Oase Hidup akan Berakhir
Sesudah Bunda Maria, St Yosef
adalah perantara yang paling berpengaruh kepada Tuhan. Sesungguhnya, St Yosef
adalah Pelindung Gereja! Ia juga disebut sebagai Pelindung Orang yang
Menghadapi Ajal, sebab besar sekali kemungkinannya St Yosef meninggal dengan
Yesus dan Bunda Maria di sampingnya.
Seorang teman berkata,” kalau gw
mati gimana , loe nangis gak ??“ , pertanyaan yg aneh, apakah ada pengaruhnya
kita menangis atau tidak, seperti halnya hewan ketika selesai di sembelih dia
tidak akan merasakan apa – apa sewaktu isi perutnya di keluarkan karena ruh
sudah keluar dari jasadnya.
Hampir di setiap Hari Raya ketika
keluarga besar berkumpul, selalu saja makin berkurang setiap tahunnya,
sampai–sampai lebaran kemarin, kita sempat main tebak – tebakan, kira – kira
siapa ya yg gak bisa sampai lebaran tahun depan, ya sekali lagi siapa yg tahu,
mungkin sehabis tulis ini aku yg duluan pergi, siapa tahu…!!!
Pernahkah kita bayangkan diri
kita berada di atas ranjang kematian, apakah yang dapat kita lakukan waktu itu
? Suatu pertanyaan yang mesti dijawab oleh semua manusia yang masih hidup.
Bagaimanakah keadaan detik-detik terakhir dari nafas kita yang akan berlalu
itu? Apakah kita termasuk orang yang suka untuk bertemu Allah, ataukah
sebaliknya seperti hamba yang melarikan diri dan takut bertemu tuannya kerana
kesalahan yang dilakukannya?
Aisyah r.a. menceritakan bahwa
Rasulullah s.a.w. tatkala menjelang wafat disediakan untuk beliau satu bekas
air, beliau memasukkan tangannya ke dalam air lalu mengusapkan ke wajahnya
seraya bersabda, "La ilaha illallah, sesungguhnya di dalam kematian ada
sakaratul maut." Kemudian beliau menengadahkan kedua tangannya lalu
mengatakan, "Fir Rafiqil A'la" lalu beliau wafat dan tangannya
tergeletak lemas.
Ketika Umar al Faruq menjelang
ajal, beliau berkata kepada puteranya Abdullah, "Letakkan pipiku di atas
tanah", namun Abdullah enggan untuk melakukan demikian. Beliau berkata
sehingga tiga kali, "Letakkan pipiku di atas tanah, semoga Allah melihatku
dalam keadaan demikian, kemudian Dia merahmatiku. " Diriwayatkan, bahawa
beliau terus menangis sehingga pasir-pasir menempel di kedua mata beliau seraya
mengatakan, "Celakalah Umar, celaka juga ibunya, jika Allah tidak
memaafkannya."
Ketika Abu Hurairah sakit penat
beliau menangis, lalu ditanya, "Apa yang membuat anda menangis?".
Beliau menjawab, "Saya menangis bukan karena dunia ini, tetapi saya
menangisi perjalanan selepas ini (dunia), bekalku yang sedikit, lalu saya akan
berada di suatu tempat yang menanjak lagi amat luas, sedangkan saya tidak tahu
akan dimasukkan ke neraka atau ke syurga."
Usman r.a. berkata di akhir
hayatnya, "Tidak ada ilah selain Engkau, Maha Suci Engkau ya Allah,
sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang berbuat aniaya. Ya Allah aku
mohon pertolongan dalam semua urusanku, dan aku memohon kesabaran dalam
menghadapi ujian yang menimpaku."
Abu Darda' ketika menjelang wafat
berkata, "Apakah seseorang tidak mau beramal untuk mempersiapkan pentas
perjuangan ini? Mengapa orang tidak beramal untuk menghadapi waktu ini? Mengapa
orang tidak beramal untuk menyongsong hariku ini? Kemudian beliau menangis,
maka isteri beliau bertanya,"Mengapa engkau menangis, bukankah engkau
telah menemani Rasulullah s.a.w.? Beliau menjawab, "Bagaimana aku tidak menangis
sedangkan aku tidak mengetahui bagaimana dosa-dosa telah menyerangku."
Abu Sulaiman ad-Darani, "Aku
berkata kepada Ummu Harun seorang wanita yang rajin beribadah, "Apakah
anda senang dengan kematian? Maka dia menjawab, "Tidak! Aku bertanya,
"Mengapa? Maka dia mejawab, "Demi Allah, andaikan aku berbuat
kesalahan kepada makhluk saja, maka aku takut untuk bertemu dengannya, apatah
lagi jika aku berbuat maksiat kepada Khaliq Yang Maha Agung?
Atha' as Sulami ditanya tatkala
sakit yang menyebabkan kematiannya , "Bagaimanakah keadaan anda? Beliau
menjawab," Kematian berada di leherku, kuburan ada di hadapanku, kiamat
adalah akhir perjalananku, jambatan Jahannam adalah jalanku, dan aku tidak tahu
apa yang akan terjadi pada diriku". Kemudian beliau menangis dan terus menangis
sehingga pengsan. Ketika sedar kembali beliau mengucapkan, "Ya Allah
kasihanilah aku, hilangkanlah kesedihan di dalam kuburku, mudahkan kesulitanku
ketika menjelang kematian, rahmatilah kedudukanku di hadapan-Mu wahai Zat Yang
Paling Pengasih di antara para pengasih."
Disebutkan bahawa Abu Darda'
apabila ada seseorang yang meninggal dalam keadaan yang baik, maka beliau
berkata, "Berbahagialah engkau, andaikan aku dapat menggantikan
dirimu". Maka Ummu Darda' bertanya kepadanya tentang hal itu, lalu beliau
menjawab, "…. bukankah engkau tahu, bahawa ada seseorang yang pagi-pagi
dia beriman, namun di petang hari telah menjadi munafik, ia lepaskan
keimanannya tanpa dia menyedarinya "
Muhammad al Munkadir menangis
tatkala menjelang wafatnya, lalu ia ditanya, "Apa yang membuat anda
menangis? Beliau menjawab, "Demi Allah aku menangis bukan karena dosa yang
aku ketahui telah aku lakukan, namun aku takut jika telah melakukan sesuatu
yang aku anggap remeh namun di hadapan Allah ternyata itu adalah sesuatu yang
amat besar."
Sufyan ats Tsauri berkata,
"Tidak ada tempat yang lebih dahsyat bagiku daripada (tempat) terjadinya
sakaratul maut, aku sangat takut kalau dia (sakarat) terus menerus menekanku,
aku telah meminta keringanan, namun dia tidak menghiraukan, sehingga aku
terkena fitnahnya." Kemudian beliau menangis semalaman hingga menjelang
pagi, ketika beliau ditanya, "Apakah tangisan tersebut kerana dosa? Maka
beliau mengambil segenggam tanah dan berkata, "Dosa lebih ringan dari pada
ini (tanah, maksudnya adalah maut- pen), aku menangis kerana takut terhadap
su'ul khatimah (akhir hidup yang buruk).
Shofwan bin Sulaim berkata ,
"Di dalam kematian ada rahah (istirahat) bagi seorang mukmin dari huru
hara dan hiruk pikuk dunia, walaupun mesti merasakan putusnya nafas dan
kepedihan. Kemudian beliau mengalirkan air mata.
Syafiq bin Ibrahim berkata,
"Bersiap-siaplah anda semua di dalam menghadapi kematian, jangan sampai
ketika ia datang lalu anda minta dikembalikan lagi ke dunia (kerana belum
beramal)."
Al 'Alla' bin Ziyad mengatakan
juga, "Hendaknya setiap orang dari kalian merasakan, bahwa dirinya telah
meninggal, lalu memohon kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia, kemudian
Allah memenuhinya, maka hendaklah kalian beramal ketaatan kepada Allah."
Syamith bin 'Ajlan berkata ,
"Manusia itu ada dua golongan, pertama orang yang terus mencari bekal di
dunia, dan ke dua orang yang terus bersenang-senang di dunia. Maka
perhatikanlah, dari golongan manakah dirimu?"
suatu hari al Hasan al Bashri
melewati sekelompok pemuda yang sedang tertawa terbahak-bahak, maka beliau
bertanya, "Wahai anak saudaraku, apakah kalian pernah menyeberangi ash
Shirath (jambatan Jahannam)? Para pemuda itu
menjawab, "Belum." Beliau bertanya lagi, "Apakah kalian tahu ke
syurga ataukah ke neraka kalian akan dimasukkan?" Mereka menjawab,
"Tidak." Kemudian beliau berkata, "Lalu mengapa engkau ketawa
sedemikian ?" Semoga Allah memberi maaf kepada kalian semua. Dan ketika
beliau menjelang wafat beliau menangis seraya mengatakan, "Jiwa yang
lemah, sedang urusan sangat dahsyat dan besar, sesungguhnya kita adalah milik
Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita akan kembali."
"Ziarahilah kubur, sebab ia akan mengingatkan kalian pada
kematian." HR. Muslim
al Mu’tashim yang pernah berkata, "Demi Allah, andai aku tahu akan
mati hari ini, niscaya aku tidak akan melakukan maksiyat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar