Jumat, 01 April 2016

Tanah Lot yang Ikon Bali



Tanah Lot yang Ikon Bali
Salah satu ikon pariwisata Bali adalah Tanah Lot. Tidak lengkap rasanya berdarmawisata ke Bali apabila tidak singgah ke Tanah Lot. Obyek wisata ini terletak di desa Beraban, kab. Tabanan. Sama dengan obyek wisata lain di kabupaten Tabanan, harga tiket masuk domestik IDR 7.500.- dan Orang asing IDR 10ribu. Pura Luhur Tanah Lot dibangun sekitar abad VXI oleh Dang Hyang Nirartha, seorang pendeta Hindu Siwa dari tanah Jawa. Pura yg terletak diatas sebuah karang batu ditengah2 samudera Indonesia adalah satu-satunya obyek wisata seperti ini di Bali. ”Beautiful place” kata orang Belanda.
Dari lokasi parkir menuju lokasi pura di pantai, kita jalan kaki. Tiket masuk jangan dibuang dahulu, karena ada checking tiket disini saat anda berjalan kaki menuju areal pura. Dari checking tiket, musti belok kanan  dan ikuti jalur. Sepanjang jalan menuju Tanah lot akan berjajar orang berjualan souvenir kenang-kenangan tentang tanah Lot. Setelah sampai diujung jalan aspal yg ada pintu gerbang Bali-nya, kita menuruni tangga kemudian belok kanan. Dari bukit di kanan pura, kita bisa lihat pemandangan yg spektakuler. Disebelah kiri adalah Pura Tanah Lot dari atas.
Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi pulau Bali. Pura  Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Beliau adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Obyek wisata Tanah Lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.
Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang sembahyang akan ramai bersembahyang di Pura Ini.
Pura Tanah Lot ini terletak di Pantai Selatan Pulau Bali yaitu di wilayah kecamatan Kediri, Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan, yang pembangunannya erat kaitannya dengan perjalanan Danghyang Nirartha di Pulau Bali. Di sini Danghyang Nirartha pernah menginap satu malam dalam perjalanannya menuju daerah Badung dan kemudian ditempat inilah oleh orang-orang yang pernah menghadap kepadaDanghyang Nirartha dibangun bangunan suci (Pura atau Kahyangan) sebagai tempat memuliakan dan memuja Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa ) untuk memohon kemakmuran dan kesejahteraan.
Pura atau Kahyangan ini diberi nama “Pura Pekendungan” yang sekarang lebih dikenal dengan “ Pura Tanah Lot” sebagai salah satu penyungsungan jagat,. Sekarang Pura atau Kahyangan ini sangat terkenal diseluruh Nusantara, malahan tidak mustahil diseluruh dunia, karena merupakan salah satu obyek wisata di pulau Bali yang sering memperoleh kunjungan. . Mereka yang berkunjung ke Pura atau Kahyanagn ini bukan saja wisatawan domestik, akan tetapi tidak jang juga wisatawan dari Luar Negeri.
Apabila ingin mengunjungi Tanah Lot, saran saya jangan terlalu siang…panas !. Lebih dianjurkan mengunjungi pada sore sekitar jam 5 atau 5.30. sambil melihat sunset disini. welcome to my paradise…dengan reggae ala Steve and the coconut tree menyambangi. Dari berbagai sumber.


Tidak ada komentar: