti film Mengejar Matahari yang juga merupakan besutan Rudi Sujarwo. Persahabatan menjadi suatu yang antiklimaks ketika ada pertanyaan tenang persahabatan itu sendiri. Eksistensi persahabatan adalah pertautan hati tanpa pamrih yang merajalela dalam diri. Tertawa dan gembira menjadi bumbu apabila kesedihan itu menderap dalam raga. Siapa yang menyangka akan hidup tanpa adanya suatu kisah persahabatan. Seorang Rasulpun memiliki sahabat yang selalu setia menemani. Apalagi manusia yang memiliki segudang kesalahan dan berbagai makian hidup.
Seorang Jhoni dalam Janji Joni tetap memiliki sahabat bapak tua sang pemutar film. Hati menjadi akan sangat kurang ajar ketika mempertanyakan tentang persahabatan dan menganggap hal tersebut merupakan suatu penyimpangan tingkah laku
Sekali lagi, Anjing dengan gadis!
Seorang gadis yang mengalami depresi tidak patut untuk mengutarakan pertanyaan tentang arti persahabatan. Soekarno dan Hatta adalah sahabat yang memiliki pandangan terhadap bangsa bagaikan kutub utara dan selatan, tetapi persahabatan membuat mereka masih tetap sebagai sahabat dengan lontaran kritis pada tiap masing-masing.
Kita ingat Castro denga Gueverra. Mereka adalah dua sahabat yang memiliki perbedaaan pandangan yang tajam. Yang satu adalah anti Tuhan, sedangkan satunya lagi adalah seseorang yang selalu membawa salib dalam tiap geraknya. Perbedaan tersebut tidak membuat mereka saling bunuh. Mereka mungkin tidak mempertanyakan hakekat persahabatan mereka. Persahabatan adalah sesuatu yang mengalir dalam diri yang datang begitu saja. Kecocokan terhadap sesuat itu kadang tidak dapat diprediksikan. Itulah sahabat.
Dia datang tidak dapat dijadikan suatu pegangan yang pasti. Persahabatan tersebut akan datang dan menyapa kita dengan ramah.
Persahabatan kadang menjadikan kita semakin kokoh, karena dikala kita sendiri atau bergembira. Sahabat menjadi teman bercengkrama yang menyasikkan. Dia bukanlah sesuatu yang mesti dipikirkan dengan berat.
Sahabat adalah peringan pusing migren dalam tubuh ini. Berbagi dengan sahabat adalah merupakan kebahagiaan bagi sahabatnya, karena kepercayaan tersebut sulit untuk didapatkan dalam tingkatan yang normal.


Tidak ada komentar: