Senin, 29 Desember 2014

Oase Hidup akan Berakhir


Oase Hidup akan Berakhir

Sesudah Bunda Maria, St Yosef adalah perantara yang paling berpengaruh kepada Tuhan. Sesungguhnya, St Yosef adalah Pelindung Gereja! Ia juga disebut sebagai Pelindung Orang yang Menghadapi Ajal, sebab besar sekali kemungkinannya St Yosef meninggal dengan Yesus dan Bunda Maria di sampingnya.
Seorang teman berkata,” kalau gw mati gimana , loe nangis gak ??“ , pertanyaan yg aneh, apakah ada pengaruhnya kita menangis atau tidak, seperti halnya hewan ketika selesai di sembelih dia tidak akan merasakan apa – apa sewaktu isi perutnya di keluarkan karena ruh sudah keluar dari jasadnya.
Hampir di setiap Hari Raya ketika keluarga besar berkumpul, selalu saja makin berkurang setiap tahunnya, sampai–sampai lebaran kemarin, kita sempat main tebak – tebakan, kira – kira siapa ya yg gak bisa sampai lebaran tahun depan, ya sekali lagi siapa yg tahu, mungkin sehabis tulis ini aku yg duluan pergi, siapa tahu…!!!
Pernahkah kita bayangkan diri kita berada di atas ranjang kematian, apakah yang dapat kita lakukan waktu itu ? Suatu pertanyaan yang mesti dijawab oleh semua manusia yang masih hidup. Bagaimanakah keadaan detik-detik terakhir dari nafas kita yang akan berlalu itu? Apakah kita termasuk orang yang suka untuk bertemu Allah, ataukah sebaliknya seperti hamba yang melarikan diri dan takut bertemu tuannya kerana kesalahan yang dilakukannya?
Aisyah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah s.a.w. tatkala menjelang wafat disediakan untuk beliau satu bekas air, beliau memasukkan tangannya ke dalam air lalu mengusapkan ke wajahnya seraya bersabda, "La ilaha illallah, sesungguhnya di dalam kematian ada sakaratul maut." Kemudian beliau menengadahkan kedua tangannya lalu mengatakan, "Fir Rafiqil A'la" lalu beliau wafat dan tangannya tergeletak lemas.
Ketika Umar al Faruq menjelang ajal, beliau berkata kepada puteranya Abdullah, "Letakkan pipiku di atas tanah", namun Abdullah enggan untuk melakukan demikian. Beliau berkata sehingga tiga kali, "Letakkan pipiku di atas tanah, semoga Allah melihatku dalam keadaan demikian, kemudian Dia merahmatiku. " Diriwayatkan, bahawa beliau terus menangis sehingga pasir-pasir menempel di kedua mata beliau seraya mengatakan, "Celakalah Umar, celaka juga ibunya, jika Allah tidak memaafkannya."
Ketika Abu Hurairah sakit penat beliau menangis, lalu ditanya, "Apa yang membuat anda menangis?". Beliau menjawab, "Saya menangis bukan karena dunia ini, tetapi saya menangisi perjalanan selepas ini (dunia), bekalku yang sedikit, lalu saya akan berada di suatu tempat yang menanjak lagi amat luas, sedangkan saya tidak tahu akan dimasukkan ke neraka atau ke syurga."
Usman r.a. berkata di akhir hayatnya, "Tidak ada ilah selain Engkau, Maha Suci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang berbuat aniaya. Ya Allah aku mohon pertolongan dalam semua urusanku, dan aku memohon kesabaran dalam menghadapi ujian yang menimpaku."
Abu Darda' ketika menjelang wafat berkata, "Apakah seseorang tidak mau beramal untuk mempersiapkan pentas perjuangan ini? Mengapa orang tidak beramal untuk menghadapi waktu ini? Mengapa orang tidak beramal untuk menyongsong hariku ini? Kemudian beliau menangis, maka isteri beliau bertanya,"Mengapa engkau menangis, bukankah engkau telah menemani Rasulullah s.a.w.? Beliau menjawab, "Bagaimana aku tidak menangis sedangkan aku tidak mengetahui bagaimana dosa-dosa telah menyerangku."
Abu Sulaiman ad-Darani, "Aku berkata kepada Ummu Harun seorang wanita yang rajin beribadah, "Apakah anda senang dengan kematian? Maka dia menjawab, "Tidak! Aku bertanya, "Mengapa? Maka dia mejawab, "Demi Allah, andaikan aku berbuat kesalahan kepada makhluk saja, maka aku takut untuk bertemu dengannya, apatah lagi jika aku berbuat maksiat kepada Khaliq Yang Maha Agung?
Atha' as Sulami ditanya tatkala sakit yang menyebabkan kematiannya , "Bagaimanakah keadaan anda? Beliau menjawab," Kematian berada di leherku, kuburan ada di hadapanku, kiamat adalah akhir perjalananku, jambatan Jahannam adalah jalanku, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada diriku". Kemudian beliau menangis dan terus menangis sehingga pengsan. Ketika sedar kembali beliau mengucapkan, "Ya Allah kasihanilah aku, hilangkanlah kesedihan di dalam kuburku, mudahkan kesulitanku ketika menjelang kematian, rahmatilah kedudukanku di hadapan-Mu wahai Zat Yang Paling Pengasih di antara para pengasih."
Disebutkan bahawa Abu Darda' apabila ada seseorang yang meninggal dalam keadaan yang baik, maka beliau berkata, "Berbahagialah engkau, andaikan aku dapat menggantikan dirimu". Maka Ummu Darda' bertanya kepadanya tentang hal itu, lalu beliau menjawab, "…. bukankah engkau tahu, bahawa ada seseorang yang pagi-pagi dia beriman, namun di petang hari telah menjadi munafik, ia lepaskan keimanannya tanpa dia menyedarinya "
Muhammad al Munkadir menangis tatkala menjelang wafatnya, lalu ia ditanya, "Apa yang membuat anda menangis? Beliau menjawab, "Demi Allah aku menangis bukan karena dosa yang aku ketahui telah aku lakukan, namun aku takut jika telah melakukan sesuatu yang aku anggap remeh namun di hadapan Allah ternyata itu adalah sesuatu yang amat besar."
Sufyan ats Tsauri berkata, "Tidak ada tempat yang lebih dahsyat bagiku daripada (tempat) terjadinya sakaratul maut, aku sangat takut kalau dia (sakarat) terus menerus menekanku, aku telah meminta keringanan, namun dia tidak menghiraukan, sehingga aku terkena fitnahnya." Kemudian beliau menangis semalaman hingga menjelang pagi, ketika beliau ditanya, "Apakah tangisan tersebut kerana dosa? Maka beliau mengambil segenggam tanah dan berkata, "Dosa lebih ringan dari pada ini (tanah, maksudnya adalah maut- pen), aku menangis kerana takut terhadap su'ul khatimah (akhir hidup yang buruk).
Shofwan bin Sulaim berkata , "Di dalam kematian ada rahah (istirahat) bagi seorang mukmin dari huru hara dan hiruk pikuk dunia, walaupun mesti merasakan putusnya nafas dan kepedihan. Kemudian beliau mengalirkan air mata.
Syafiq bin Ibrahim berkata, "Bersiap-siaplah anda semua di dalam menghadapi kematian, jangan sampai ketika ia datang lalu anda minta dikembalikan lagi ke dunia (kerana belum beramal)."
Al 'Alla' bin Ziyad mengatakan juga, "Hendaknya setiap orang dari kalian merasakan, bahwa dirinya telah meninggal, lalu memohon kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia, kemudian Allah memenuhinya, maka hendaklah kalian beramal ketaatan kepada Allah."
Syamith bin 'Ajlan berkata , "Manusia itu ada dua golongan, pertama orang yang terus mencari bekal di dunia, dan ke dua orang yang terus bersenang-senang di dunia. Maka perhatikanlah, dari golongan manakah dirimu?"
suatu hari al Hasan al Bashri melewati sekelompok pemuda yang sedang tertawa terbahak-bahak, maka beliau bertanya, "Wahai anak saudaraku, apakah kalian pernah menyeberangi ash Shirath (jambatan Jahannam)? Para pemuda itu menjawab, "Belum." Beliau bertanya lagi, "Apakah kalian tahu ke syurga ataukah ke neraka kalian akan dimasukkan?" Mereka menjawab, "Tidak." Kemudian beliau berkata, "Lalu mengapa engkau ketawa sedemikian ?" Semoga Allah memberi maaf kepada kalian semua. Dan ketika beliau menjelang wafat beliau menangis seraya mengatakan, "Jiwa yang lemah, sedang urusan sangat dahsyat dan besar, sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita akan kembali."
"Ziarahilah kubur, sebab ia akan mengingatkan kalian pada kematian." HR. Muslim
al Mu’tashim yang pernah berkata, "Demi Allah, andai aku tahu akan mati hari ini, niscaya aku tidak akan melakukan maksiyat."


Tidak ada komentar: