Jumat, 04 September 2015

Rencana Itu Terus Berjalan



Rencana Itu Terus Berjalan
Bulan Ramadhan, tahun 92 H, pasukan Muslim mendarat di Gunung Tariq, dan disambut oleh pasukan Gothic Spanyol. Setelah tiga hari berperang, masih berpuasa Ramadhan, posisi pasukan Muslim mulai melemah. Malam harinya, panglima perang Tariq bin Ziyad memberi perintah untuk membakar armada kapalnya. [Ada perbedaan pendapat di kalangan sejarawan Muslim tentang peristiwa ini. Al Mubarakfuri misalnya, berpendapat peristiwa pembakaran kapal ini benar terjadi.] Dengan latar belakang kapal di tepi lautan terbakar, beliau membakar semangat pasukannya dengan kata-katanya yang terkenal, “Di depanmu musuh menunggu, di belakangmu laut membentang. Tidak akan ada lagi yang menolongmu, kecuali kepahlawanan darimu dan bantuan dari Allah”. [Mann, J.H. A History of Gibraltar and Its Sieges. London: Provost, 1870.] Tariq tahu apa yang dia lakukan ini tidak saja akan dilihat oleh pasukannya, tetapi juga oleh pasukan lawan. Dan yang lebih penting lagi, efeknyapun akan dirasakan dan diperhitungkan oleh kedua pasukan tersebut.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dirugikan (Al Anfal: 60). Subhanallah, semangat Jihad fi sabilillah tetap mengalir membanjiri qolbu ini.
Allah menekankan bahwa  perencanaan dan musyawarah merupakan salah satu bentuk persiapan terhadap diri perencanaan dengan karunia kekuatan Allah. “Mereka berencana, dan Allah berencana. Dan Allah adalah sebaik-baik Perencana.'’ Perencanaan dan pertimbangan pendapat merupakan jalan ikhtiar bagi manusia dalam bertindak apakah sebagai individu ataupun ebagai kelompok. Rasulullah melakukan perencanaan dengan musyawarah dalam berbagai hal seputar kehidupan beliau.
Perencanaan tanpa istiqomah terhadap hasil perencanaan tidak akan berhasil, seperti ditunjukkan Allah pada perang Uhud. Perencanaan yang bagus tanpa disertai dengan usaha yang keras akan tidak berarti. Strategi yang sempurna tidak ada artinya tanpa pelaksanaan yang baik. Ustadz Hasan Al Banna mengatakan, ada dua hal yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan: struktur dan ketaatan. Struktur mendefinisikan tujuan dan memberikan wadah bagi strategi yang akan dijalankan. Ketaatan setiap pelaksana pada struktur menjamin bahwa persiapan dan perencanaan yang ada dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Setiap prajurit yang bertempur di barisan paling depan berada di daerah yang paling rawan dan paling beresiko terhadap diri..Kunci terhadap kekuatan pelaksanaan perencanaan adalah kekuatan diri dan istiqomah terhadap rencana dengan terus menggempur. Kekuatan garis depan menjadi penguat diri untuk terus berjalan sesuai dengan alur yang diinginkan.
Ingatlah ketika Umar menemui Rasulullah duduk di atas tikar, hanya berpakaian sehelai kain, dengan bekas-bekas tikar di badannya. Di sekeliling Rasulullah hanya ada sedikit gandum, dan daun penyamak kulit. Melihat itu Umar menangis dan ketika Rasulullah bertanya kenapa, Umar menjawab,
Bagaimana aku tidak menangis, melihatmu ya Rasulullah, sementara Kisra Persia dan Kaisar Romawi dikelilingi oleh buah-buahan dan sungai-sungai. Engkau adalah Nabi Allah dan pilihan Nya, tetapi hanya inikah kekayaanmu?












Tidak ada komentar: