Jumat, 01 April 2016

Pulau Nias Indonesiaku



Pulau Nias Indonesiaku
Kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Nias sebagai berikut: Kecamatan Idanögawo, Kecamatan Bawölato, Kecamatan Sirombu, Kecamatan Mandrehe, Kecamatan Gidö, Kecamatan Lölöfitu Moi, Kecamatan Gunungsitoli, Kecamatan Hiliduho, Kecamatan Alasa, Kecamatan Namöhalu Esiwa, Kecamatan Lahewa, Kecamatan Afulu, Kecamatan Tuhemberua, dan Kecamatan Lotu
Nias adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah barat pulau Sumatra, Indonesia. Pulau ini dihuni oleh mayoritas suku Nias (Ono Niha) yang masih memiliki budaya megalitik. Daerah ini merupakan obyek wisata penting.
Pulau Nias terletak 125 km sebelah barat Pulau Sumatera. Pulau Nias terletak di Lautan Hindia, dan merupakan bagian dari propinsi Sumatera Utara. Lautan yang mengelilingi Pulau Nias sangat cocok untuk kegiatan bahari, seperti surfing dan diving. penduduknya juga mempunyai budaya yang unik, yang semakin memperkaya wawasan pengunjungnya. Pulau ini mempunyai sejarah Megalitikum, dan merupakan salah satu budaya megalitikum tertua di Indonesia. Pulau dengan luas wilayah 5.318 km² ini berpenduduk 800.000 jiwa.
Agama mayoritas daerah ini adalah Kristen Protestan. Nias saat ini telah dimekarkan menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Nias, dengan ibu kota Gunungsitoli dan Kabupaten Nias Selatan, dengan ibu kota Teluk Dalam.
Hal lain yang sangat khas di lingkungan perumahan orang Nias adalah jalan utama merupakan sumbu kampung di depan rumah kepala adat, diperkeras dengan batu. Di pinggir jalan dibuat saluran air, yang juga terbuat dari bahan batu. Batu-batu besar untuk perkerasan diberi tatahan ukiran, setelah bagian atas permukaannya diratakan. Melihat adanya penggunaan unsur-unsur batu untuk menata lingkungan pemukiman dan adanya upacara loncat batu di Nias, dapat diduga bahwa penduduk Nias saat ini masih mewarisi kebudayaan zaman batu. Dalam tradisi ini penduduk laki-laki Nias yang dewasa atau menginjak dewasa, senantiasa mengikuti tradisi ini. Tumpukan batu-batu setinggi 1,50 s.d. 2 meter harus diloncati, sebagai tanda keberanian, kedewasaan, kekesatriaan.
Bentuk dan denah rumahnya terdiri dari tipe Moro dan tipe Gomo.  Denah rumah Nias tipe Moro berbentuk bujur telur, disangga 8 buah tiang utama. Sedangkan tiang-tiang untuk menyangga balok nok, ada 3 buah. Untuk aktivitas mandi dan peturasan, ada di luar dinding bangunan. Karena rumah Nias dibangun seperti rumah panggung, maka interior bangunannya dihubungkan oleh pintu yang dilengkapi tangga menuju ke kolong yang berhubungan dengan ruang luar. Di dalam rumah Nias tipe Moro dilengkapi bangku panjang, tempat perapian dan tempat mengintip ke luar, berkaitan dengan fungsi keamanan.
Sedangkan rumah tipe Gomo yang memiliki denah hampir berbentuk bujur sangkar, tetapi dindingnya berbentuk lengkung, sering disebut Omballata. Rumah tipe ini pada prinsipnya memiliki kesamaan unsur dengan rumah tipe Moro, hanya saja rumah tipe Gomo dilengkapi kamar besar, ruang untuk tuan rumah, ruang duduk dan dapur.
Pada 26 Desember 2004, gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi di wilayah pantai barat pulau ini sehingga memunculkan tsunami setinggi 10 meter di daerah Sirombu dan Mandrehe. Korban jiwa akibat insiden ini berjumlah 122 jiwa dan ratusan keluarga kehilangan rumah.
Pada 28 Maret 2005, pulau ini kembali diguncang gempa bumi, tadinya diyakini sebagai gempa susulan setelah insiden Desember 2004, namun kini peristiwa tersebut merupakan gempa bumi terkuat kedua di dunia sejak 1965. Sedikitnya 638 orang dilaporkan tewas, serta ratusan bangunan hancur.
Hampir tidak ada bangunan perumahan rakyat di seluruh Pulau Nias yang tidak mengalami kerusakan akibat gempa itu.
Menurut Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Perwakilan Nias, bencana telah menyebabkan 13.000 rumah rusak total, 24.000 rumah rusak berat, dan sekitar 34.000 rumah rusak ringan. Sebanyak 12 pelabuhan dan dermaga hancur, 403 jembatan rusak dan 800 km jalan kabupaten dan 266 km jalan provinsi hancur. Sebanyak 723 sekolah dan 1.938 tempat ibadah rusak.
Pulau Nias adalah sebuah pulau yang berada di sebelah barat Pulau Sumatera, terletak antara 0012′ - 1032′ Lintang Utara (LU) dan 970 - 980 Bujur Timur (BT). Jaraknya dari kabupaten Tapanuli Tengah adalah ± 85 mil laut. Pulau ini mempunyai luas wilayah 5.625 Km2 atau 7,8 persen dari luas propinsi Sumatera Utara, terdiri dari 132 buah gugusan pulau-pulau yang penjangnya ± 120 Km dan lebar 40 Km, memanjang sejajar dengan pulau Sumatera. Kabupaten Nias (ibu kotanya Gunungsitoli) termasuk dalam wilayah propinsi Sumatera Utara. Sebelah utara pulau ini berbatasan dengan pulau Banyak (Daerah Istimewa Aceh), sebelah selatan dengan pulau Mentawai (Sumatera Barat), sebelah timur dengan pulau Mursala (kabupaten Tapanuli Tengah), dan sebelah barat dengan Samudera Hindia. Pulau yang terletak di sebelah barat Sumatera ini memiliki topografi yang berbukit-bukit, sempit dan terjal serta pegunungan. Karena itu, tingginya di atas permukaan laut bervariasi antara 0-800 m. Curah hujannya cukup tinggi, mencapai rata-rata 3.145,1 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 14,30-30,40 dengan kelembaban ± 80-90 dan kecepatan angin antara 5-6 knot/jam. [lihat Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nias, Nias dalam Angka 2001 (Gunungsitoli: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nias - Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias, 2002) hlm. xvii; bdk. juga Ubald Marinus Telaumbanua, Evangelization and Niasan Culture: A Pastoral Study Towards Inculturation of the Christian Faith among the People of Nias (Rome: Pontifical Salesian University, 1993), hlm. 10-12 (tesis).]
Dalam buku yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nias bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias, berjudul: Nias dalam Angka 2004, (Gunungsitoli: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nias - Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias, hlm.xxi) disebutkan bahwa:
Berdasarkan keputusan DPRD Kabupaten Nias Nomor: 02/KPTS/2000 tanggal 1 Mei 2000 tentang persetujuan pemekaran Kabupaten Nias menjadi dua kabupaten, Keputusan DPRD Propinsi Sumatera Utara Nomor: 19/K/2002 tanggal 25 Agustus 2002, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2002 tanggal 25 Februari 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Barat dan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Lembaran Negara Republik Nomo 29 tahun 2002 tanggal 28 Juli 2003, maka Kabupaten Nias resmi dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. Dengan demikian wilayah Kabupaten Nias yang tadinya terdiri dari 22 kecamatan, sekarang menjadi 14 kecamatan karena 8 kecamatan telah masuk ke wilayah Kabupaten Nias Selatan.
Sumber: dari berbagai sumber . designed by N.Design Studio, customized by MangoOrange™, supported by Web Hosting Geeks,
sponsored by Web Hosting Reviews & Free Coupons and Web Hosting Companies.


Tidak ada komentar: