1.
Bagaimana cara memproduksikan output
Langkah
pertama perusahaan dalam memproduksikan output adalah bagaimana perusahaan
tersebut memperoleh input (faktor-faktor produksi) yang didapat melalui pasar
input, kemudian perusahaan mengolah dan mengalokasikan input tersebut untuk
diproduksi.
Setelah
perusahaan memproduksikan output, langkah selanjutnya adalah pada bagaimana
perusahaan dapat menjual output tersebut. Kendala yang dihadapi oleh perusahaan
bergantung pada struktur pasar yang dihadapi.
2.
Struktur pasar:
-
Jumlah penjual dan pembeli
-
Diferensiasi produk
-
Entry
-
Pricing
3.
Strategi dalam menentukan jumlah yang
akan diproduksi:
- Monopoli
Dalam
persaingan monopoli, perusahaan menentukan jumlah akan produksi dengan melihat
pada jumlah permintaan dari pasar.
Di
tugas!
- Monopolistik
Memproduksi barang dimana MR = MC
- Perfect competititon
Dalam kondisi persaingan sempurna untuk memaksimalkan
profit, perusahaan memproduksi barang pada tingkat dimana Marginal Cost
meningkat dan MC = P, selama P> AVC.
- Oligopoli
Strategi
dalam menentukan harga
- Perfect
P
= MC
- Monopoly
Di
tugas
- Monopolistic
- Oligopoly
Harga
dan jumlah produksi dipengaruhi oleh pesaing. Di samping itu dipengaruhi oleh
sense seorang manager dalam menentukan kedua hal tersebut agar perusahaan dapat
memperoleh profit maksimum
Harga
yang ditetapkan haruslah kompetitif.
Terjadi
interdependensi antar perusahaan dalam menentukan jumlah output dan harga.
Strategi
dalam merebut pasar
- Perfect
Karena
karakteristik pada persaingan sempurna itu perfect information, perusahaan baru
akan mengetahui ada tidaknya perusahaan yang tutup, OKI entry bagi perusahaan
lain akan menggantikan perusahaan yang ditutup.
- Monopoly
Dengan
melalui inovasi barang dan advertensi
- Monopolistic
Karena barangnya differentiated, maka perusahaan perlu
melakukan inovasi.
- Oligopoly
4.
Sikap konsumen terhadap resiko:
Konsumen memiliki risk behavior yang
berbeda-beda. Sikap-sikap tersebut :
a.
Risk
Averse
Risk Averse merupakan sikap konsumen yang cenderung
menghindari resiko. Konsumen jenis ini lebih memilih nilai yang pasti akan
suatu barang/produk daripada memilih reiko dengan harapan memperoleh nilai
tertentu.
b.
Risk
Loving
Risk Loving merupakan sikap konsumen yang cenderung
menyukai resiko terhadap suatu barang/produk. Konsumen jenis ini lebih tertarik
untuk memilih resiko dengan expected value tertentu daripada nilai pasti tanpa
resiko
c.
Risk
Neutral
Risk neutral merupakan sikap konsumen yang tidak
memiliki kecemderungan pada risk averse maupun risk loving. Konsumen jenis ini
menyukai keduanya. Jadi ketertarikannya terhadap risk averse maupun risk loving
tdk ada bedanya.
Informasi pasar tidak sempurna (imperfect information)
Konsumen tdk selalu mengetahui
informasi tentang produk-produk yang ada di pasar. Yang harus diperbuat oleh
perusahaan adalah dengan menggunakan harga produk tersebut, menggunakan
comparator advertising.
a.
Mean
(expected income) dan variance :
Random variable seperti pendapatan harga dan laba yang
diterima di waktu yang akan datang tidaklah pasti. Random variable dapat
ditaksir apabila probabilitasnya kita ketahui. Cth : Konsumen risk loving dan
risk neutral
b.
Chain
stores
Untuk menghadapi konsumen risk averse
Cth: kita lebih memilih rumah makan yang sudah kita
kenal daripada rumah makan yang tidak kita ketahui cita rasanya.
c.
Asuransi
Untuk menghadapi komsumen risk averse
Umumnya mereka bersedia membayar sejumlah uang untuk
membeli resiko yaitu dengan membeli asuransi
d.
Consumer
search
Mengasumsikan konsumen tidak mengetahui berapa harga
barang yang sama yang diproduksi oleh perusahaan lain dengan harga yang lebih
murah
-
Ada
expected value
-
Ada
biaya yg dikeluarkan namun ada benefit juga yaitu biayanya bisa lebih murah
karena telah melakukan consumer search
-
Ada
reservation price
-
Kapan
ia akan berhenti mencari informasi
e.
Uncertainty
of the firm
Ketidakpastian adl resiko juga dihadapi oleh manjemen
perusahaan.
Mempengaruhi keputusan perusahaan baik mengenai harga
maupun tingkat output
i.
Risk
aversion
Manajer yg
bersifat risk aversion akan lebih menyukai proyek yg memberikan expected income
yg lebih rendah dibandingkan dengan yang member expected income yg lebih tinggi
dgn tingkat resiko yang lebih tinggi pula.
ii.
Product
search
Dengan
informasi yg tidak lengkap, ia akan mulai mencari, sehingga dalam hal ini juga
muncul biaya mencari, perhitungan expected return reservation price seperti
halnya konsumen.
iii.
Profit
maximation
Prinsip pokok MR=MC, dlm kondisi uncertainty
Reaksi perusahaan terhadap keputusan
yang telah dibuat:
-
Dalam persaingan monopoli tidak terjadi
reaksi karena tidak ada pesaing
-
Dalam persaingan monopolistik,
perusahaan meyakinkan pada konsumen bahwa produknya baik, melalui inovasi
produk dan penggunaan advertensi
-
Dalam persaingan oligopoly, bergantung
pada keyakinan manager à kembangkan sendiri >> mau ikut
pasar (baru) atau tetep, karena produk perusahaan lain belum tentu dengan price
yang lebih rendah menghasilkan produk yang lebih baik.
5.
Pemerintah perlu mengintervensi pasar
agar tercapai keseimbangan dalam mengatasi “market failure” yakni suatu kondisi
dimana terjadi:
- Market power
Terjadi pada pasar persaingan
monopoli, dimana perusahaan menjadi price maker.
Perusahaan dapat menentukan harga di atas marginal cost. Di samping itu, pada pasar persaingan oligopsony
dimana terjadi perbedaan kekuatan
antara jumlah penjual dan pembeli. Dalam hal ini jumlah penjual lebih banyak daripada jumlah
pembeli. Cth. Panen padi à
diperlukan BULOG
- Externalities
Beberapa proses produksi memberikan
dampak bagi pihak eksternal yang tidak
terlibat dalam kegiatan produksi suatu barang atau jasa. Setiap melakukan kegiatan ekonomi, disamping
menghasilkan barang dan jasa, juga menghasilkan
limbah yang berdampak pada pihak eksternal. Inilah yang disebut dengan negative externalities. OKI,
eksternalities ini perlu diinternalized
agar biaya yang dibebankan oleh eksternal menjadi beban perusahaan. Cth : perusahaan mengembangkan pengolahan limbah
melalui amdal.
- Public goods
Karena tidak semua barang-barang
publik ini diminati oleh pihak swasta (perusahaan),
OKI, pemerintah mengambil alih barang publik ini. cth. Pembuatan selokan
pembuangan limbah air agar tidak terjadi banjir saat hujan.
- Incomplete Information
Konsumen tidak memiliki informasi
yang cukup mengenai harga, kualitas, teknologi
yang tersedia, dan risiko yang akan dihadapi terhadap konsumsi barang/jasa tersebut. Cth.
Tersedianya informasi komposisi pada makanan, adanya
sertifikasi, SNI
Kebijakan
yang diberlakukan oleh pemerintah, biasanya memberikan keuntungan bagi
pihak-pihak tertentu. OKI, muncullah rent seeking sebagai suatu bentuk usaha
untuk mempengaruhi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Misalnya, pemerintah
memberikan kebijakan pembebasan hutan untuk lahan sawit, dan greenpeace sebagai
pihak eksternal untuk melobi pemerintah
Rent
seeking biasanya berkontribusi dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah, yakni :
- Quota
Pembatasan impor ke dalam
- Tarif
Pembatasan , pengenaan tarif
untuk barang masuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar