Jumat, 01 April 2016

Danau Toba Nun Jauh Disana



Danau Toba Nun Jauh Disana

Dipulau Samosir, tepatnya di desa Tomok, terdapat makam  Raja Sidabutar dengan keluarganya. Di makam sang raja yang telah berusia 500 tahun pun terdapat pahatan panglima perang kerajaan Muhammad Said asal Aceh. Sehingga muncul cerita jika sang raja juga menganut agama Islam. „Raja Opu Sidabutar adalah raja pertama yang memegang kekuasaan di Samosir,” Di komplek makam ini terdapat beberapa makam yang terbuat dari batu. Antara lain makam Raja Sidabutar I dan II. Makam mereka pun bisa  dibuka dengan menggeser penutupnya.

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik sebesar 100km x 30km di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di tengahnya terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2800km3, dengan 800km3 batuan ignimbrit dan 2000km3 abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar ribuan saja.  Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Keindahan Danau Toba sangat  mengagumkan. Danau itu dikelilingi oleh perbukitan, sehingga suasana di sekitar danau terasa nyaman, udaranya segar dan sejuk. Para pengunjung dapat menikmati  keindahannya dengan berenang atau pun menyewa perahu motor, mengitari sekitar danau. Di sore hari, pengunjung dapat menikmati suasana yag lebih hening dengan  pemandangan cahaya matahari terbenam yang begitu indah.
Danau yang luas ini memiliki nilai magis dan kosmologis, karena dipercaya sebagai tempat berdiamnya Namborru (tujuh dewi leluhur Suku Batak). Bilamana masyarakat Suku Batak ingin menggelar acara adat di sekitar danau, mereka harus terlebih dahulu memohon izin kepada Namborru. Seperti dalam perayaan Pesta Rakyat Danau Toba yang setiap tahunnya digelar, beberapa ritual dilakukan terlebih dahulu sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Di tengah Danau Toba, yaitu di Pulau Samosir terdapat  objek wisata alam yang populer, yakni danau di atas danau (Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang); objek wisata sejarah di komplek makam Raja Sidabutar di Desa Tomok; dan wisata  arsitektur berupa komplek rumah tradisional Batak Toba Samosir. Di Parapat, para  pengunjung yang ingin mengunjungi Pulau Samosir dapat menumpangi angkutan feri yang setiap jamnya berangkat ke Desa Tomok, Samosir.
Lokasi Danau Toba berada pada tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Simalungun, Kabupaten Parapat dan  kabupaten Ambarita, Sumatera Utara, Indonesia.  Untuk mencapai lokasi wisata, pengunjung dapat melalui rute Kota Medan-Parapat atau pun melalui rute  Medan-Berastagi yang berjarak lebih kurang 176 km dengan waktu tempuh kurang lebih  empat jam dengan kendaraan roda dua/ empat. Tidak sulit mencari  penginapan di sekitar lokasi, baik penginapan kelas melati atau pun hotel berbintang. Restoran, kafe dan warung makan juga ada di sekitar lokasi.
Souvenir seperti T Shirt, topi, gantungan kunci, dan sebagainya dapat Anda beli di Medan, Parapat, ataupun di Pulau Samosir. Di Tuk Tuk Anda dapat membeli kerajinan khas suku Batak yang unik misalnya ulos, ukiran khas, kalender Batak, alat musik tradisional, dan lain sebagainya. Anda dapat berenang di danau, atau menaiki perahu mengelilingi danau. Anda juga dapat mengunjungi Pulau Samosir untuk melihat rumah adat raja-raja Batak zaman dahulu juga para kuburan raja di wilayah Tomok. Lapangan golf juga tersedia bagi yang menggemari olahraga yang satu ini.
Perbukitan membentang di sepanjang danau. Sang pemandu, Manurung, pun menunjukkan batu gantung. Sebuah batu yang konon katanya  penjelmaan dari seorang gadis dari marga Sinaga dan anjingnya yang   terjun dari perbukitan. Hingga kini batu hitam memanjang dan  sebongkah batu lainnya terlihat menggantung di bukit.  “Sang putri menolak dijodohkan dengan raja dari marga Sidabutar. Dia  lebih memilih pria dari marganya sendiri, tapi karena orang tua  menolak dan adat tidak memungkinkan, dia memilih bunuh diri. 
(PC/wm/05/03-08)

Tidak ada komentar: