Selasa, 01 September 2015

Film Drop Out



Film Drop Out
Drop out adalah istilah untuk orang atau siswa yang dikeluarkan dari sekolah atau kampus mereka. Drop out sama dengan dikeluarkan dari tempat belajar, begitulah kira-kira artinya. Punjabi mencoba membuat film dengan judul Drop Out dengan setting perkuliahan diJakarta yang penuh dengan godaan dan hura-hura. Bidikan khas sinetron ala Punjabi kental didalam film ini.
Drop Out Sudah diputar dibiokop pada kuartal tahun 2007 akhir. Film ini berkisah tentang seorang mahasiswa yang hampir dikenakan DO (drop out) karena sudah tujuh tahun kuliah tidak kelar-kelar. Sederhana (banget) baik dari segi cerita, setting, dialog, dan scene.
Posisi pengambilan terfokus pada musium arsip dan kawasan kota. Entah kenapa, mungkin untuk lebih mudah proses pengambilan gambar dan minimalisasi biaya. Film yang memunculkan Titi Kamal, dr. Boyke, Dona harun, Sarah Sechan dan bintang tenar lain ini memang mendasarkan kekuatannya film pada artis-artis film yang lumayan banyak (jor-joran). Dalam film ini kita akn menemui bentuk shoot-shoot yang Bolliwood (banget). Dari scene perkenalan Lea (Titi Kamal) sampai pada permintaan maaf Lea pada Jamie.
Cerita ini sebenarnya berlatar pada seorang mahasiswa psikologi bernama Jami yang jago tentang masalah seks namun tersendat dalam perkuliahan sampai menginjak tahun ke tujuh  masa kuliahnya. Nah....,sang Doktor Mardjoko (digambarkan memiliki masalah seksual dengan istrinya) mengancam akan menDo Jami apabila Jami tidak lulus kuliah.
Mayoritas pengambilan gambar dilakukan di musium Arsip , daerah Kota. Entah kenapa Musium tersebut dijadikan tempat untuk mayoritas pengambilan gambar. Tempat tersebut memang indah, tapi masalahnya pengambilan gambar yang dilakukan oleh pihak kru tidak menggambarkan tempat perkuliahan. Terlalu sepi, atau mungkin karena tempat tersebut terlalu luas untuk para figuran? Entahlah.
Film ini benar-benar keluar dari realitas norma. Legalisasi terhadap hamil dan fantasi liar digambarkan dengan (tidak ) cantik. Alasan adik Lea ketika memberitahu kakaknya tentang hamil sebelum nikah, sangat tidak masuk akal. Cerita vulgar di perpustakaan dengan suara keras dan aksi ”horney” Lea mengganggu ”kewajaran” kisah hidup. Ini, Jakarta bung, okelah apabila dalam kostan ada tidur bersama... hal tersebut masih dapat diterima (hal normal yang nggak wajar sebenarnya). Karakter Sarah Sechan dalam film ini jelas tergambar dibuat kegenit-genitan, tidak natural. Karena dengan kegenitannya dan tempat kost yang menampung residivis, harusnya ibu kost tersebut sudah diperkosa dan menjadi tante girang, secara ibu kostnya cantik.
Rasionalnya mata kuliah dasar-dasar psikologi harusnya sudah lulus, dari dulu, kok sampai tahun ke tujuh masih mengulang? Pertanyaan ini muncul ketika Jami harus masuk kelas itu dan bertemu Lea sebagai dosennya.
Nah, yang membuat lucu lagi adalah kisah klimak dan antiklimaks dari film ini. Enggak banget.Terkesan klimaks dan langsung antiklimaks dengan happy ending yang tidak jelas. Yang bodoh jadi pinter, terus dosennya jadi pasangannya. Happy life lah mereka.
Entah apa yang diinginkan oleh Punjabi ketika meluncurkan film ini. Pangsa anak muda yang gak jelas di Indonesia mungkin yang akan dibidik. Memainkan pemain lumayan berkelas dengan mengesampingkan tema, pendalaman materi, dan pesan yang disampaikan membuat film ini tidak layak untuk ditonton dan dikoleksi. Ketika selesai menonton film ini, saya Cuma bilang, so what? 5 menit saya sudah bisa menebak arah film ini.

Tidak ada komentar: