Selasa, 20 Januari 2015

Bersilaturahmi

Bersilaturahmi
 
Menurut Dr. Quraish Shihab, halal-bihalal merupakan kata majemuk dari dua kata bahasa Arab ˜halalâ yang diapit dengan satu kata penghubung ˜baâ (dibaca: bi) (Shihab, 1992: 317). Meskipun kata ini berasal dari bahasa Arab, masyarakat Arab sendiri tidak akan memahami arti halal-bihalal yang merupakan hasil kreativitas bangsa Melayu. Halal-bihalal, tidak lain, adalah hasil pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat Asia Tenggara. Halal-bihalal merupakan tradisi khas dan unik bangsa ini. Itulah makna serta substansi halal bihalal, atau jika istilah tersebut enggan anda gunakan, katakanlah bahwa itu merupakan hakikat Idul Fitri, sehingga semakin banyak dan seringnya Anda mengulurkan tangan dan melapangkan dada, dan semakin parah luka hati yang Anda obati dengan memaafkan , maka semakin dalam pula penghayatan dan pengamalan Anda terhadap hakikat halal bihalal . Bentuknya memang khas Indonesia, namun hakikatnya adalah hakikat ajaran Islam.
Terminal bus, stasiun kereta api, pelabuhan, dan Bandar udara  dipenuhi oleh calon penumpang. Jalan raya pantura macet total menjelang hari lebaran. Jangankan pantura, jalur alternatifpun tak lepas dari kebisingan dan tumpah ruah. Keluar dari Jakarta dan menuju hommy mereka, merupakan kado lebaran yang terhapus dari payahnya berdesak-desakan. Mau kemana pemudik itu, dan apa sebenarnya yang dicari pemudik itu?. Apa yang mendorong mereka mau berjubel bersusah payah mudik lebaran ? 
Tradisi lebaran yang sudah Turun temurun. Tradisi mengikat diri dan hati untuk selalu melakukannya, kekuatan luar biasa menggerakkan 
aktifitas sosial. Tradisi menjadi pemegang nilai budaya dan asal. Tradisi mudik menjadi lebih kuat karena sudah bukan lagi menjadi area status agama tertentu di Indonesia ini. Semuanya menjadi mudik dan mudik. Akulturasi agama menjadi budaya menjadi mengental disini. Ritual agama menjadi kental hanya pada malam takbiran dan masa sholat Ied. Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang mau tidak mau harus bersosial. Dorongan untuk bersosialisasi kepada sesuatu atau seseorang yang berarti bagi hidupnya menjadi sesuatu yang penting. Bertemu saudara dan handai taulan  keluarga dan teman-teman di kampung halaman merupakan fitrah sosialnya. 
Secara umum, silaturrahmi artinya menyambung persaudaraan atau menyambung tali kasih sayang. Agama melarang permusuhan antar4 manusia, jarak tiga hari merupakan toleransi. Lebih dari tiga hari, dosa menjadi catatan bagi mereka. Sebenarnya silaturrahmi tidak dibatasi oleh  lebaran. Setiap saat kita dianjurkan untuk menebar salam, menebar silaturrahmi. Menebar maaf, menebar senyum, menebar keteduhan. Dengan silaturrahmi, fitnah bisa diredam, salah faham bisa terkoreksi, permusuhan bisa menurun. Tali yang merenggang atau putus bisa menjadi menyatu kembali.
Rasulullah berkata bahwa silaturrahmi mengandung dua kebaikan, yakni 
menambah umur dan menambah rizki. Yang dimaksud dengan nambah umur 
bukan tahunnya, tetapi maknanya. Ada orang yang umurnya pendek tapi 
maknanya panjang, sebaliknya ada orang yang umurnya panjang tetapi 
justeru tak bermakna. Silaturrahmi akan menambah makna umur kita 
karena di dalamnya ada unsur perkenalan, publikasi, belajar, apresiasi disamping rizki.  Yang kedua silaturahmi bisa menambah rizki. Rizki dari silaturrahmi bisa bisa berupa uang, makanan, persaudaraan, jaringan, pekerjaan, jodoh, besanan, pengalaman, ilmu dan sebagainya. Rizki itu sendiri artinya semua hal yang berfaedah (kullu ma yustafadu). Uang yang kita terima menjadi rizki jika ia membawa faedah. Kenaikan pangkat menjadi rizki jika membawa faedah. Isteri atau suami adalah rizki jika membawa faedah. Jika itu tidak membawa faedah meski jumlahnya banyak, maka itu bukan pangkat dan penghasilannya besar justeru kelakuannya menjadi berubah dan akhirnya keluarganya menjadi berantakan. Nah naik pangkat kesemuanya rizki, tetapi bencana. Betapa banyak orang ketika penghasilannya pas-pasan hidupnya berbahagia dengan anak isterinya, tetapi ketika naik? Dengan berkirim salam. Hal yang mudah dan tidak susah untuk dilakukan. Setidak nya membuat orang akan teringat kita. Kirim sms atau surat, sekarang menjadi kelaziman , kirim sms mengalahkan persuratan. Dan lebih praktis. Apa sih beratnya mengeluarkan tiga ratus perak hanya untuk menyambung tali persahabatan. surat biasa atau email. Duania maya sudah begitu akrab bagi kita. Email dan internet, dua hal yang anak bapak. Berkunjung, bertatap muka. Pola konvensial sampai saat ini yang tetap paten untuk menyambung tali persaudaraan. Bagus sekali bisa mengkombinasikan semua jalur silaturahmi menjadi satu. Berkirim salam, kemudian 
disusul surat atau telpon bahwa akan mudik, tolong di jemput di 

stasiun, ketiga benar-benar mudik sekaligus membawa bingkisan.

Tidak ada komentar: