Senin, 31 Agustus 2015

Konsep Interpersonal Skill



Konsep Interpersonal Skill
Interpersonal skills” refers to mental and communicative algorithms applied during social communications and interactions in order to reach certain effects or results. The term “interpersonal skills” is used often in business contexts to refer to the measure of a person’s ability to operate within business organizations through social communication and interactions. Interpersonal skills is how a person relates to one another. (wikipedia.com)
Interpersonal Skill merupakan salah satu dari soft skill yang banyak diminta oleh perusahaan untuk berbagai jabatan dan posisi.


· 
Interpersonal Skill bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan, melainkan merupakan ketrampilan yang bisa dipelajari.

· 
Interpersonal Skill yang baik dapat dibangun antara lain dari kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi yang asertif.

· 
Asertif secara sederhana berarti: mampu secara aktif menyatakan gagasan, harapan atau perasaan (baik yang positif atau negatif) secara langsung dan apa adanya, tanpa menyerang atau merugikan orang lain.

· 
Berlaku asertif yang tampaknya mudah ini seringkali menjadi ekstra sulit dalam situasi konflik atau situasi di mana terjadi perbedaan kepentingan antar individu dalam suatu kelompok/organisasi.

· 
Prinsip-prinsip dasar perilaku atau komunikasi yang asertif antara lain adalah: menghargai hak orang lain untuk menyampaikan gagasan atau pendapat, untuk didengarkan dan diperlakukan dengan penuh respek serta untuk berbeda pendapat.
·   Perilaku atau komunikasi asertif membantu kita untuk mendapatkan citra positif tentang diri sendiri dan orang lain, mengembangkan saling respek dengan orang lain, membantu kita mencapai tujuan, melindungi diri kita agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain sekaligus tidak melukai orang lain.
·   Perilaku atau komunikasi asertif bertujuan untuk mencapai win-win solution, di mana masing-masing pihak yang berinteraksi dapat merasakan kepentingannya terakomodir tanpa merasa dikalahkan atau berkurang harga dirinya.
·   Orang-orang yang asertif biasanya ekspresif dan jujur, bila berbicara langsung ke inti permasalahan, tidak mudah terpancing emosinya, berorientasi pada solusi serta dihargai dan menghargai orang lain.
·   Contoh komunikasi asertif ketika harus menegur orang lain: "Saya merasa terganggu kalau kamu terlambat hadir di rapat ini. Saya merasa membuang waktu dan frustasi kalau harus mengulang kembali apa yang sudah saya bicarakan. Bisakah kamu datang tepat waktu lain kali?"
·   Peganglah prinsip menghargai orang lain dengan menguasai bahasa tubuh, ekspresi wajah dan intonasi Anda ketika berkomunikasi secara asertif.
·   Bersikap asertif sangat berguna dalam membangun Interpersonal Skill secara umum, tetapi penerapannya tetap harus selektif karena mungkin tidak bisa berhasil untuk semua kasus.
Dunia kerja saat ini mengakui apabila sumber daya manusia yang potensial adalah  seseorang yang tidak hanya terampil hard skill sajanamun juga aspek soft skillnya. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.
Soft skill merupakan bentuk pendidikan yang diperlukan dalam dunia pendidikan saat ini. Pengajar seharusnya memberikan pembelajaran soft skill pada proses pendidikannya.
Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Secara umum soft skill bisa dikategorikan dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)
Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.
Seorang Psikolog, David McClelland berkata bahwa faktor utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak lain dan tak bukan merupakan soft skill.
Titik lemah yang umum dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang tetap dan melekat pada diri seseorang terus menerus. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja dan pribadi seseorang. Satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain. (Sumber utama Karir.com)




Tidak ada komentar: