Kamis, 22 Januari 2015

Ranting dan Pohon Merupakan Cinta dan Perkawinan

Ranting dan Pohon Merupakan Cinta dan Perkawinan

Suatu hari, murid bertanya pada gurunya. apa itu cinta? Bagaimana saya bisa    menemukannya? Gurunya menjawab, Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta. Murid pun berjalan dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan tanpa membawa apapun. Gurunya bertanya, mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?, Murid menjawab, Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik) ,sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi didepan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi baru kusadari bahwasannya ranting-ranting yang kutemui tak sebagus ranting yang kutemui tadi, jadi tak kuambil seranting pun akhirnya Gurunya kemudian menjawab Jadi ya itulah cinta . Mengesankan bukan…………
Dihari yang lain, murid bertanya lagi pada gurunya, Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya? Gurunya pun menjawab Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan Murid pun berjalan, dan tidak
seberapa lama murid pun kembali dengan membawa pohon, pohon tersebut bukanlah pohon yang besar / subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja. Gurunya bertanya, Mengapa kamu memotong pohon yang seperti ini?Murid pun menjawab, Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi kuputuskan untuk menebang pohon ini dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya  Gurunya kemudian menjawab, Dan ya itulah
perkawinan. Memang, dia bukan idaman, tapi dia adalah kenyataan hidup yang mengesankan…………
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya didalam lubuk hati, ketika pengharapan dan keinginan yang berlebihan akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan. Tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.
Perkawinan adalah kelanjutan dari cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kita mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, ketika kesempurnaan ingin kita dapatkan, maka sia2lah waktu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya
seorang anak kecil tadi tidak mendapatkan ranting sama sekali, kemudian anak kecil itu menebang pohon, dan membawanya pulang. Anak itu mengakui bahwa yang diambilnya bukan pohon yang terbaik. Arti yang saya fahami adalah keterikatan terhadap perkawinan adalah keputusan, meskipun bukan terbaik yang diinginkan, cinta bukanlah sepotong roti, tapi perkawinan akan menimbulkan cinta itu sendiri. Apalah guna membayangkan suatu kesempurnaan tapi tangan tidak dapat ,mmeraihnya. Pohon yang biasa pastilah lebih meneduhkan, karena cabangnya terpancar kasih sayang yang selalu membekas dihati.
Kesempurnaan cinta tanpa landasan tanggung jawab dan persembahan tidak akan terbentuk dengan baik. Allah Maha Tahu akan ketidakpernahpuasan manusia terhadap sesuatu. Manussia berpasangan sesuai dengan kodratnya. Dan kodrat itu akan menuntunnya kepada kasih sayang yang hakiki.


Tidak ada komentar: