Bila Ku Mati
Pernah berfikir tentang kematian?
pernah mengkhayalkannya? yup, i just did it. tadi pagi. disela2 jam bingung
saya. tiba2 terlintas, dan ingin mendefinisi tentang kematian, kematian saya.
bukan saya ingin mendahului takdir, atau
terlalu ingin tahu. Saya yakin, bukan hanya saya yang pernah berkhayal
tentang kematian diri sendiri.
kematian yang sederhana, tidak
menyakitkan, smoothly. Kematian yang tidak ada lukanya, dan nyawa saya terlepas
begitu saja dari tubuhnya.lalu terbang, dan saya melihat badan saya seakan tertidur
tenang, dan tersenyum, saya ingin mati dengan tersenyum, menatap ketenangan
hati dengan mesra. Aku mampu
bertutur dengan manis La Illa ha
Illallah, amin.
Tidak terasa saya membayangkan reaksi orang2 yang mengenal saya. apa yang
akan mereka lakukan jika mereka terima sms kabar duka itu ya? mungkin reaksinya
akan begini :
Reaksi pertama, kaget atau bengong atau mlongo, lalu tarik keatas - kebawah,
baca ulang sms nya, lalu pencet no, masuk inbox, kemudian pencet read message, baca lagi, baca lagi dan
baca lagi.
Reaksi kedua, mlongo, baca lagi, kemudian menangis bombay, kisah bolliwood
massuk pikiran dah, sampe ngesot2.
Reaksi ketiga, segera memencet no, kemudian pencet open inbox, read
message, dan ngelamun lagi!!
reaksi keempat, garuk2 kepala, sambil nyelethuk "eh, Lutfi itu yang
mana yah?" kok gue lupa.
Reaksi keempat, segera buka new message, bikin sms yang dikira-kira kenal,
terus dikirimin dah dengan bunyi
Innalillahi wa inna Illahi Roojiun. Sfter that, siap-siap ke mall dah........
wassalam....kagak dapat doa dan disholatin dah gue!!!!
Itu tak terlalu penting. paling sahabat dan relasi saya itu segera akan
melupakan nya. dan ritme hidup jalan lagi senormal-normalnya.. bangun pagi,
ngerokok buat yg ngrokok, ngopi buat yang suka kopi, sholat shubuh bagi yang
sholat shubuh, mandi bagi yang mandi, berangkat ke kantor buat yg bekerja
kantoran, beranjak ke tempat tidur lagi buat yang pengangguran, dan ..........aukh
ah gelap.
Saya mencoba terbang lagi ke lingkungan kerabat saya. Bapak dan
ibuku. Mati kutu deh. Aku jadi diam dan terdiam, bapak ibuku akan merasa benar-benar kehilangan,
Rasulullah saja sempat merasakan kesedihan mendalam ketika harus berpisah
dengan Ibrahim. Belum lagi istri dan anak-anaku (mudah2an mereka selalu disisiku,amin)…
kagak kebayang dah memasang label janda pada istriku dan memasang label yatim
ke anak-anakku yang belum tegak bediri itu. Wah… nggak kebayang juga
adik-adikku, mungkin mereka akan segera melupakan aku, karena tanggungan
keluarga yang mereka pegangi…….yah………….kesendirian akan kegelapan itu membuatku
terkesiap akan lorong gelap yang pasti akan menghampiriku, entah kapan itu.
Anganku kemudian tak dapat aku
lanjutkan lagi. Angan itu terlalu nakal, karena air mata ini menjadi berbulir
lembut keluar malualui pipiku. Masih dengan ketepisahan terhadap jasad hidup
yang toh pastinya akan melupakan aku nantinya, aku berhenti dulu menghayalkan
kematian itu lagi..
Aku berdiri dari layar komputer,
meninggalkan komputer itu tetap nyala, sembari menahan diri dan berkata pelan
menuju sajadah, pelan sekali.
"Ya Allah, jangan [panggil
aku untuk pulang dulu yah……aku masih cetek nih…ngurus bini aja masih
keteteran…(mulai dengan sholat Duha, untuk menghilangkan kepenatan).
Aku mencoba lagi membaca buku
tentang kematian. Tanda-tanda kematian menurut ulama adalah benar dan pasti, hanya
ketakwaan kita dan amalan kita aja yang membedakan dengan kita kita yang lain.
Rasulallah SAW diriwayatkan masih mampu memperlihatkan dan menceritakan kepada
keluarga dan sahabat secara lansung akan kesukaran menghadapi sakaratulmaut
dari awal hingga akhirnya hayat Baginda. Imam Ghazali rahimahullah diriwayatkan
memperolehi tanda-tanda ini sehingga beliau mampu menyediakan dirinya untuk
menghadapi sakaratul maut secara sendirian. Beliau menyediakan dirinya dengan
segala persiapan termasuk mandinya, wudhunya serta kafannya sekali cuma ketika
sampai bahagian tubuh dan kepala sahaja beliau telah memanggil abangnya yakni
Imam Ahmad Ibnu Hambal untuk menyambung tugas tersebut. Beliau wafat ketika Imam
Ahmad bersedia untuk mengkafankan bahagian mukanya
Tanda 100 hari sebelum hari mati. Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT
kepada hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka-mereka yang dikehendakinya.
Semua orang Islam akan mendapat tanda ini, namun apakah mereka sadar atau
tidak, itu tergantung mereka sendiri. Tanda ini akan berlaku umumnya selepas
waktu Asar. Seluruh tubuh yakni dari hujung rambut sehingga ke hujung kaki akan
mengalami getaran atau seakan-akan mengigil. Contohnya seperti daging lembu
yang baru disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti kita akan mendapati
daging tersebut seakan-akan bergetar. Tanda ini rasanya terasa dan bagi mereka
yang sadar dan terbentik di hati bahwa mungkin ini adalah tanda mati maka
getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan kehadiran tanda
ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan
kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian , tanda ini akan lenyap begitu saja
tanpa ada manfaatnya. Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini maka ini
adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan
diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.
Tanda 40 hari sebelum hari mati. Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu
Asar. Bagian pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang
tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arsh Allah SWT.
Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persediaannya
ke kita antaranya ialah ia akan mulai mengikuti kita sepanjang masa. Akan
terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika
ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung
seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk
mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.
Tanda 7 hari.Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji
dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan secara tiba-tiba berselera untuk makan.
Tanda 3 hari. Pada ketika ini akan terasa denyutan di bagian tengah dahi
kita yaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dirasa maka
berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis
dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti. Ketika
ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit
hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dilihat jika kita melihatnya
dari bagian sisi. Telinganya akan layu dimana bagian ujungnya akan
beransur-ansur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan
perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.
Tanda 1 hari. Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan
satu denyutan di sebelah belakang yaitu dikawasan ubun-ubun di mana ini
menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.
Tanda akhir. Akan berlaku keadaan di mana kita akan merasakan satu keadaan
sejuk di bahagian pusat dan rasa tersebut akan turun ke pinggang dan seterusnya
akan naik ke bagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah
syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikat maut untuk
menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan kita dan
sekarang akan mematikan pula.
Dari Ibnu Umar r.a, dari Nabi SAW baginda bersabda:”Lima kunci perkara
ghaib, tidak mengetahuinya melainkan Allah yaitu: 1) Tiada mengetahui apa yang
tersimpan di dalam rahim (kandungan perempuan) melainkan Allah. 2) Tiada yang
mengetahui apa yang akan terjadi esok hari melainkan Allah. 3) Tiada seorangpun
yang mengetahui bila waktunya hujan akan turun melainkan Allah. 4) Tiada
seorangpun mengetahui di bumi mana dia akan mati melainkan Allah 5) Tiada yang
mengetahui bila kiamat akan terjadi melainkan Allah. [ Hadis dari Abdullah Ibn
Umar r.a. Dikeluarkan Imam Bukhari dalam sahihnya hadis no:4627]
Rasa "ingin tahu" anak-anak memang sangat besar seiring dengan
kejadian-kejadian yang dialaminya. Demikian juga dengan Rifki, kepergian
Bundanya memancing rasa ingin tahunya tentang kematian.
"Ayah...kita semua nanti akan meninggal yah?"
"Iya betul Nak"
"Ayah juga?"
"Iya...semuanya, Ayah, Bude, Nenek, termasuk Rifki dan saudara Rifki"
"Nanti kita ketemu lagi sama Ibu di Surga?"
"Insya Allah Nak, asalkan kita rajin beribadah semasa hidup kita di
dunia...Makanya Rifki harus rajin sholat yah, terus doain Ibu"
Suatu hari, Rifki pernah bertanya kepada Bude dan Neneknya:
"Nenek sama Bude siapa yang duluan lahir" Tanya Rifki kepada Bude
dan Neneknya.
"Nenek yang duluan lahir Cu.."jawab nenek.
"Berarti nenek lebih tua dari Bude"
"Betul Cu... "
"Hmmm...berarti nenek nanti meninggal duluan dari Bude?" Tanya
Rifqi antusias.
"Kita nggak tahu Cu, khan kematian itu urusan Allah, setiap manusia
yang lahir, Allah sudah menentukan kapan dia akan meninggal. Jadi bisa nenek
yang duluan meninggal bisa juga Bude, itu rahasia Allah".
"Oh iya yah...Ibu khan lebih muda dari Bude, tapi Ibu meninggal
duluan..."
"Iya betul nak!" Sahut Bude
"Kasihan Bude, anak nya tinggal dua, tinggal mas Agus dan mbak
Neng..."celetuk Rifki polos :-)
Suatu sore, Rifki sedang disuapin sama Bude. Rifki bertanya ke Umi:
"Kenapa sih Allah membuat Ibu meninggal? "
"Yah khan kematian seseorang itu urusan dan rahasia Allah Nak..."
"Khan jadinya nanti kalau abang udah gede, terus punya anak...anak
abang gak bisa lihat nenek nya...",
Innalillahi wa Inna Illahi Rojiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar