Senin, 02 Januari 2017

Menghindari makanan yang Katanya…



Menghindari makanan yang Katanya…
Iseng iseng saya membuka email, sudah lama rupanya email nggak dibuka. Ternyata , ada broadcast tetangga sebelah perihal bahaya bahan-bahan yangmembahayakan. Sebenarnya nggak gitu-gitu percaya amat sih. Broadcast ini membahas bahaya botol bekas plastic, sate yang dibakar, udang dan vitamin c, mie instan, dan makanan dalam kemasan.
BEKAS BOTOL AQUA. Botol bekas minuman mineral masih sering digunakan oleh kita dan menaruhnya di mobil atau di kantor. Menurut broadcast tersebut, Kebiasaan ini tidak baik, karena bahan plastic botol (disebut juga sebagai polyethylene terephthalate or PET) mengandung zat karsinogen (atau DEHA). Botol ini aman untuk dipakai 1-2 kali saja, katanya sih tidak boleh lebih dari seminggu, dan harus ditaruh ditempat yang jauh dari matahari. Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik  rusak dan zat karsinogen itu bisa masuk ke air yang kita minum.
 PENGGEMAR SATE. Nah kalau ini, saya sampai membaca ini berkali-kali.Kalau Anda makan sate, katanya nih kita harus makan timun setelah makan sate. Katanya, ketika kita makan sate, kita ikut juga mengkonsumsi karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker. Obat yang mujarab adalah makan timun setelah nyate. Sate katanya mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker) dan timun memiliki anti Karsinogen.
UDANG DAN VITAMIN C. menurut si pembuat broadcast, haram makan udang bersama –sama dengan vitamin c.  kalo tetap dilaksanakan, akan menyebabkan keracunan dari racun Arsenik (As) yang merupakan proses reaksi dari Udang dan Vitamin C di dalam tubuh dan berakibat keracunan yang fatal dalam hitungan jam. Nggak tahu, apakah ini benar atau salah, yang jelas, saya nggak akan mencobanya, secara udang adalah makanan teraneh yang pernah saya lihat.
MI INSTAN. Saya berkali-kali menggaruk-garuk kepala ketika membaca masalah ini.saya harus menunggu 3 hari untuk makan mie lagi setelah makan mie. Hmmm saya langsung menarik nafas panjang.Dari informasi broadcast ini, ada lilin yang melapisi mi instan. Lilin itu konon yang menyebabkan tidak lengket ketika dimasak. Karena konsumsi lilin setiap hari, menyebabkan terjadinya kemungkinan seseorang terkena kanker. Menurut broadcast tersebut, lilin dari mie tersebut dibutuhkan 2 hari untuk bias keluar dari tubuh.
DIBALIK KEMASAN MAKANAN. Ada berbagai kemasan menurut si pembuat broadcast yang harus di hindari, yakni kertas dan stiryofom. Kertas . kadang waktu kita beli makanan, ibu ibu pasar sering menggunakan kertas Koran atau kertas majalah sebagai pembungkus makanan. Ternyata, kertas tersebut terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Di dalam tubuh kita, timbal masuk melalui saluran pernapasan atau tangan kita. Setelah melewati pencernaan, baru menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti: ginjal , hati, otak, saraf dan tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan) . Styrofoam. Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene merupakan pilihan jamak bagi para penjual karena kemasannya yang manis dan menarik. Namun, kepraktisan adalah poin utama. Styrofoam katanya dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan para pembuat styrofoam karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada system endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.
Terkesan sederhana, namun bagi anak kost, pilihan lain susah untuk digunakan. Kesadaran bahwa balutan makanan tidak tersebut cukup bagi anak kost  yang memiliki pilihan lain.
Sumber: berbagai sumber

Tidak ada komentar: