Kamis, 01 Januari 2015

Tauhid kearah aqidah

Tauhid kearah aqidah
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِيْ كُلٍّ خَيْرٌ، اِحْرِصْ عَلَى مَا

يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَلاَ تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ

قُلْ: قَدَّرَ اللهُ، وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.

“Orang Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah pertolongan dari Allah dan jangan lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka janganlah engkau katakan: Seandainya aku kerjakan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah: Itu takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki Dia lakukan. Sesungguhnya mengandai-andai itu membuka perbuatan setan.” (Muslim)
Ilmu tauhid adalah ilmu tertinggia dan teragung kedudukannya. Setiap muslim wajib mempelajari, mengetahui dan memahami ilmu tersebut. Ilmu Tauhid adalah merupakan ilmu tentang Allah, tentang asma-asma-Nya, sifat-sifat-Nya, dan hak-hak-Nya atas  hamba-hambaNya. Ilmu tauhid juga kunci jalan menuju Allah serta dasar syariat-Nya. Para rasul bertugas untuk mendakwahkan ketauhidan kepada ummat manusia di seluruh bumi ini.
Allah berfirman: “Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (Al Anbiyaa 25) . Allah menyaksikan keesaan pada diri-Nya. Demikian juga para malaikat dan ahli ilmu. Allah berfirman, yang artinya:  “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana.” (Al Imran 18)
Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang, karena islam adalah pemahaman ketauhidan kepada Allah.
mencoba dan belajar mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah satu-satunya. Karena Dia adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari ibadah haruslah   diperuntukkan kepada-Nya satu-satunya. Ketika bias terhadap tauhid muncul, yang ada adalah syirik.
Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul akibat kosongnya hati dari akidah. Orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat diindera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat. Konsep syirik muncul pada fase ini. Dimana pola penyembahan terhadap segala bentuk selain kepadaNya.
hanya kepadaNya kita menyembah. Konsep ini akan membuat Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya, kemudian dengan ikhlas berserah bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur dan Mencipta. Hatinya akan menerima takdir dan qodar, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain. Penguncian terhadap syirik  adalah dengan mempercayai tiada tuhan selaian Dia.
Fokus pada hakekat dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Di antara dasar akidah ini adalah mengimani para rasul Allah dimana merekalah kunci jalan dari tauhid kita ini yang benar.
Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu karena yakon akan ridhoNya dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik. Pahala adalah bentuk imbalan terhadap keridhoaan kita terhadap Dia, sehingga dosa itu menjadi makna yang kedua dalam beribadah. Di antara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.
“Dan masing-masing orang yang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (Al An’am 132)
Mencintai umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang murah untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa perduli apa yang akan terjadi untuk menempuh jalan itu.
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Al Hujurat 15)
Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl 97)
Akidah dari ketauhidan merupakan salah satu aspek munuju sifat yang qonaah terhadap islam, mudah-mudahan, amin.


Tidak ada komentar: