Sosok Raden Abdul Kadir Widjojoatmojo
Raden Abdulkadir
Widjojoatmodjo (lahir di Salatiga, 18 Desember 1904) adalah seorang
Belanda-Indonesia dari Jawa, beliau adalah seorang tentara dan diplomat.
Abdul Kadir menghadiri sekolah Belanda dan mengikuti
pelatihan Indologis di Universitas Leiden. Christiaan
Snouck Hurgronje
merekomendasikan Abdul Kadir kepada Dewan Homegrownuntuk bekerja sebagai
administrator. Pada tahun 1919 Abdul Kadir menjadi sekretaris kedutaan besar
Belanda di Jeddah di Kerajaan Arab Saudi sejak 1916. Abdul Kadir menjadi wakil
konsul di Mekkah dan wakil Belanda tertinggi pada tahun 1932. Tepat
sebelum pecahnya Perang Dunia II, Abdul Kadir menjadi pegawai senior di New Guinea.
Maret 1944, Abdul Kadir menjadi seorang konsultan
dalam pelayanan umum Letnan Gubernur Jenderal Hubertus van Mook. Abdul
Kadir berperan dalam pemulihan otoritas di India timur. Abdul Kadir diangkat
penduduk (sebagai kolonel dalam KNIL) dari Maluku. Abdul Kadir berperan aktif
dalam persiapan untuk perubahan konstitusi dan dibentuk pada tahun 1946 di
Indonesia Serikat Sekretaris Negara untuk urusan umum. Akhir 1947, Abdul Kadir
ditunjuk Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Abdul Kadir menjadi utusan delegasi Belanda yang dipimpin oleh PBB menegosiasikan kemerdekaan Indonesia. Abdulkadir Widjojoatmodjo lah salah satu yang memprakarsai pendirian Negara Pasundan. Dalam perundingan Renville, Abdulkadir merupakan salah satu utusan delegasi dari pihak Belanda. Dari pihak belanda, diwakili oleh Abdulkadir Widjojoatmojo, jhr. Van Vredeburgh, Dr. Soumoukil, Pangeran Kartanegara, dan Zulkarnain. Abdulkadir yang menandatangani perjanjian ini.
Abdul Kadir menjadi utusan delegasi Belanda yang dipimpin oleh PBB menegosiasikan kemerdekaan Indonesia. Abdulkadir Widjojoatmodjo lah salah satu yang memprakarsai pendirian Negara Pasundan. Dalam perundingan Renville, Abdulkadir merupakan salah satu utusan delegasi dari pihak Belanda. Dari pihak belanda, diwakili oleh Abdulkadir Widjojoatmojo, jhr. Van Vredeburgh, Dr. Soumoukil, Pangeran Kartanegara, dan Zulkarnain. Abdulkadir yang menandatangani perjanjian ini.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Abdul Kadir tinggal di Indonesia.
Pada tahun 1951, Abdul Kadir pindah ke negeri Belanda. Abdul Kadir meninggal
pada tahun 1992 di Den Haag pada usia kurang lebih 88 tahun dan kemudian
dimakamkan di makam keluarga di Karanganyar. Abdul Kadir Widjojoatmodjo
mendapatkan Knight di Orde Singa Belanda dan Orde Gajah Putih dari Kerajaan
Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar