Pasar Bawah :
Geliat Kemurnian Warga Melayu
Terasa kurang
apabila berkunjung ke Pekanbaru namun tidak mampir ke Pasar Bawah Pekanbaru. Pelancong
menjadikan pasar bawah sebagai salah satu destinasi yang harus dikunjungi jika “dolan-dolan”
ke Pekanbaru. Pasar Bawah Pekanbaru adalah pasar tertua di Pekanbaru dengan
posisi persis di tepi sungai Siak dan Pelabuhan.
Istilah pasar bawah sepertinya hanya menunjukkan
tempat dimana terdapat pusat atau pasar keramaian yang berada di tanah sebelah
bawah suatu wilayah di Pekanbaru. Semenjak pasar bawah menempati gedung yang
diresmikan pada tahun 2006, pasar ini mendapat julukan baru “ PUSAT WISATA
BELANJA PEKANBARU ”. Komplek perniagaan yang popular dengan nama Pasar barun
merupakan pusat kegiatan ekonomi yang usianya mencapai ratusan tahun. Kawasan
ini memang berada di daerah yang lebih rendah dan dekat dengan sungai besar
Siak di Pekanbaru.
Posisi Pasar Bawah terletak di sebelah utara Pekanbaru. Apabila kita menyusur jalan, jika kita mengikuti
Jalan Jendral Sudirman, kemudian, kita berbelok kearah Jalan Ahmad Yani, Ujung
dari Jalan Ahmad Yani adalah letak dari Pasar Bawah. Bangunan dari pasar ini
menggunakan arsitektur Melayu dengan ukiran ukiran yang menarik pada bagian
tangga dari gedung ini. Pasar Bawah merupakan salah satu surga belanja di
Pekanbaru. Ke empat lantai yang ada pada pasar ini menawarkan berbagai variasi
buah tangan.Pasar ini menjajakan barang-barang peralatan tubuh, aksesories rumah tangga dari
dalam dan luar negeri, seperti keramik, karpet, lampu-lampu antik dan
elektronik. Pasar ini juga menyediakan barang-barang bekas. Pasar Bawah mendapat
penghargaan sebagai pasar tradisional terbersih untuk kategori kota besar pada
tahun 2007.
Di Pasar
Wisata Pasar Bawah dijual barang-barang yang keren dan bisa dijadikan buah
tangan atau oleh-oleh. Di lantai dasar ada berbagai makanan khas Riau yang bisa
dijadikan oleh-oleh atau cemilan. Sebut saja, lempuk durian, keripik nenas,
keripik nangka, salai ikan patin, dodol durian, kue bangkit, kacang pukul, dan
masih banyak lagi. Harganya cukup murah. Rata-rata dibanderol mulai dari Rp 17
ribu hingga Rp 35 ribu. Di lantai dasar, kita juga bisa membeli berbagai
cinderamata dan souvenir asli Riau. Ada t-shirt atau kaos, gantungan kunci,
miniatur perahu Lancang Kuning, kue khas Riau dan berbagai souvenir. Dilantai
ini terdapat kios kios yang menjual ikan salai dan ikan teri dari Kepulauan
Riau, teri ini bernama teri tanjung. Ikan salai dan teri tanjung ini merupakan
oleh oleh yang sering dibawa dari Pekanbaru. Ikan salai yang berada di lantai
dasar ini adalah ikan salai yang berasal dari Pelalawan, Kampar, dan Pekanbaru.
Ikan salai baung/ Bagrus nemurus dan ikan selais/ Cryptopterus
bicirchis adalah beberapa jenis ikan salai yang dijual di Pasar Bawah. Walaupun
berwarna gelap seperti arang, rasa dari ikan salai baung dan selais membuat terbang
ke awan. Tidak jauh dari tangga naik dari lantai dasar, terdapat kios-kios
makanan yang menjual makanan khas Melayu seperti lempuk durian Bengkalis,
kacang pukul Bagan Siapi api, dan kerupuk nenas dari Kampar. Selain itu,
terdapat juga makanan khas dari negeri Jiran, Malaysia. Karena kita satu rumpun
dan dekat dengan Malaysia dan Singapura, makanan dari negeri tetangga akan
dengan mudah dibeli pasar bawah. Jangan khawatir, makanan ini sudah berlabel
halal.
Di lantai 1,
dijual karpet, berbagai keramik, makanan impor, tas, dan barang lain yang
sejenis. Coba susuri lorong lorong yang berada di lantai satu. Lantai satu merupakan
tempat perempuan mencuci matanya. Kios kios berpintu besi bewarna hijau yang
ada di lorong ini menjual aksesoris-aksesoris untuk perempuan, salah satu
asesoris yang dijual adalah perhiasan untuk hijab, pernak pernik dengan manik
manik berkilauan banyak tersampir
dilantai ini. Tas tas bermerek dengan harga yang miring bisa didapatkan di lantai
ini, tapi bukan yang asli.
Bangunan berlantai empat berlanggam Melayu ini terletak tidak jauh dari
pelabuhan tua Pekanbaru dan Mesjid Raya Pekanbaru. Dia sudah menjadi saksi
sejarah perjalanan kota ini. Sebelum dibangun menjadi bangunan bertingkat yang
gagah, pasar bawah dahulu merupakan bangunan semi permanen yang terbuat dari
kayu. Lorong lorong sempit pada bangunan semi permanen ini menjadi tempat para
pedagang berteriak “Cari apo daa, buliah di caliak”, para pedagang yang
menempati kios di sepanjang lorong sempit ini akan mencoba melakukan interaksi
dengan logat Sumatera Barat.
Di sini, Anda harus pandai-pandai menawar untuk
mendapat harga murah. Karena sistem tawar menawar masih berlaku dipasar ini,
namanya juga pasar bawah....
POTRETNEWS.com
Tripriau.com www.potretnews.com
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar