Syair-Syair Kematian
Untuk apa talqin dibacakan? Apa
tujuan pidato kematian diungkapkan?Apakah si mati akan mendengar ucapan yang
disampaikan. Mampukah si mati mengikuti modul jawapan yang dibacakan?
Karena kematian tak lain hanya
berdiri telanjang di dalam angin
dan melebur di dalam matahari.
Karena kematian tak lain hanya tarikan nafas terakhir
yang membebaskan helaan naik turun tak tenang.
Agar dia bisa naik tanpa rintang menuju Tuhan.
Hanya jika minum dari mata air, kita menang.
Hanya jika mencapai puncak gunung, kita naik.
Hanya jika bumi merangkul jasad, kita menari.
(Dari “Tentang Kematian” Khalil Gibran)
Hai anak muda
jika kau takut mati,
matilah sekarang!
Mati cuma sekali,
kau tak akan mati lagi.
Hakuin (1685-1768)
Satu bulan
satu aku
jalan padang bertabur salju.
Shofu (1848)
Aku menulis, menghapus, menulis lagi
menghapus lagi, dan kemudian
bunga candu mekar.
Hokushi (1718)
Tahun ini aku ingin
melihat seroja
dari sisi lain.
Jakura (1906)
"Firdaus,"
aku bergumam, dalam tidur
dalam kelambu.
Chora (1776)
Kini musim semi telah datang
ke duniaku.
Selamat tinggal!
Bainen (1905)
Perjalanan ke barat
jalan yang dilalui semua orang:
padang bunga.
Baiseki (1716)
Selamat jalan--
Aku lewat saat
embun menyentuh rerumputan.
Banzan (1730)
Oh, aku tak peduli
ke mana awan musim gugur
berarak.
Bufu (1792)
Aku melewati
tahun berlalu--
hari ini batasnya.
Bunzan (1787)
Aku juga pernah melihat rembulan
dan kini, dunia
benar-benar milik kalian.
Chiyoni (1775)
Badai musim gugur:
aku tak punya urusan lagi
di dunia ini.
Ensetsu (1743)
Apa itu kematian?
Bebas, dari diriku sendiri
Ho! Ho!
Ensetsu (1743)
Tahun berakhir:
Aku tak meninggalkan hatiku
di belakang.
Hankai (1882)
Sejak aku lahir
aku harus mati
jadi...
Kisei (1764)
Hari ini
hidupku tercermin di
semarak pagi
Jomei
hidup bagaikan garis lurus, tak pernah kembali ke masa lalu
hidup bukan bulatan bola yang tiada ujung dan tiada pangkal
hidup ini melangkah terus semakin mendekat ke titik terakhir
setiap langkah hilanglah jarak menikmati hidup nikmat di dunia
pesan nabi, tentang mati :
jangan takut mati karena pasti terjadi
setiap insan pasti mati, hanya soal mati
pesan nabi, tentang mati :
jangan lah minta mati datang kepadamu, dan janganlah kau berbuat
menyebabkan mati
tiga rahasia ilahi yang berkaitan dengan hidup manusia :
kesatu tentang kelahiran,
kedua pernikahan
ketiga kematian
penuhi hidup dengan cinta
ingatkan diri saat untuk berpisah
tegakkan shalat lima waktu
dan ingatkan diri saat dishalatkan
pesan nabi : jangan takut mati, meski kau sembunyi dia menghampiri
takutlah pada kehidupan sesudah kau mati, renungkanlah itu
dan pesan nabi" ~Bimbo
Memang mati itu urusan Tuhan, tapi janganlah dengan cara seperti ini…”
(Ratna, salah seorang keluarga korban Bom Kuningan.)
"...Masalah moral, masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu, urus saja akhlakmu
Peradilan yang sehat itu yang kami mau
Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa..."
(Manusia setengah dewa, Iwan Fals)
"Ketika aku menemukan
kehidupan (duniawi)
kutemukan bahwa akhir kehidupan
adalah kematian,
namun ketika aku menemukan
kematian, aku pun
menemukan kehidupan abadi.
Karena itu, kita harus
prihatin dengan kehidupan
(duniawi) dan bergembira
dengan kematian. Kita hidup
untuk mati dan mati
untuk hidup."
Konon Socrates pernah
berkata, sebagaimana dikutip oleh
Asy-Syahrastani dalam bukunya Al-Milal wa An-Nihal (I:297),
"Sesungguhnya usaha
sungguh-sungguh yang lahir
dari lubuk jiwa saya, itulah yang merupakan
bukti
yang amat jelas tentang
keabadian. Jika saya telah
mencurahkan seluruh hidup saya
untuk berkarya,
maka adalah merupakan hak saya
atas alam ini untuk
menganugerahi saya wujud baru,
setelah kekuatan
saya terkuras dan jasad ini
tidak lagi memikul
beban jiwa."
Abdul Karim Al-Khatib
dalam bukunya Qadhiyat
Al-Uluhiyah
(I:214) mengutip tulisan
Goethe (1749-1833 M)
"Kematian, yang dikenal
sebagai berpisahnya ruh
dari badan, merupakan sebab yang
mengantar manusia
menuju kenikmatan abadi.
Kematian adalah
perpindahan dari satu negeri ke
negeri yang lain,
sebagaimana dirtwayatkan bahwa,
"Sesungguhnya
kalian diciptakan untuk hidup
abadi, tetapi kalian
harus berpindah dan satu negen ke negen (yang
lain) sehingga kalian menetap di satu
tempat."
Raghib
Al-Isfahani:
(Abdul Karim AL-Khatib, I:217)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar