Minggu, 28 Desember 2014

Ketika Saya Berpikir Bahwa Saya Mati Besok


Ketika Saya Berpikir Bahwa Saya Mati Besok
Allahumma hawwin alayna fii sakaratil maut...wa taubatan qoblal maut
[Ya Allah, mudahkanlah bagiku kelak dalam menghadapi sakaratul maut..dan anugrahkanlah kesempatan taubat bagiku sebelum maut]
Ada banyak yang beranggapan bahwa kata 'kematian' tabu untuk diucapkan.. Misal kita mengajak orang ngomong:'sadar ga sih, kalo sebentar lagi kita juga bisa mati, malah bisa aja besok!?' seringkali komentar tersebut akan dibalas dgn kata2: 'gila lo! nyumpahin gue mati ya?!!!'.. Padahal kita pasti mati, waktu kematian itu ga pasti, dan ketika kematian itu tiba ga ada yg kita bawa kecuali semua praktik kebaikan yg pernah kita buat. Tapi ya emang sulit nyadarin hal ginian. Hari2 lewat begitu saja untuk bekerja, jalan2, nonton, dan hal-hal 'menyenangkan' lainnya. Kenapa tabu ngomongin kematian!!?? Karena dia bisa datang kapan saja, justru kita harus menyiapkan diri untuk itu.. kalo tiba2 dia dtg kita bisa pe-de. Kadang kita ngerasa masih muda dan ngebayangin bahwa kita msh pny byk wkt di lain hari.
Aku kasih analogi. Misal kita dikasih pinjam buku yang bagus bgt, yang dah lama kita cari2, yang pengen bgt kita baca. Buku ini tebal dan harus dikembalikan dalam waktu 1 hari. Apa yang kita lakukan? Tentu aja manfaatin sebaik-baiknya. Kita akan baca tuh buku sepanjang hari. Kita pasti akan bener2 memanfaatkannya.. Githu jg dgn tubuh jasmani ini. kita cuma 'pinjam'..!! So, ya dimanfaatin buat hal yg baik2.. karena suatu hari nanti mau dibalikin..
Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad...Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang
Meninggalkanmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang
Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah
Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah
Menguburmu."
Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan....Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Te rkulai Lemah
Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara
Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari
Seribu Bahasa
Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak
Bersuara"
Ketika Mayat Siap Dikafan...Suara Dari Langit Terdengar Memekik,"Wahai Fulan Anak Si Fulan
Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha
Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa Bekal
Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali Selamanya
Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan."

Ketika MayatDiusung.... Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."

Ketika Mayat Siap Dishalatkan....Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat
Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik
Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."

Ketika MayatDibaringkan Di Liang Lahat....terdengar Suara Memekik Dari Langit,"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia Untuk
Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis
Dahulu Kau Bergembira,Kini Dalam Perutku Kau Berduka
Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu
Bahasa."
Apa yang sebaiknya dilakukan terhadap tubuh saya jika saya meninggal kelak? Pertanyaan ini terus mengganggu saya, apalagi karena saya sendiri tidak tahu apakah tubuh saya akan utuh atau terpisah-pisah bahkan hangus saat meninggal.. Saya sungguh tak tahu takdir Tuhan buat kematian saya. Saya tak bisa memilih cara mati saya kan?
Atau bolehlah berdoa: semoga saya meninggal dengan tubuh utuh. Untuk opsi ini, saya memilih untuk menyumbangkan organ tubuh saya buat yang membutuhkan. Cangkok mata, ginjal - terserah bagian mana yang dibutuhkan - asal bisa memberikan kemanfaatan akan saya ikhlaskan. Tapi apakah tubuh saya cukup steril dari penyakit sehingga layak disumbangkan? Entahlah, itu tugas dokter buat memastikannya. Bukan tugas saya.

Jika tidak utuh, tentu saja akan merepotkan buat yang merawatnya. Mau dimandiin pasti bikin ngeri yang mandiin. Paling-paling dibersihin di rumah sakit, dikafanin, dimasukin peti dan gak boleh dibuka saat sampe rumah duka. Mau disumbangin juga agak susah jika ketidaklengkapannya parah, mending dikubur aja biar menyatu dengan tanah. Tapi entahlah................



Tidak ada komentar: