Sabtu, 27 Desember 2014

Kehendak Allah atas kematian

Kehendak Allah atas kematian

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Dalam Anguttara Nikaya. Catukka Nipata, disebutkan adanya 4 (empat) sebab yang menimbulkan ketakutan menghadapi kematian. Ketakutan muncul pada mereka yang belum mencapi kesucian. Empat sebab itu adalah : 1) karena tidak terbebas dari nafsu keinginan indera, tidak bebas dari nafsu dan cinta terhadap kesenangan-kesenangan indera, tidak bebas dari kehausan dan kerinduan mengejarnya. Ketika sebuah penyakit serius datang. Ia berpikir ' kesenangan-kesenangan itu akan meninggalkan aku, dan aku akan meninggalkan kesenangan-kesenangan itu. Setiap saat lima pintu indra kita selalu terbuka, dan kelima indra kita itu menyenangi sesuatu yang menarik, karena sudah terjadi kontak, kontak itu akan ada dalam ingatan, terekam baik dalam ingatan. Ketika obyek yang menarik itu muncul kembali dalam pikiran, pikiran akan memerintahkan untuk mencarinya. Karena itu yang membuat jadi senang. Kalau orang tidak dapat meninggalkan kesenangan itu maka ia akan mati dalam ketakutan. 2) karena tidak terbebas dari nafsu dan cinta terhadap tubuh jasmani ini, tidak terbebas dari kehausan dan kerinduan terhadap tubuh. Ada orang yang bangga dengan tubuh jasmaninya, maka tidak mengherankan ada orang yang rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk merubah penampilannya, untuk merubah bentuk tubuhnya agar tetap tampil menarik. Kecintaan terhadap tubuh ini, juga merupakan sebab munculnya ketakutan, ia takut tubuh jasmaninya menjadi rusak. 3) karena belum melakukan kebajikan dan hal-hal bermanfaat, yang belum membuat perlindungan bagi dirinya sendiri; tetapi ia telah melakukan perbuatan yang jahat. Ia belum sempat bertobat, kematian sudah datang menjemputnya. Sebagian orang berpandangan, hidup ini yang penting dan dicari dulu adalah uang, asal punya uang banyak semuanya akan beres, pokoknya kumpulkan uang banyak-banyak dulu. Bagaimanapun caranya. Apa yang terjadi jika dia tidak pernah merasa cukup, tapi kematian sudah datang, pasti ketakutan akan muncul, apa lagi cara untuk mengumpulkan uang itu dengan cara yang tidak benar. 4) karena memiliki keraguan dan kebingungan tentang Dharma yang baik dan belum sampai pada kepastian di dalamnya. Ada seseorang yang dalam kehidupan ini, ingin mencari makna kehidupan, yang dulunya tidak pernah terlintas dalam pikiranya. Ia mulai menyadari setelah mendengar atau membaca buku-buku. Lalu ia berusaha untuk menemukan kebenaran itu, belum sampai mengerti atau memahami, apa yang ia dengar atau ia baca, Raja kematian sudah menghampirinya, maka orang seperti ini juga akan menghadapi kematian.
Dimulai saat kita menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, kita bukan apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi kita. Ini adalah kesudahan cerita kita. Mulai saat ini, kita hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari kita  akan menjadi bagian dari tanah.
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Dan (Jangan lupa baca taut terkaitan lainnya di bawah tulisan Nurul Hidayati Pesan kematianhttp://kembangsolo.blogspot.com/
Pemilik weblog ini, Natasha Anya, atau sering dipanggil sHa, 23 tahun, Solo, menulis terakhir tanggal 16 Agustus 2005 jam 11.01 am. Beberapa saat kemudian, (mungkin sore atau malamnya) Natasha meninggal. Posting terakhir itu dinyatakan asli milik dia. Berikut tulisannya yang ditengarai tulisan terakhirnya:

Mimpi Buruk

Semalam aku mimpi buruk banget, 
Saat terbangun aku takut hal ini akan terjadi, 
Padahal waktu aku mau tidur,
Aku gak mikir apa-apa,
Beberapa hari ini aku merasa tenang,
Aku gak ada rasa khawatir apa-apa lagi,
Aku serahkan semuanya kepada Tuhan;
Entah kenapa mimpi buruk itu hadir lagi;
Padahal sebelum tidur aku masih sempat chat,
Aku ketawa-ketawa waktu baca beberapa teman chat,
Sebelumnya aku sempat sms dengan Dan,
Kepada Dan aku bilang kalo capek banget,
Kakiku linu dan aku chat sambil tiduran;
Satu jam setelah chat aku gak tahan,
Aku ngantuk; dan aku pamit tidur dengan Dan; zzZz

Kira-kira jam lima, mungkin;
Aku seperti ada di ruangan rumah sakit,
Ada dua pasien yang harus operasi hari itu,
Karena aku datang terakhir aku dapat giliran kedua,
Dan akupun menungggu pasien pertama,
Kira-kira tujuh jam kemudian,
Seorang perawat menghampiri aku,
Dan mengajak aku untuk masuk ruangan,
Perawat itu melayani aku layaknya seorang pasien yang akan operasi,
Bajuku dibuka dan rambut kepalaku dicukur habis,
Cuma aku agak sedikit aneh,
Baju operasi yang harusnya aku pakai,
Dalam mimpi itu aku gak liat di tubuhku,
Aku hanya liat tubuhku dibungkus kain,
Seperti simbok-simbok desa itu,
Terus aku diajak ke kamar mayat,
Kepada penjaga kamar mayat, perawat itu bilang;
;pak, nunut mbungkus;
Aku bingung tapi aku nurut saja,
Aku lihat beberapa mayat berada di sana,
Ada satu yang jelas banget ku ingat,
Seorang mayat laki-laki bertubuh kecil yang badannya menghitam,
Mungkin korban luka bakar;
Perawat menunjukkan satu tempat kosong tempat mayat,
Aku disuruh tidur di situ,
Saat aku akan naik ke tempat mayat itu,
Ada satu mayat yang jatuh, seorang perempuan berkain kafan,
Mukanya kelihatan jelas;
Aku ketakutan; akupun lari;
Anehnya mayat perempuan itu mengejar aku dengan posisi tidur,
Aku ketakutan; takut sekali;
Aku lari sekencang-kencangnya;
Akupun belok ke pintu sebelah kanan,
Mayat perempuan itu berusaha untuk membuka pintu yang kutahan;
Untung;
Saat aku ngolet kepalaku terantuk sandaran ranjang;
Mimpi burukku berakhir;

Entah ini benar atau bukan, yang jelas, kematian adalah merupakan panggilan bagi tiap manusia untuk kembali ke pemilik-Nya.


Sumber:
HARUN YAHYA

KETAKUKETAKUTAN MENGHADAPI KEMATIAN Oleh; Supadi, S.Ag

Tidak ada komentar: