Pulau Timor
Alam
kabupaten ini panas dan kering-dengan suhu maksimum 35,2(bulan Oktober) dan
minimum 18 derajat Celcius (bulan Juli) -disertai musim kemarau yang lebih
panjang dari musim hujan. Di balik udara yang kering dan panas itu, Bumi yang
dihuni keturunan Ina Pakawurungu-Ama Pakawurungu yang artinya Ibu dan Bapak
Semesta ini dikaruniai hamparan padang sabana yang luas, puluhan jenis rumput
berkualitas, dan 88 sungai serta mata air yang tak kering di musim kemarau.
Mata pencaharaian utama penduduk ialah beternak, bercocok tanam subsisten
hanyalah didaerah yang tergolong subur atau untuk memenuhi kebutuhan sendiri
saja.
Timor telah ada
sebelum masa kedatangan Portugis. Berdasarkan penelitian bahasa, kata Cupa dari
Bahasa Spanyol atau merupakan bahasa Inggris kuno, Cupa, Atau Cuppe yang
artinya Kendi berukir indah. Pada masa penguasaan Portugis maupun Belanda,
Kupan ditulis dan diucapkan dalam lima versi yaitu Cupao, Coupan, Cupam, Kopan,
dan Koepang.
Pulau Timor Sudah Dikenal Sejak
Abad Ketujuh, Kayu Cendana yang ada di Pulau Timor dikenal berkualitas baik.
Dalam sebuah dokumen Cina yang ditulis oleh Chau Ju Kua, mencatatkan, pada masa
itu pulau Timor disebut dengan Tiwu, sebuah daerah yang terkenal dengan kayu
cendana. Di zaman Kerajaan Hindu-Jawa, Kerajaan Kediri melakukan hubungan
dagang atau barter dengan raja-raja di wilayah Timor, atau raja-raja taklukan
di Pulau Timor membayar upeti kayu cendana kepada Raja di Kediri. Dalam buku
Negarakertagama, wilayah Timor Kepulauan termasuk dalam wilayah kekuasaan
Majapahit.
Sebuah catatan Cina yang ditulis
Hsing-Cha Shenglan, menyebutkan di Kih-Ri Timun (diyakini Pulau Timor) waktu itu
terdapat dua belas tempat penampungan Kayu Cendana, (Twelve Ports Ormercantile
Establisment), dua belas pelabuhan/kelompok kegiatan perdagangan masing-masing dibawah
pengawasan seorang pemimpin. Pelabuhan tersebut Adalah: Kupang, Naikliu,
Oekusi, Atapupu, Betun, Boking, Kolbano, Bitan, Elo Abi, Bijeli, Oepoli, dan
Nefokoko. Dari keduabelas tempat inilah pedagang Cina dan Jawa mengangkut kayu
Cendana ke Kediri, Sumatra (Sriwijaya), Jazirah Melayu (Malaka), dan wilayah asia
lainnya. Sistem perdagangan ketika itu masih sistem barter, barang substitusi
seperti tembikar, manik, sutera, barang-barang atau peralatan besi yakni sejenis
kapak, parang, pisau dan sebagainya.
Ketika Portugis berhasil merebut
Goa, sebuah wilayah di pantai barat India tengah, Pada Tahun 1511 berhasil merebut
Malaka saat itu pusat perdagangan Asia Tenggara, Portugis melakukan ekspansi ke
Maluku (rempah-rempah) dan Solor/Flores (kayu cendana). Armada Ferdinand
Magellan (dua kapal) singgah di Alor dan Timor (Kupang). Salah satu kapal karam
dan hancur. Salah satu jangkar raksasa kapal hingga kini masih ada di Pantai
Rote. Satu kapal lainnya lolos dari ombak dalam perjalanan ke Sabu, ke Tanjung
Harapan dan ke Spanyol. Kapal tersebut dikenal dengan nama Kapal Victory.
Sesudah Tahun 1900, kerajaan di NTT
(Nusa Tenggara Timur) umumnya berubah menjadi swapraja. Swapraja tersebut,
10 di Pulau Timor ( Kupang, Amarasi, Fatuleu, Amfoang, Molo, Amanuban,
Amanatun, Mio Mafo, Biboki, dan Insana) satu di Pulau Rote, Satu Di Pulau Sabu,
15 Di Pulau Sumba ( Kanatang, Lewa-Kanbera, Takundung, Melolo, Rendi Mangili,
Wei Jelu, Masukaren, Laura, Waijewa, Kodi-Laula, Memboro, Umbu Ratunggay, Ana
Kalang, Wanokaka, dan Lambaja), sembilan di Pulau Flores (Ende, Lio, Larantuka,
Adonara, Sikka, Angada, Riung, Nage Keo, dan Manggarai), tujuh di Pulau
Alor-Pantar (Alor, Baranusa, Pantar, Matahari Naik, Kolana, Batu Lolang, dan
Purema). Swapraja terbagi menjadi bagian yang lebih kecil. Wilayah tersebut disebut
Kafetoran yang dipimpin seorang Fetor. Nusa Tenggara Timur waktu itu wilayah hukum
Karesidenan Timor dan daerah takluknya. Karesidenan Timor dan daerah bagian barat
(Timor Indonesia waktu itu, Flores, Sumba, Sumbawa serta pulau-pulau kecil sekitarnya
seperti Rote, Sabu, Alor, Pantar, Lomblen, Adonara, dan Solor).
Pada tahun 1950 dihapusnya Dewan
Raja-Raja. Bulan Mei 1951 Menteri Dalam Negeri NIT Mengangkat Y.S. Amalo menjadi
Kepala Daerah Timor Dan Kepulauannya menggantikan H.A.Koroh. Pemerintah membagi
Daerah Propinsi Nusa Tenggara dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintahan RIS
No. 21 Tahun 1950, (Lembaran Negara RIS Tahun 1950 No.59). Berdasarkan Undang-Undang No.64/1958 Propinsi Nusa Tenggara menjadi
Daerah Swa Tantra Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan NTT (Nusa
Tenggara Timur). Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur meliputi daerah Flores,
Sumba dan Timor.
Timor, ternyata menyimpan
sejarah yang panjang. Kekayaan alam Timor sudah jauh melebihi ketenaran Hindia
Belanda dengan hasil alamnya. Portugis dan Belanda pun rela berbagi daerah
karena begitu menggiurkannya Timor masa itu. Indonesia sudah seharusnya
mengembalikan ketenaran dan kekuatan Timor menjadi cantik seperti dulu.
\Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar