Sabtu, 04 Agustus 2018

Fuad Bawazier, Cukup 3 bulan Menjadi Menteri Keuangan


Fuad Bawazier, Cukup 3 bulan Menjadi Menteri Keuangan

Fuad Bawazier merupakan Mantan menteri Keuangan era Soeharto. Fuad sempat menjabat sebagai Dirjen Pajak. Pada masa Soeharto, merupakan masa emas bagi Fuad Bawazier, beliau dikenal bebas masuk Cendana, tanpa ketok pintu pun, Fuad Bawazier bebas masuk ke Cendana (Rumah Soeharto).
Fuad Bawazier lahir di Tegal, Jawa Tengah pada tanggal 22 Agustus 1949. Fuad menyelesaikan  masa sekolahnya di Cilacap, Jawa Tengah. Fuad lulus dari SMA pada usia 19 tahun.
Fuad melanjutkan sekolah ke Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Fuad meraih gelar sarjana ekonomi pada usia 25 tahun. Fuad meneruskan mengambil master di Economic Institute Boulder Colorodo dan doktor ekonomi di University of Maryland, Amerika Serikat (AS).
Dalam kariernya, Fuad Bawazier memulainya dengan menjadi asisten dosen di Universitas Gadjah Mada Fakultas Ekonomi. Setelah itu, Fuad Bawazier berkerja sebagai pegawai karier di Departemen Keuangan (Depkeu). Fuad Bawazier menikah dengan Ny. Suryati dan dikaruniai empat anak.
Di Departemen Keuangan, Fuad menjabat berbagai posisi. Fuad pernah menjadi direktur pembinaan BUMN, Direktorat Jenderal Moneter, staf ahli Menteri Keuangan Bidang Pengembangan Pasar Modal Departemen Keuangan, Deputi Ekonomi dan Keuangan pada Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), staf ahli Dewan Moneter hingga Direktur Jenderal Pajak. Puncaknya, Fuad Bawazier diangkat menjadi Menteri Keuangan Republik Indonesia Kabinet Pembangunan VII. Fuad adalah pejabat Menteri keuangan tersingkat dalam sejarah Republik Indonesia. Fuad berhenti dari jabatan Menteri keuangan berbarengan  dengan lengsernya Presiden Soeharto pada tahun 1998. Kabinet baru Soeharto hanya bertahan tiga bulan antara dari 16 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998. Di Era Fuad Bawazier, tergabung dalam Tim Pemantapan Ekonomi Indonesia, ekonomi Indonesia dilanda resesi yang membuat perekenomian Indonesia porak-porakanda.
Pada awal Reformasi, Fuad bergabung dalam Partai Amanat Nasional (PAN). Pada pemilu 1999, Fuad berhasil menjadi anggota DPR periode 1999-2004 dan kembali menjadi anggota DPR periode 2004-2009.
Ciri khas Fuad adalah kritiknya yang tajam kepada Pemerintahan SBY-Boediono. khususnya soal Neolib yang ditujukan kepada Boediono. Fuad merupakan orang yang paling keras mengkritik SBY-Boediono. pasalnya ketika Ekonomi Indonesia runtuh pada tahun 1998. Fuad Bawazier adalah orang yang seharusnya paling bertanggung jawab selaku Tim Pemantapan Ekonomi Indonesia yang ditunjuk lansung oleh Soeharto.
Fuad pernah menjadi anggota HMI, KAHMI, dan pernah dicalonkan menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN). Setelah tidak cocok lagi dengan Amien Rais, Fuad bergabung dengan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), partai yang didirikan oleh Jend. TNI (Purn) Wiranto. Pada tahun 2015, Fuad diminta Prabowo Subianto untuk bergabung dengan Partai Gerindra.
Fuad juga aktif di bidang organisasi sosial dan pendidikan, seperti di YPI Al-Azhar, Jakarta dan menjadi Pengurus Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya dan menjabat sebagai ketua periode 2002-2007. Dalam organisasi antar bangsa ia juga aktif sebagai Ketua Persahabatan Indonesia Malaysia (Prima).


Sumber:

Tidak ada komentar: