Tentang Dia :
eksistensi Persahabatan yang Menghilang.
Anjing! Gue
paling benci ketika persahabatan ternodai oleh hal yang paling diluar dugaan
dan menyayat hati gue.
Kesan Tentang Dia itulah yang terbersit
dalam pikiranku seusai melihat film itu. Besutan Rudi Sujarwo ini mencoba
mengangkat suatu kisah tentang seorang perempuan bernama Gadis yang depresi
akibat percintaan. Dalam perjalan yang bergulir dengan kesedihan, dia bertemu
dengan sosok gadis bernama Rudi. Secara bertahap persahabatan pun terjalin. Tidak
ada yang istimewa dengan persahabatan tersebut. Kekentalan ala Rudi Sujarwo yang
membuat kesan persahabatan tersebut menjadi sangat mendalam. Namun persahabatan
tersebut ternodai oleh perasaan Gadis tentang kewajaran pertemanan antar wanita
yang sebenarnya tidak perlu menjadi masalah.
Dan. Sekali lagi, Anjing dengan Gadis!
Kata-kata ini begitu terlontar dan begitu
membara dalam hatiku. Terkesan picik dan murahan. Saya sebenarnya masih meraba
apa yang diinginkan si Rudi Sujarwo dalam membesut film itu, apakah
percintaannya ataukah persahabatan?
Otakku lebih memfokuskan diri pada
persahabatan dalam film itu. Roh yang muncul dalam persahabatan dan percintaan
sangat terasa berbeda. Persahabatan dalam film itu terkesan lepas dan
meyenangkan, persis seperti film Mengejar Matahari yang juga merupakan besutan
Rudi Sujarwo. Persahabatan menjadi suatu yang antiklimaks ketika ada pertanyaan
tenang persahabatan itu sendiri. Eksistensi persahabatan adalah pertautan hati
tanpa pamrih yang merajalela dalam diri. Tertawa dan gembira menjadi bumbu
apabila kesedihan itu menderap dalam raga. Siapa yang menyangka akan hidup
tanpa adanya suatu kisah persahabatan. Seorang Rasulpun memiliki sahabat yang
selalu setia menemani. Apalagi manusia yang memiliki segudang kesalahan dan
berbagai makian hidup.
Seorang Jhoni dalam Janji Joni tetap
memiliki sahabat bapak tua sang pemutar film. Hati menjadi akan sangat kurang
ajar ketika mempertanyakan tentang persahabatan dan menganggap hal tersebut
merupakan suatu penyimpangan tingkah laku
Sekali lagi, Anjing dengan gadis!
Seorang gadis yang mengalami depresi tidak
patut untuk mengutarakan pertanyaan tentang arti persahabatan. Soekarno dan
Hatta adalah sahabat yang memiliki pandangan terhadap bangsa bagaikan kutub
utara dan selatan, tetapi persahabatan membuat mereka masih tetap sebagai
sahabat dengan lontaran kritis pada tiap masing-masing.
Kita ingat Castro denga Gueverra. Mereka
adalah dua sahabat yang memiliki perbedaaan pandangan yang tajam. Yang satu
adalah anti Tuhan, sedangkan satunya lagi adalah seseorang yang selalu membawa
salib dalam tiap geraknya. Perbedaan tersebut tidak membuat mereka saling
bunuh. Mereka mungkin tidak mempertanyakan hakekat persahabatan mereka.
Persahabatan adalah sesuatu yang mengalir dalam diri yang datang begitu saja.
Kecocokan terhadap sesuat itu kadang tidak dapat diprediksikan. Itulah sahabat.
Dia datang tidak dapat dijadikan suatu
pegangan yang pasti. Persahabatan tersebut akan datang dan menyapa kita dengan
ramah.
Persahabatan kadang menjadikan kita semakin
kokoh, karena dikala kita sendiri atau bergembira. Sahabat menjadi teman
bercengkrama yang menyasikkan. Dia bukanlah sesuatu yang mesti dipikirkan
dengan berat.
Sahabat adalah peringan pusing migren
dalam tubuh ini. Berbagi dengan sahabat adalah merupakan kebahagiaan bagi
sahabatnya, karena kepercayaan tersebut sulit untuk didapatkan dalam tingkatan
yang normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar