Kamis, 11 Januari 2018

VW Carmandhia berwarna merah, mobil bekas, Tongkrongan Chaerul Saleh



VW Carmandhia berwarna merah, mobil bekas, Tongkrongan Chaerul Saleh

Hari itu bulan puasa Romadhon. Datang D.N. Aidit, ketua partai CC. PKI menemui Waperdam III Dr. Chaerul Saleh di rumahnya. Tiba-tiba ( ibu ) Tati Murtasih mendengar suara keributan. ( kakek ) Chaerul Saleh berpapasan dengan ( ibu ) Tati Murtasih, sambil mengatakan,"Yah batal deh puasa, gara-gara marah habis menampar Aidit." Dr. Chaerul Saleh sering marah-marah, sejak diperlihatkannya surat ancaman dari PKI, dirinya termasuk daftar utama incaran PKI untuk di bunuh. Di sidang paripurna MPR/DPR, Dr. Chaerul Saleh langsung melabrak partai PKI, terlibat adu pukul dengan Aidit. Presiden Soekarno memerintahkan keduanya tenang. Dr. Chaerul Saleh dan Aidit di suruh bersalaman, hingga Ali Sastroamijoyo memegang bahu Dr. Chaerul Saleh untuk menenangkannya. Dalam perkelahian itu Dr. Chaerul Saleh yang lebih unggul.

Chaerul Saleh menyantap hidangan sehari-harinya sebagai Menteri, hanya nasi dan sambal buatan Tati Murtasih (anak angkatnya). Sebagai keturunan Padang dan Batak, Chaerul Saleh lebih senang makan nasi dan sambal, dan tidak suka jajan ( apalagi makanan barat ). Mobilnya sebagai menteri, Ketua MPR, ketua partai MURBA, pendiri dan dirut BUMN Pt. Krakatau Steel cuma satu, VW Carmandhia berwarna merah, itupun mobil bekas. Dr. Chaerul Saleh, sebagai pejabat negara, mencontohkan hidup berfasilitas secukupnya. Dr. Chaerul Saleh jarang plesir keluar negeri. Jarang ada menteri, anggota MPR/DPR atau pejabat negara yang kini hidup secukupnya seperti beliau sebagai pejabat negara.
Dalam sebuah informasi di sebutkan terjadi perselisihan antara Letjen Ahmad Yani dengan Mayjen Pangkostrad Soeharto, terjadi karena Letjen A. Yani menegur Mayjen Soeharto yang menyelundupkan besi dalam jumlah yang besar ke luar negeri. Besi tersebut termasuk dari hasil industri Pt Krakatau Steel yang di dirikan dan dimodali awalnya oleh Dr. Chaerul Saleh yang juga sebagai direktur utama pertamanya waktu itu. Modalnya didapat dari uang penjualan warisan rumah dan tanah Dr. Chaerul Saleh dan isterinya, Siti Johanna Menara Saidah di Padang dan Sumatera Utara.
Dari pernikahan Dr. Chaerul Saleh dengan Siti Johanna Menara Saidah,pasangan keduanya berumah tangga saling mencintai, walaupun tidak berketurunan. Dr. Chaerul Saleh merupakan keturunan Datuk Paduko Raja di wilayah Tapanuli, dan Siti Johanna Menara Saidah dari bapaknya saidin Alamsyah/kasultanan Padang yang berkeraton di Bukittinggi dan ibu dari keturunan saidin Surosowan Banten dan Belanda. Siti Johanna Menara Saidah ialah kakak dari saidah Surosowan Neneng Murdinah.
Meskipun pasangan Dr. Chaerul Saleh dan Siti Johanna tidak memiliki anak, mereka mengangkat anak, yang rata-rata dari anak saudara sepupu atau anak pejuang yang kehilangan bapaknya yang gugur di medan perang gerilya kemerdekaan RI. Anak angkat mereka hingga berjumlah 100 anak di tampung di rumahnya. Dr. Chaerul Saleh dan Siti Johanna memiliki dua rumah, di Jl. Teuku Umar, Jakarta Pusat, dan di Jl. Cipayung, gg. Melati, Puncak Raya, Bogor, Jawa Barat. Rumah tersebut didapat bukan dari hasil gaji penghasilannya sebagai pejabat negara RI, melainkan dari hasil menjual warisan rumah dan tanahnya di kampungnya di Bukittinggi Padang  dan Sawah Lunto, Tapanuli dekat kabupaten Agam, Sumatera Utara (harta warisan milik mereka berdua agar bisa membeli rumah di Jakarta dan Bogor).
Hotel Indonesia pada sekitaran tahun 1964, termasuk BUMN dan satu-satunya hotel berbintang pertama yang diresmikan pendiriannya oleh Presiden Soekarno. Saat itu HI merupakan satu-satunya kompetitor Sheraton, industri hotel raksasanya Amerika Serikat. Kemudian berdiri juga hotel Mandarin di seberangnya, yang pertamanya memperkuat kehadiran HI. Dan muncul hotel Presiden di jaman Presiden Soeharto ( 1970-an).
Walau mengangkat anak sampai 100, Dr. Chaerul Saleh dan isteri menganggap  Tati Murtasih sebagai anak kesayangannya. Dr. Chaerul Saleh yang tidak suka jajan, sehari-harinya mau menyantap hidangan yang di masakkan oleh Tati Murtasih. Tati Murtasih juga yang memasakkan makanan anak-anak yang lain sehari-harinya.

Sumber :

Tidak ada komentar: