Jumat, 21 Agustus 2015

Ketika Sujud Itu.......



Ketika Sujud Itu.......
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, Gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Otak mendapatkan pasokan darah oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Sujud yang tumakninah dan kontinue dapat memacu kecerdasan. Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
Diantara gerakan shalat, yang mungkin dinilai ada kekhususan adalah ruku dan sujud. (ruku kita berdiri membentuk sudut 90 derajat/membungkukkan badan). Beberapa orang menafsirkan posisi shalat sebagai huruf-huruf arab (hijaiyah). Misal: berdiri tegak adalah huruf alif=ini adalah sifat api, sebab api selalu tegak (dalam tubuh manusia ada api); ruku adalah huruf dal=ini adalah sifat udara (yang selalu mengisi tempat) (dalam tubuh manusia ada udara), Sujud=syin (adalah air, air selalu menuju tempat yang rendah).
Manusia melakukan sujud dalam dua bentuk, yaitu sujud fizikal seperti ketika bersholat dan sujud spiritual berbentuk ketaatan kepada perintah Allah s.w.t. dan menjauhi larangannya. Ulama mengatakan sujud ketika sholat adalah waktu manusia paling hampir  dengan Allah s.w.t atau berkomunikasi dengan ekstase tersendiri dengan Allah S.W.T.. dan mereka bersujud lebih lama mampu meingkatkan daya magis kita pada Allah.
Dari segi psikologi, sujud membuatkan kita merasa rendah diri dihadapan Yang Maha Pencipta sekaligus mengikis sifat sombong, riak, takbur dan sebagainya. Sujud mampu mengalirkan air mata tanda ketidakmampuan dan kepasrahan pada Yang Kuasa.
Jadi jelaslah... pengabdian yang paling tepat kepada Maha Raja Manusia (Tuhan) itu..adalah dengan cara sujud menundukkan kepala...Allah Maha Tahu atas segala yang telah digariskan dibumi ini. Kebersujudan dan ucapan  memujaNya menjadikan manusia bagaikan pasir yang tidak ada upaya untuk bergerak lebih jauh, kecuali atas kehendakNya. Sujud memang merupakan suatu ketundukan absolut pada Yang Kuasa, sehingga sujud hanya untuk Sang Penguasa Alam Raya.
Kerendahan hati Hamba...harus dibuktikan dengan “realita dan perwujudan fisik dan ucapan. Tidak hanya ucapan atau saja.... Apakah ada yang lebih nyata...dan sangat merendahkan diri selain bentuk sujud itu..... dalam proses penyembahan dan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Pencipta Alam Raya.
Manusia yang sombong, kaya, pintar, angkuh, raja di raja... HARUS sujud menyembah-Nya... tidak melaksananakan sujud bisa diartikan tinggi hati, sombong bisa diartikan memiliki kesejajaran dengan Iblis.  Iblis sebenarnya iblispun bersujud pada Tuhan, jikalau manusia tidak bersujud pada Tuhan? Suatu pertanyaan dialektika mungkin.
Manusia yang enggan melakukan sujud, merupakan manusia angkuh dan sombong atau tidak mau sholat identik dengan Iblis, meskipun itu belum bisa dipersamakan secara hakiki. Sujudlah kita, karena sujud adalah kepasrahan dan ketakutan serta penlukan diri kepada Dzat yang Utama.








Tidak ada komentar: