Teknologi prosessing pkt
Sebagai
produsen urea terbesar di tanah air, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim)
terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung Program Ketahanan Pangan
Nasional. Pupuk Kaltim membangun dua unit pabrik NPK dengan nilai investasi
sebesar USD 14,2 juta di Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik NPK Fusion Unit 1
dan 2 pertama kali dilakukan pemancangan pada 17 Mei 2008 lalu dan PT Timas
Suplindo sebagai kontraktor utama, menggunakan desain teknologi proses dari Shanghai Research of Chemical Institute,
China. Pabrik ini menggunakan teknologi Steam Fused Granulation ini memiliki
produksi total sebesar 200 ribu ton/tahun.
Surat
keputusan Kementerian Pertanian no 50 tahun 2009, kebutuhan NPK subsidi di
tahun 2010 sebesar 2,2 juta ton per tahun. Kebutuhan untuk NPK nonsubsidi di
Indonesia mencapai 5,9 juta ton per tahun. Melihat trend kebutuhan NPK yang
selalu meningkat tiap tahun, maka selain membangun pabrik NPK Fused Blending di Bontang, Pupuk Kaltim bekerja sama dengan
PTPN-IV & PTPN-V juga membangun Pabrik NPK di Medan.
Pengembangan lainnya dalam PT. Pupuk kaltim adalah pembangunan
Desalinasi - Reverse Osmosis Unit 1, unit ini digunakan untuk menghasilkan air
sebagai bahan baku dalam proses produksi amoniak dan urea. Alat ini memisahkan
garam dan mineral lain yang terkandung dalam air laut sehingga menghasilkan air
tawar atau air raw condensate. Unit
baru ini menggunakan teknologi Sea Water
Reverse Osmosis yang hemat energi serta ramah lingkungan dengan kapasitas
100 m³/jam dan saat ini telah beroperasi dengan baik.
PT Pupuk
Kalimantan Timur (PKT) merealisasikan investasi US$14,2 juta untuk pembangunan
dua unit pabrik pupuk majemuk atau nitrogen phosphate kalium (NPK) berkapasitas
200.000 ton per tahun di Bontang, Kaltim.
Investasi itu
merupakan bagian dari rencana PKT mendirikan lima unit pabrik NPK berkapasitas
total 1 juta ton per tahun senilai US$350 juta. Kelima pabrik itu ditargetkan
rampung dalam tahun 2012.
Pada 2009,
kebutuhan NPK di Tanah Air sekitar 1,5 juta ton dan naik menjadi 2,5 juta ton
pada tahun 2010. Kebutuhan pupuk jenis ini diperkirakan mencapai 4 juta ton pada
kisaran tahun 2011 sampai 2013.
Kebutuhan dana
pembangunan pabrik NPK tersebut dipenuhi dari sebagian hasil obligasi PKT
11/2009 yang nilainya Rp660 miliar. PKT berniat membangun lagi fasilitas serupa
di dekat kompleks pabrik di Bontang sehingga total kapasitas pabrik NPK di
wilayah Kaltim mencapai 800.000 ton.
PKT juga
mendirikan satu unit pabrik NPK di Medan, Sumatra Utara, berkapasitas 200.000
ton per tahun. Khusus di Medan, PKT menggandeng PTPN IV dan PTPN V akan
membentuk perusahaan patungan bernama PT Pupuk Agro Nusantara (PAN).
Pada akhir
Juli 2010, pabrik ini sudah beroperasi. Produk yang dihasilkan memiliki merek
dagang NPK Pelangi Super untuk subsidi dan NPK Pelangi Maxi untuk nonsubsidi.
Produk ini dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan sektor tanaman pangan dan
perkebunan.
Selain NPK
Fused Blending, Pupuk Kaltim sebelumnya juga sudah memproduksi pupuk majemuk
lainnya dengan merek dagang NPK Pelangi dengan kapasitas 200.000 ton per tahun.
Pada pabrik NPK Pelangi ini dibuat dengan metode simple blending. Sedangkan NPK
Fused Blending diolah menggunakan metode fused granulation, sehingga setiap
butir pupuk yang dihasilkan sudah mengandung tiga unsur hara natrium, phosfate,
dan kalium (NPK) yang dibutuhkan tanaman.
Pembangunan
sejumlah proyek raksasa ini mendongkrak pendapatan BUMN ke depan. Pada 2009,
pendapatan BUMN mencapai Rp 986 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 88
triliun.
Debu urea yang
keluar dari bagian atas Unit Prilling Tower Pabrik (UPT) Kaltim-1, Kaltim-2 dan
Kaltim-3 PT. Pupuk Kalimantan Timur, Tbk, saat mengganggu aktivitas pekerja dan
menyebabkan kerusakan material di area PT Pupuk Kaltim, baik di lokasi pabrik,
perkantoran, maupun lingkungan di sekitarnya, sehingga perlu adanya evaluasi
proses di unit prilling tower sebagai upaya mengurangi emisi debu urea
tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulan debu urea adalah
tidak dipasang alat penangkap debu urea, flow udara pendingin, flow dan jumlah
urea dari fluidized bed cooler (FBC) sebagai urea seeding, dust cyclone kotor,
rate produksi, putaran prill bucket, konsentrasi UFC di dalam urea prill, belum
ada prosedur pengendalian, level urea di FBC dan kondisi lingkungan (hujan dan
udara lembab). Unit prilling tower pabrik Kaltim-2 memberikan timbulan debu
urea yang paling rendah, dikarenakan tidak menggunakan unit fluidisasi
(fluidized bed cooler), jumlah debu urea sebagai urea seeding paling rendah,
yaitu 10,4 kg/jam dan prilling tower paling tinggi, yaitu 80 meter. Korelasi
debu urea dengan rate produksi dan putaran prill bucket bersifat positif.
Semakin tinggi rate produksi dan putaran prill bucket, semakin tinggi timbulan
debu urea. Rekomendasi untuk minimisasi timbulan debu urea untuk pabrik
Kaltim-1 dengan pengurangan flow udara pendingin prilling tower, pengurangan
flow udara fluidisasi, penambahan peralatan chiller, menjaga putaran prill
bucket sesuai rate produksi. Pabrik Kaltim-2 dengan menjaga putaran prill
bucket sesuai rate produksi dan pabrik Kaltim-3 dengan pengurangan flow udara
pendingin prilling tower, pengurangan flow udara fluidisasi, penurunan
temperatur udara fluidisasi, menjaga putaran prill bucket sesuai rate produksi
Kata kunci : Debu urea, Unit prilling tower, Prill bucket, Rate produksi,
Fluidized bed cooler
Nilai proyek
pembangunan boiler batubara sendiri mencapai 110 juta dolar AS. Pembangunan boiler
berbahan bakar batubara, bertujuan mengurangi pemakaian gas untuk energi di
Pupuk Kaltim. Proyek yang ditargetkan selasai pada 2011 ini akan menjadi
peralatan untuk menghasilan uap bertekanan tinggi sebesar 440 ton per jam untuk
memasok energi ke pabrik Kaltim I, II, dan III. Selanjutnya, boiler juga bakal
memasok energi untuk pabrik baru Kaltim V yang ditargetkan selesai pada 2014.
Dengan
menggunakan boiler batubara, kelak Pupuk Kaltim bisa menghemat ratusan ribu
dolar per hari, karena harga batubara lebih murah dibandingkan gas. Pupuk
Kaltim per hari membutuhkan gas sebanyak 27 juta standar metrik kaki kubik
(mmscfd). Konversi penggunaan gas dengan batubara untuk energi menghasilkan
penghematan sekitar dua dolar per btu (british
thermal unit).
Dalam proyek
pembangunan boiler tersebut, Pupuk Kaltim juga membangun silo atau tempat
penyimpanan batubara tertutup bentuk kubah untuk mehindari pencemaran
lingkungan. Di samping itu menggunakan teknologi continous barge unloader dengan ban berjalan tertutup yang membuat
proses transportasi batu bara lebih efisien dan bebas debu.
Pembangunan boiler tak lain untuk mendukung optimalisasi kapasitas
produksi Pupuk Kaltim, dimana tahun lalu produksi urea mencapai 2,9 juta ton
atau hampir mendekati kapasitas desain sebesar tiga juta ton per tahun.
Sedangkan produksi amoniak mencapai 1,88 juta ton di atas kapasitas desain
sebesar 1,85 juta ton per tahun.
Sumber
Pupuk Kaltim Resmikan
Pabrik NPK dan Unit Desalinasi
Pupuk Kaltim Gelar
Syukuran Produksi Pabrik NPK
Pabrik Pupuk Urea di
Indonesia
Pupuk Kaltim Operasikan 2
Pabrik NPK
Sumber : Bisnis Indonesia, 10 Agustus 2010 www.pupukkaltim.com
KINERJA
BUMN
Pupuk
Kaltim Resmikan
Pabrik
NPK dan Unit Desalinasi
Senin,
8 Nopember 2010
Pupuk Kaltim tunda proyek baru NPK
16 November 2010
Source :bisnis.com
Empat Proyek Pupuk Kaltim dan Petrokimia Diresmikan
Minggu, 7
November 2010 00:11 WIB | 1443 Views
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2010
Ikuti berita terkini di
handphone anda di m.antaranews.com
EVALUASI PROSES DI UNIT FRILLING TOWER SEBAGAI UPAYA MENGURANGI
EMISI DEBU UREA DI PABRIK PUPUK KALTIM-1, 2 DAN 3 (Studi Kasus di PT. Pupuk
Kalimantan Timur Tbk, Bontang)
Posted Juni 28, 2010 by
komunitasamam in berita ekbis.
Ditandai:Asmawi Syam,
BRI, British Thermal
Unit, Eko Sunarko,
Hidayat Nyakman, Lukman Hakim Zuhdi, Pupuk, Pupuk Kaltim, Pupuk Sriwidjaja. Tinggalkan sebuah Komentar
Penulis
Lukman Hakim Zuhdi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar