Kamis, 11 Januari 2018

Gerak Langkah Chairul Saleh Dikala Mudanya



Gerak Langkah Chairul Saleh Dikala Mudanya
Kadang Pak lung ( sebutan ( ibu ) Tati Murtasih pada ( kakek ) Chaerul Saleh, berkata sambil bercanda,"Cium ketek uda." ( Maksudnya lihat hasil kerjanya; Dr. Chaerul Saleh di kenal sebagai pekerja yang giat sejak beraktifitas di organisasi kepemudaan hingga sebagai pejabat pemerintah, dari sebagai Komite van Aksi, Barisan Sukarni,Barisan Pelopor, Laskar Rakyat Djakarta Raya, API/Angkatan Pemuda Indonesia, hingga meluluskan kuliah Sarjana Doktornya, pendiri/ketua partai MURBA (Musyawarah Baroe), dan sejak di angkat sebagai Menteri Pembangunan Kabinet Juanda oleh Presiden Soekarno, pendiri /dirut pertama Pt. Krakatau Steel, perintis pembangunan jalur irigasi di Puncak, Jawa Barat, Waperdam III Kabinet Revolusi; PM Dr. Sjahrir, Waperdam I Dr. Soebandrio, Waperdam II Dr. Leimena, Waperdam III Dr. Chaerul Saleh).
Semasa kemahasiswaan, Chairul untuk kali pertama jalin kontak dengan Mr Muhammad Yamin, yang kala itu sudah dikenal reputasinya sebagai pencetus dan salah seorang motor penggerak Kongres Pemuda 1928, yang bermuara pada lahirnya Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Bersama beberapa teman seangkatannya, Chairul sering bertandang ke rumah Yamin di Pecenongan, Jakarta Pusat, untuk berdiskusi mengenai bagaimana agar bangsa pribumi bisa lepas dari belenggu penjajahan Belanda. Sedemikian kagumnya dengan Yamin, Chairul bolos kuliah hanya untuk menyimak pidato-pidato Yamin di beberapa forum pertemuan.
Melalui pergaulan di dunia peguruan tinggi inilah Chairul Saleh terasah hasrat sejatinya sebagai aktivis pergerakan. Pada 1940, semasa masih getol-getolnya menempuh studi ilmu hukum, Chairul  mulai berkibar reputasinya sebagai aktivis pergerakan pemuda dengan terpilih sebagai Ketua Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia (PPPI) antara 1940-1942.
Melalui kiprahnya di beberapa organ pergerakan pemuda ini, Chairul Saleh kemudian dikenal sebagai salah satu motor penggerak para pemuda yang bermarkas di Jalan Menteng Raya 31. Di sinilah basis pergerakan pemuda yang mana Chairul Saleh, Adam Malik, Wikana, dan Sukarni kemudian menjadi elemen kepemudaan yang mendesak Bung Karno dan Bung Hatta menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secepat-cepatnya sebelum Jepang menyerah kepada Sekutu, atau tepat pada saat Jepang menyatakan secara resmi menyerah kepada kepada tentara sekutu.
Chairul Saleh menggerakkan massa pemuda pelajar untuk mematangkan situasi, sedang Sukarni menggerakkan para perwira Peta untuk mengamankan Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Otak penculikan Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok adalah mereka berdua. Ia menculik soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok. Mereka menuntut agar kedua tokoh ini segera membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sukarni dan Chairul me­na­warkan teks proklamasi sebagai berikut, “Bahwa de­ngan ini menyatakan kemer­dekaannya. Segala badan-badan pemerintah yang ada harus direbut oleh rakyat, dari orang-orang asing yang masih mempertahankannya.”

Teks ini tak memuaskan Sukarno-Hatta. Sayuti Malik yang mengetik naskah itu dan akhirnya teksnya menjadi:“Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemer­dekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain dise­lenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”.

Chairul dan Sukarni ingin perebutan total kemerdekaan oleh rakyat namun Soekarno mempertimbangkan reaksi Jepang bila hal itu dilakukan. Tak hanya soal paragraf proklamasi yang jadi perdebatan, namun juga siapa yang akan menandatangani teks proklamasi.

Untuk penandatanganan, Chairul Saleh, sesuai rapat sebelumnya di Manggarai menunjuk enam namauntuk menandatangani, namun rapat proklamasi menghendaki semua yang hadir untuk tandatangan. Sukarni kebe­ratan mencampurkan enam orang tadi dengan mere­ka yang namanya berhu­bungan denganJepang. Ia lantas meng­usulkan Sukarno-Hatta untuk menandatangani. Usul ini yang dipakai.
Pada tahun 1946, Chaerul bergabung dengan Persatuan Perjuangan pimpinan Tan Malaka. Kelompok ini menuntut kemerdekaan 100% dan berdiri sebagai pihak oposisi pemerintah. Oleh karenanya pada tanggal 17 Maret 1946, beberapa tokoh kelompok ini ditangkap termasuk diantaranya Chaerul. Pada tanggal 6 Juli 1948, Tan Malaka mendirikan Gerakan Rakyat Revolusioner dan menunjuk Chaerul Saleh sebagai sekretaris pergerakan.
Sumber :

Tidak ada komentar: