Telaah Adzan
Adzan atau azan
adalah panggilan untuk shalat 5 waktu.
Dikumandangkan oleh seorang muadzin setiap shalat 5 waktu. Lafadz adzan terdiri dari 7 bagian:
- Allahu Akbar, Allahu Akbar (2 kali); artinya: "Allah Maha
Besar, Allah Maha Besar"
- Asyhadu alla ilaha illallah (2 kali) "Aku bersaksi bahwa tiada
sesembahan selain Allah"
- Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (2 kali) "Aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah
Rasul Allah"
- Hayya 'alash sholah (2 kali) "Mari menunaikan shalat"
- Hayya 'alal falah (2 kali) "Mari meraih kemenangan"
- Allahu Akbar, Allahu Akbar (1 kali) "Allah Maha
Besar, Allah Maha Besar"
- Lailaha ilallah (1 kali) "Tiada sesembahan selain Allah"
Abdullah bin Zaid telah
berkata: Suatu saat Rasulullah SAW menyuruh memukul lonceng agar orang-orang
berkumpul untuk shalat. Ketika aku tidur, seorang lelaki yang membawa lonceng
dengan tangannya mengelilingiku. Akupun berkata kepadanya: "Wahai hamba Allah, apakah engkau menjual
lonceng itu?" Dia berkata: "Apa yang akan kau lakukan
dengannya?" Ia berkata: Maka kujawab: "Kami gunakan untuk panggilan
shalat." Dia berkata: "Apakah kau mau kuberitahu yang lebih baik dari
itu?" Ia berkata: Maka kukatakan padanya: "Tentu." Dia berkata:
"Kau ucapkan: Allahu Akbar Allahu Akbar . Asyhadu alla ilaha illallah. Asyhadu
anna Muhammadar Rasulullah. Hayya 'alash sholah (2 kali). Hayya 'alal falah (2
kali). Allahu Akbar Allahu Akbar. La ilaha illallah. Kemudian dia diam sejenak,
lalu berkata: "Kau katakan jika shalat akan didirikan: Allahu Akbar,
Allahu Akbar. Asyhadu alla ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Hayya
'alash sholah. Hayya 'alal falah. Qod qomatish sholah (2 kali), artinya
"Shalat akan didirikan". Allahu Akbar, Allahu Akbar. La ilaha
illallah. Begitu subuh, aku mendatangi Rasulullah SAW kemudian kuberitahu
beliau apa yang kumimpikan. Beliaupun bersabda: "Sesungguhnya itu adalah
mimpi yang benar, insya Allah. Bangkitlah bersama Bilal dan
ajarkanlah kepadanya apa yang kau mimpikan agar diadzankannya (diserukannya),
karena sesungguhnya suaranya lebih lantang darimu." Ia berkata: Maka aku
bangkit bersama Bilal, lalu aku ajarkan kepadanya dan dia yang berazan. Ia
berkata: Hal tersebut terdengar oleh Umar bin al-Khaththab ketika dia berada di
rumahnya. Kemudian dia keluar dengan selendangnya yang menjuntai. Dia berkata:
"Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, sungguh aku telah
memimpikan apa yang dimimpikannya." Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
"Maka bagi Allah-lah segala puji." HR Abu
Dawud (499), at-Tirmidzi (189) secara ringkas tanpa cerita Abdullah bin Zaid
tentang mimpinya, al-Bukhari dalam Khalq Af'al al-Ibad, ad-Darimi
(1187), Ibnu Majah (706), Ibnu Jarud, ad-Daruquthni, al-Baihaqi, dan Ahmad
(16043-redaksi di atas). At-Tirmidzi berkata: "Ini hadits hasan
shahih". Juga dishahihkan oleh jamaah imam ahli hadits, seperti
al-Bukhari, adz-Dzahabi, an-Nawawi, dan yang lainnya. Demikian diutarakan al-Albani dalam al-Irwa (246), Shahih
Abu Dawud (512), dan Takhrij al-Misykah (I: 650). Kejadian dalam hadits
tersebut terjadi di Madinah pada tahun pertama hijrah atau 622 M.
Adzan adalah suatu ibadah yang hukumnya wajib
kifayah, karena Rasulullah memerintahkan pelaksanaannya dalam beberapa hadits,
dan selalu melaksanakannya dalam keadaan bermukim maupun bepergian
(safar). Apabila salah seorang dari kaum muslimin sudah melaksanakannya,
gugurlah kewajiban muslim yang lainnya. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda kepada Malik bin Huwairist,“Jika telah datang waktu sholat,
hendaknya salah seorang di antara kalian mengumandangkan adzan.” (HR.
Bukhori-Muslim). Kewajiban ini berlaku untuk orang yang sedang mukim di suatu
tempat ataupun orang yang sedang bepergian (musafir).
Dari Uqbah bin Amir, Rosululloh bersabda,“Rabb-mu
merasa takjub terhadap seorang penggembala kambing di puncak gunung, dia adzan
dan sholat. Maka Allah berfirman,’Lihatlah hambaKu ini, dia mengumandangkan
adzan dan sholat karena takut kepadaKu. Sungguh Aku telah mengampuni hambaKu
dan Aku memasukkannya ke surga” {HR. Abu Dawud, dishohihkan Syaikh Al
Albani}. Abu Hurairah berkata, Rosululloh bersabda,”Apabila adzan
dikumandangkan, setan lari terkentut-kentut sehingga dia tidak mendengarkan
adzan. Apabila adzan telah selesai, dia (setan) datang mengganggu seorang dalam
hatinya, dia membisikkan,’Ingatlah ini dan ingatlah itu, suatu hal yang tidak
teringat sebelumnya, hingga seorang hamba tidak mengetahui lagi berapa rokaat
dia sholat.” {HR. Bukhori dan Muslim}. Dari Anas bin Malik, Rosululloh
bersabda,”Doa antara adzan dan iqomah tidak tertolak (mustajab).” {HR.
Abu Dawud, dishohihkan Syaikh Al Albani}. Dari Muawiyah, beliau berkata,”Saya
mendengar Rosululloh bersabda,’Para muadzin adalah manusia yang paling panjang
lehernya pada hari kiamat.” {HR. Muslim}.
Adzan adalah penanda komunitas muslim yang
lumayan disuatu kawasan. Ketika saya di jayapura kuartal tahun 2000an, adzan
hanya terdengar didaerah yang banyak pendatangnya. Tapi kertika saya di Bengkulu,
adzan begitu terdengar sampai kemana-mana. Hal menggambarkan tentang banyaknya
komunitas muslim disuatu kawasan. Adzan memang menjadi fardhu kifayah, karena
adzan adalah penanda waktu sholat dan tanda adanya komunitas muslim disitu.
Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar