Kehendak Allah atas kematian
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka
sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan
kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Dalam Anguttara Nikaya. Catukka
Nipata, disebutkan adanya 4 (empat) sebab yang menimbulkan ketakutan menghadapi
kematian. Ketakutan muncul pada mereka yang belum mencapi kesucian. Empat sebab
itu adalah : 1) karena tidak terbebas dari nafsu keinginan indera, tidak bebas
dari nafsu dan cinta terhadap kesenangan-kesenangan indera, tidak bebas dari
kehausan dan kerinduan mengejarnya. Ketika sebuah penyakit serius datang. Ia
berpikir ' kesenangan-kesenangan itu akan meninggalkan aku, dan aku akan
meninggalkan kesenangan-kesenangan itu. Setiap saat lima pintu indra kita selalu terbuka, dan kelima
indra kita itu menyenangi sesuatu yang menarik, karena sudah terjadi kontak, kontak
itu akan ada dalam ingatan, terekam baik dalam ingatan. Ketika obyek yang
menarik itu muncul kembali dalam pikiran, pikiran akan memerintahkan untuk
mencarinya. Karena itu yang membuat jadi senang. Kalau orang tidak dapat
meninggalkan kesenangan itu maka ia akan mati dalam ketakutan. 2) karena tidak
terbebas dari nafsu dan cinta terhadap tubuh jasmani ini, tidak terbebas dari
kehausan dan kerinduan terhadap tubuh. Ada
orang yang bangga dengan tubuh jasmaninya, maka tidak mengherankan ada orang
yang rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk merubah penampilannya, untuk merubah
bentuk tubuhnya agar tetap tampil menarik. Kecintaan terhadap tubuh ini, juga
merupakan sebab munculnya ketakutan, ia takut tubuh jasmaninya menjadi rusak.
3) karena belum melakukan kebajikan dan hal-hal bermanfaat, yang belum membuat
perlindungan bagi dirinya sendiri; tetapi ia telah melakukan perbuatan yang
jahat. Ia belum sempat bertobat, kematian sudah datang menjemputnya. Sebagian
orang berpandangan, hidup ini yang penting dan dicari dulu adalah uang, asal
punya uang banyak semuanya akan beres, pokoknya kumpulkan uang banyak-banyak
dulu. Bagaimanapun caranya. Apa yang terjadi jika dia tidak pernah merasa
cukup, tapi kematian sudah datang, pasti ketakutan akan muncul, apa lagi cara
untuk mengumpulkan uang itu dengan cara yang tidak benar. 4) karena memiliki
keraguan dan kebingungan tentang Dharma yang baik dan belum sampai pada
kepastian di dalamnya. Ada
seseorang yang dalam kehidupan ini, ingin mencari makna kehidupan, yang dulunya
tidak pernah terlintas dalam pikiranya. Ia mulai menyadari setelah mendengar
atau membaca buku-buku. Lalu ia berusaha untuk menemukan kebenaran itu, belum
sampai mengerti atau memahami, apa yang ia dengar atau ia baca, Raja kematian
sudah menghampirinya, maka orang seperti ini juga akan menghadapi kematian.
Dimulai saat kita menghembuskan
napas untuk yang terakhir kalinya, kita bukan apa-apanya lagi selain “seonggok
daging”. Tubuh yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana akan dimandikan untuk
yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah akan di bawa ke
kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah dimasukkan ke dalam liang
lahat, maka tanah akan menutupi kita. Ini adalah kesudahan cerita kita. Mulai
saat ini, kita hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di
kuburan.
Singkatnya, “onggokkan daging dan
tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain
pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini
segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari kita akan menjadi bagian dari tanah.
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali
tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau
pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan
mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Dan (Jangan lupa baca taut
terkaitan lainnya di bawah tulisan Nurul Hidayati Pesan
kematianhttp://kembangsolo.blogspot.com/
Pemilik weblog ini, Natasha Anya,
atau sering dipanggil sHa, 23 tahun, Solo, menulis terakhir tanggal 16 Agustus
2005 jam 11.01 am. Beberapa saat kemudian, (mungkin sore atau malamnya) Natasha
meninggal. Posting terakhir itu dinyatakan asli milik dia. Berikut tulisannya yang
ditengarai tulisan terakhirnya:
Mimpi Buruk
Semalam aku mimpi buruk
banget,
Saat terbangun aku takut hal ini
akan terjadi,
Padahal waktu aku mau tidur,
Aku gak mikir apa-apa,
Beberapa hari ini aku merasa
tenang,
Aku gak ada rasa khawatir apa-apa
lagi,
Aku serahkan semuanya kepada
Tuhan;
Entah kenapa mimpi buruk itu
hadir lagi;
Padahal sebelum tidur aku masih
sempat chat,
Aku ketawa-ketawa waktu baca
beberapa teman chat,
Sebelumnya aku sempat sms dengan
Dan,
Kepada Dan aku bilang kalo capek
banget,
Kakiku linu dan aku chat sambil
tiduran;
Satu jam setelah chat aku gak
tahan,
Aku ngantuk; dan aku pamit tidur
dengan Dan; zzZz
Kira-kira jam lima , mungkin;
Aku seperti ada di ruangan rumah
sakit,
Karena aku datang terakhir aku
dapat giliran kedua,
Dan akupun menungggu pasien
pertama,
Kira-kira tujuh jam kemudian,
Seorang perawat menghampiri aku,
Dan mengajak aku untuk masuk
ruangan,
Perawat itu melayani aku layaknya
seorang pasien yang akan operasi,
Bajuku dibuka dan rambut kepalaku
dicukur habis,
Cuma aku agak sedikit aneh,
Baju operasi yang harusnya aku
pakai,
Dalam mimpi itu aku gak liat di
tubuhku,
Aku hanya liat tubuhku dibungkus
kain,
Seperti simbok-simbok desa itu,
Terus aku diajak ke kamar mayat,
Kepada penjaga kamar mayat,
perawat itu bilang;
;pak, nunut mbungkus;
Aku bingung tapi aku nurut saja,
Aku lihat beberapa mayat berada
di sana ,
Seorang mayat laki-laki bertubuh
kecil yang badannya menghitam,
Mungkin korban luka bakar;
Perawat menunjukkan satu tempat
kosong tempat mayat,
Aku disuruh tidur di situ,
Saat aku akan naik ke tempat
mayat itu,
Mukanya kelihatan jelas;
Aku ketakutan; akupun lari;
Anehnya mayat perempuan itu
mengejar aku dengan posisi tidur,
Aku ketakutan; takut sekali;
Aku lari sekencang-kencangnya;
Akupun belok ke pintu sebelah
kanan,
Mayat perempuan itu berusaha
untuk membuka pintu yang kutahan;
Untung;
Saat aku ngolet kepalaku terantuk
sandaran ranjang;
Mimpi burukku berakhir;
Entah ini benar atau bukan, yang
jelas, kematian adalah merupakan panggilan bagi tiap manusia untuk kembali ke
pemilik-Nya.
Sumber:
http://kembangsolo.blogspot.com/ HIKMAH
KEMATIAN
HARUN YAHYA
KETAKUKETAKUTAN MENGHADAPI
KEMATIAN Oleh; Supadi, S.Ag
Tidak ada komentar:
Posting Komentar